Bab. 17

620 95 20
                                    

🅿🅰🆂🆂🅸🅾🅽🅰🆃🅴 🅽🅸🅶🅷🆃

Hai hai
Balik lagi..
🤗🤗🤗

Seperti biasa sebelum baca jangan lupa tinggalkan jejak

Voment jangan lupa

Gak usah lama lama
Langsung aja
Yuk baca
*
*
*

HAPPY READING
🥰🥰🥰

"Gulf, tunggu!" panggil Mew pada Gulf yang telah pergi.

"Udahlah Phi, biarin aja dia pergi. Katanya Phi mau ketemu Tante." kata Zom sambil memegang lengan Mew untuk mencegahnya pergi.

"Tak usah ikut campur! Semua ini gara-gara kamu. Minggir!" dorong Mew pada Zom yang berusaha menghalanginya untuk mengejar Gulf.

Brukkk...
Wanita itu tersungkur di atas lantai dengan pandangan yang ia buat seolah tersakiti. "Phi.." ucap Zom lemah sambil terisak.

Hikksss... Hiksss...

"Mew! Apa yang kamu lakukan sama Zom? Kenapa dia menangis seperti itu?" tanya sang Mama yang baru tiba setelah mendengar keributan di ruang tamu. Ia kemudian memeluk Zom yang kini masih terisak.

"Tanyakan padanya apa yang telah ia lakukan! Aku tak ada hubungannya dengan wanita itu." jawab Mew sarkas.

"Mew! Dia ini tunangan kamu! Jangan kasar padanya!"

"Tunangan Mama bilang? Siapa bilang dia tunangan aku, Ma? Dia hanya wanita yang Mama pilih untuk menjadi menantu Mama. Tapi apa Mama pernah bertanya padaku apa aku menginginkannya atau tidak?"

"Diam! Mama melakukan ini juga demi kebaikan kamu." teriak Mama marah

"Bukan demi kebaikan aku, Ma. Tapi demi bisnis Mama dan Papa." teriak Mew tak kalah sengit.

Plakkkkkk...
"Lancang kamu! Beraninya kamu berbicara seperti itu pada Mama kamu!" ucap sang Papa yang baru saja tiba disana setelah mendengar Mew dan Mamanya bersitegang.

"Pa!" kata Mew terkejut sambil memegang pipinya yang di tampar.

"Dasar anak tak tau diri. Berani kamu membentak Mama kamu, Hah?"

"Pa, bukan maksud Mew membantah Mama. Hanya saja,"

"Hanya apa? Buktinya kamu membentak Mama kamu."

"Pa...!"

"Apa?"

"Ah, sudahlah..." kata Mew malas. Ia lalu menyambar jas yang sempat ia lepas di atas sofa lalu pergi meninggalkan kediaman itu.

"Mew! Mau kemana kamu! Kembali kemari!" teriak sang Papa memanggil.

Tanpa ingin menoleh ataupun kembali, Mew tetap meninggalkan rumah itu.

Dengan mobil putih kesayangannya, pria itupun pergi membelah jalanan kota menuju apartemen sang kekasih yang tadi sempat salah paham padanya.

Tinnnn... Tinnnn...
Dengan tak sabar, Mew membunyikan klakson mobilnya ditengah kemacetan jalan malam itu.

 Dengan tak sabar, Mew membunyikan klakson mobilnya ditengah kemacetan jalan malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Passionate NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang