Bab 14 : Menerima?

9 5 0
                                    

🌼🌼🌼🌼🌼
Selamat membaca
🌼🌼🌼🌼🌼

............

Saat ini Enzi sedang menunggu Kenzi di halte sekolah, tadi Enzi sudah menelepon Kenzi dan Kenzi berkata bahwa dia akan segera turun dan pulang bersama, dan saat Enzi sedang duduk tiba tiba ada orang memanggilnya.

"Enzi!"

"Kak Kaivan?"

Enzi menatap heran kearah Kaivan yang sedang berdiri didepannya dengan nafas ngos-ngosan karena berlari.

"Lo kenapa kak?" tanya Enzi heran

"Lo pulang sama siapa?"

"Gue pulang sama bang Kenzi, emangnya kenapa kak?"

"Rencananya gue mau ajak lo pulang bareng, tapi karena lo pulang sama bang Kenzi ya udah enggak jadi deh." Dan Enzi hanya mengangguk dan membentuk mulut seperti huruf O tanda mengerti.

" Nanti sore lo ada acara enggak?" tanya Kaivan

"Enggak sih kak."

"Nanti sore ke rumah pohon lagi ayo."

"Boleh," jawab Enzi

"Ya sudah gue duluan ya." Enzi pun hanya mengangguk dan melambaikan tangannya kearah Kaivan, dan tidak lama kemudian Kenzi keluar dari sekolah dan menuju kearah Enzi untuk mengajaknya pulang.

"Pulang sekarang dek."

"Iya bang."

Mereka berdua pun pulang kerumah dan sore harinya Enzi sedang turun dari tangga karena dia akan berangkat dengan Kaivan yang sudah berada di depan rumahnya.

"Bi…," panggil Enzi

"Iya non, ada apa?"

"Enzi keluar bentar ya, kalau bunda tanya bilang aja Enzi lagi main sama kak Kaivan."

"Iya non, siap."

"Kalau begitu Enzi pergi dulu ya bi, assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Enzi pun keluar dari rumah Nya dan dapat dia lihat Kaivan sedang menunggu nya didepan gerbang rumah Nya

"Ayo kak kita berangkat sekarang."

"Ayo." Kaivan langsung memberikan helm buat Enzi bahkan membantu Enzi memakainya dan itu membuat Enzi salah tingkah.

"M-makasih kak." Kaivan mengangguk

Mereka pun berangkat dan mereka juga tidak lupa untuk membeli makanan dan cemilan untuk dimakan di rumah pohon, sesampainya disana Enzi langsung menata makanan didalam rumah pohon tersebut dan dia langsung duduk menghadap ke danau Yanga sangat indah itu.

 "Enzi." Panggil Kaivan sambil menepuk pundak Enzi dan duduk disampingnya

"Iya kak."

"Gue mau tanya sesuatu boleh?" tanya Kaivan memastikan

"Iya boleh, mau tanya apa kak?"

"Pertanyaan gue masih sama, lo mau enggak jadi pacar gue?" Setelah mendengar pertanyaan itu Enzi terdiam dan Kaivan yang melihat itupun hanya tersenyum

"Enggak papa kalau lo belum bisa jawab, gue akan tunggu lo sampai bisa jawab, gue enggak akan memaksa lo buat menerima gue buat ngisi hati lo," ujar Kaivan, tapi jawaban dari Enzi membuatnya terkejut.

"Gue mau jadi pacar lo kak."

"L-lo ngomong apa tadi?" ujar Kaivan memastikan pendengarannya

"Gue mau jadi pacar lo kak," ujar Enzi dengan suara sedikit keras

"Lo enggak salah jawab kan?" Dan Enzi hanya menggeleng karena sudah beberapa hari ini dia memikirkan pertanyaan Kaivan dan dia sudah memantapkan hatinya untuk menerima Kaivan dan berusaha mengobati hatinya yang sedang terluka.

"Gue sudah pikir matang matang tentang pertanyaan lo waktu itu dan gue rasa enggak salahnya untuk membuka hati gue, mungkin dengan cara ini gue bisa mengobati hati gue yang terluka," ujar Enzi dengan tersenyum ke arah Kaivan.

" Makasih Karena sudah mau jadi pacar gue," ujar Kaivan sambil memegang tangan Enzi dan Enzi mengangguk dan berkata

"Jangan kecewakan gue kak, apabila suatu hari Lo kecewain gue, jangan harap ada kata maaf buat lo kak." Kaivan pun mengangguk dengan mantap

"Lo bisa pegang kata kata gue, gue enggak akan mengecewakan lo."

"Gue akan pegang kata kata lo kak."

"Akhirnya gue berhasil."

............

🌼🌼🌼🌼🌼
Terimakasih...
🌼🌼🌼🌼🌼

KENANGAN & TRAUMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang