Bab. 16

658 70 7
                                    

🅿🅰🆂🆂🅸🅾🅽🅰🆃🅴 🅽🅸🅶🅷🆃

Hai hai
Balik lagi..
🤗🤗🤗

Seperti biasa sebelum baca jangan lupa tinggalkan jejak

Voment jangan lupa

Gak usah lama lama
Langsung aja
Yuk baca
*
*
*

HAPPY READING
🥰🥰🥰




"Martha! Tolong panggilkan Gulf ke ruangan saya. Sekarang!"

"Baik, Tuan." ucap Martha lalu menutup panggilannya dan memulai panggilan lain untuk menghubungi Gulf.

Lima menit kemudian.

Tok tok tok...

"Masuk!" ucap seseorang dari dalam ruangan.

"Maaf, anda memanggil saya, Tuan?" tanya Gulf begitu masuk ke dalam ruangan itu. Ia datang ke sana setelah dipanggil oleh Martha.

"Kemarilah!" titah Mew.

"Baiklah..." ucap Gulf seraya maju untuk duduk di kursi depan Mew. Namun belum juga ia duduk, Mew justru menarik Gulf mendekat padanya. Alhasil tubuh bongsor Gulf mendarat tepat di atas paha Mew. "Phi..?" pekik Gulf terkejut.

"Apa?" tanya Mew tanpa rasa bersalah.

"Kau ini. Gimana kalau ada yang lihat?"

"Tenanglah Baby, gak akan ada yang berani masuk kemari. Jadi, tak usah khawatir." ucap Mew sambil menyembunyikan wajahnya diperpotongan leher Gulf.

"Kebiasaan deh!" umpat Gulf tersenyum.

"Biarin, wlee... Namanya juga kangen." kata Mew semakin menyembunyikan wajahnya diperpotongan leher kekasih yang sebulan lalu ia pacari itu.

"Huh, dasar..." Gulf berdecih tersenyum. "Jadi, ada apa Phi memanggilku kemari?" lanjut Gulf bertanya.

"Gak ada apa-apa. Cuma kangen." kata Mew manja.

"Ku kira ada hal penting. Sampai-sampai aku meninggalkan berkas yang sedang ku kerjakan."

Mew menjauhkan wajahnya dari sang kekasih. Ia lalu cemberut dan memalingkan wajahnya. "Huhh..."

"Ada apa sih, Phi? Kenapa malah merajuk?"

"Huhh..." rajuk Mew.

"Dasar, bayi." Gulf berdecak. "Uluuuu.. Uluuu... Jangan ngambek, na..." bujuk Gulf. "Memangnya Phi mau apa?"

"Phi mau kamu terima tawaran Phi, semalam." kata Armew.

"Phi, berapa kali ku bilang. Aku gak bisa."

"Kenapa? Jangan bilang kalau kamu hanya takut ketahuan yang lainnya."

"Memang itu alasanku."

"Memang kenapa kalau yang lain tahu?"

"Aku gak mau dicap sebagai pemagang yang mendekati Bossnya untuk mendapatkan nilai yang bagus."

"Memangnya siapa yang berani berpikiran seperti itu? Akan aku pecat mereka semua!"

"Sudahlah, Phi. Lagi pula selama ini juga kita baik-baik aja kan?"

"Iya, tapi kalau Phi pengen ketemu kamu, Phi harus selalu sembunyi-sembunyi seperti ini."

"Bukankah ini malahan jadi, menyenangkan? Ada rasa tegang dan berdebar yang kita rasakan karena takut ketahuan." kata Gulf menaik turunkan alisnya sambil tersenyum.

Passionate NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang