Bab 4: Awal Pertemuan

13 5 0
                                    

🌼🌼🌼🌼🌼
Selamat membaca
🌼🌼🌼🌼🌼

............

Fajar di tarik turun di bawah pelupuk sang langit yang menghembuskan angin dingin. Dan bulan beranjak naik diantara kegelapan yang datang untuk memberikan kebahagiaan walaupun dengan cara sederhana.

Saat ini Enzi berada di jendela kamarnya, dia sedang melihat bintang yang sangat indah pada malam hari ini yang membuat hatinya senang tidak karuan. Pada malam ini hanya langit hanya dihiasi oleh bintang bintang kecil dan bulan purnama yang menambahkan kecantikan langit pada malam ini.

Sibuk melihat langit,Enzi dikejutkan dengan suara Abangnya

"Dek…," panggil Kenzi

"Eh, Abang kapan masuknya?" tanya Enzi karena dia tidak mendengarkan suara pintu dibuka

"Dari tadi, Abang ketuk ketuk pintu kamunya enggak dengar ya udah Abang masuk aja." Enzi hanya mengangguk mendengarkan penjelasan dari Abangnya seperti dia sibuk melamun makanya dia tidak mendengar Abangnya mengetuk pintu

"Kamu masih galauin si Zean tu?"

"Enggak mana ada, Enzi nggak galau, Enzi tadi cuma liat bintang sambil melamun doang, nggak sudi Enzi harus galauin cowok kayak dia," bantah Enzi

Sudah sejak dua bulan lalu Enzi sudah tidak lagi berpacaran dengan Zean, keluarganya sudah mengetahuinya. Kenzi yang mengetahui adiknya diselingkuhi pun sangat marah, Kenzi bahkan memukul Zean dengan membabi buta saat di kantin dua bulan lalu yang membuat dirinya syok, soalnya Enzi tidak pernah melihat Abangnya marah, baru kali ini dia melihat Abangnya marah begitu besar.

"Oh ya, Abang ngapain kesini?" tanya Enzi dan Kenzi menepuk keningnya sendiri

"Abang lupa, kamu disuruh turun sama bunda buat makan malam."

"Bunda sudah pulang dari butik bang?"

"Udah, itu bunda dibawah lagi siapin makanan buat kita,turun sekarang ayo biar bunda nggak nunggu lama di meja makan," ajak Kenzi

"Ayo." setelah menutup jendela dan gorden Enzi langsung mengikuti abangnya untuk turun kebawah.

Dibawah Aira sedang menyiapkan makanan untuk putra putrinya, hingga suara langkah kaki mengalihkan pandangannya

"Kalian duduk dulu, bunda mau ambil ikan goreng dulu di dapur," ucap Aira dan mereka hanya mengangguk saja.

Setelah membawa ikan goreng tersebut ke atas meja makan, Aira menyuruh anak anaknya untuk segera makan dan berkumpul diruang keluarga karena ada beberapa hal yang harus dibicarakan.

Selesai makan dan mencuci piring Aira beserta anak anaknya menuju ke ruang keluarga

"Bunda mau ngomong apa?" tanya Kenzi

"Bunda mau bilang, bunda mau mempekerjakan pembantu dirumah ini supaya nanti waktu bunda pulang telat kalian enggak kemalaman makannya," ucap Aira menjelaskan kepada putra putrinya dan mereka hanya mengangguk saja mendengarkan itu lagi pula ada benarnya. Walaupun Elina, Kenzi serta Enzi bisa memasak pasti mereka akan kerepotan apabila harus masak sendiri,tapi kalau sudah ada pembantu pasti lebih mudah.

Dan pekerjaan Bundanya juga akan ringan, setelah Aira bercerai dengan Aditya, Aira sangat sering di butik untuk mencari nafkah untuk putra putrinya walaupun Aditya mengirimkan uang setiap bulannya, Aira tidak mau hanya bergantung kepada uang mantan suaminya itu.

"Kapan pembantu itu akan datang Bun?" Elina bertanya

"Katanya besok sore."

Cukup lama mereka di ruang tamu dan Aira menyuruh putra putrinya untuk segera tidur agar tidak lambat pergi ke sekolah besok.

Keesokan paginya terdengar keributan di kamar lantai dua

"Ya ampun gue telat, lagian kenapa semuanya pergi mendadak sih," gerutu Enzi sambil mengambil tasnya

Enzi menggerutu karena pagi ini semuanya tidak ada yang membangunkannya, sebenarnya ada sih tapi ya gitu Enzi nya susah dibangunkan.

Tadi malam kakak, Abang serta bundanya mengatakan bahwa Enzi harus berangkat dengan taksi pada pagi hari ini dikarenakan
Kenzi yang ada perlombaan di luar sekolah dan Elina ada kuliah pagi dan Aira harus pergi kebutik karena orang penting akan datang dan berakhirlah dia terlambat pada hari ini.

Sesampainya dia disana pintu pagar sekolah sudah ditutup

"Aduh gimana nih, masa gue enggak masuk sekolah sih, ya ada kena omelan bunda nih, gimana ya mikir Enzi mikir….," dan tiba tiba Enzi mendapatkan ide yang cemerlang

"Oh ya, pagar  belakang." Enzi langsung berlari ke pagar belakang, pagar yang biasanya dijadikan pintu bolos oleh anak anak nakal, dimana Enzi tau, Enzi mengetahuinya dari Venya yang mempunyai pacar tukang onar walaupun sekarang sudah menjadi mantan.

Sibuk menyusun benda untuk memanjat, Enzi tidak mengetahui ada orang dibelakangnya

"Gue kira anak cowok aja yang suka telat, anak cewek juga suka telat ya."

Enzi langsung memutar badannya untuk melihat siapa yang memiliki suara tersebut, Enzi terkejut melihat Kaivan,ya siapa yang tidak mengenal Kaivan.

Kaivan Alexander adalah kapten tim sepak bola yang sering membuat ulah jadi tidak heran lagi kalau dia sering terlambat ke sekolah, Kaivan saat ini menduduki kelas 2 IPS 1, Kaivan adalah kakel Enzi.

"Kak Kaivan, ngapain disini?"

"Mau sekolah lah," ujar Kaivan yang masih duduk di motor kesayangannya

"Kan ini udah telat," ucap Enzi sambil memiringkan kepalanya

"Lo juga telat bego!" sarkas Kaivan

"Eh iya juga ya…, ya ampun ini gimana masuknya aduh, bisa kena omelan bunda tujuh hari tujuh malam ini," ucap Enzi dengan panik dan Kaivan hanya menggeleng kepala melihat cewek di depannya.

"Dasar cewek aneh." Batin Kaivan

Tanpa banyak bicara lagi Kaivan langsung membungkukkan badannya di depan Enzi, Enzi yang bingung pun bertanya

"Ngapain kak?"

"Lo tolol atau apa sih, katanya mau masuk sekolah, cepetan naik sebelum guru liat." Enzi langsung melepaskan sepatunya dan menginjak punggung Kaivan

"Lo berat banget sih padahal badan lo kecil, kayaknya lo kebanyakan dosa deh," ujar Kaivan mengejek Enzi.

Enzi hanya mengerucut bibirnya mendengarkan perkataan Kaivan

"Jangan ngatain gue kak." Enzi sudah berada di sebelah pagar tersebut dan dia ingin membantu Kaivan naik juga

"Lo ngapain masih disitu cil…," heran Kaivan

"Gue mau bantu lo naik pagar ini kak."

"Nggak usah, gue nggak mau masuk sekolah udah malas gue," jawab Kaivan

"Kakak yakin?"

"Iya cil, cepetan sana lo masuk ke kelas sebelum guru liat lo."

"Ya udah gue duluan kak ya dan makasih udah nolongin gue." Setelah mengucapkan itu Enzi berlari ke arah kelasnya dan Kaivan juga berlalu dari pagar tersebut, dia ingin bolos, walaupun dia masuk tidak ada gunanya karena nanti dia pun akan tertidur di kelas, daripada menghabiskan suara guru yang akan memarahinya lebih baik dia menghabiskan uangnya untuk mengisi perutnya.

Disisi lain Enzi sudah masuk ke kelasnya dan ternyata tidak ada guru dikarenakan ada rapat, pantesan tadi dia tidak melihat guru BK berkeliaran tapi dia bersyukur dia bisa masuk ke kelas tanpa ada hukuman.

"Tumben Lo telat?" tanya Venya

"Telat bangun," jawab Enzi dan Venya hanya mengangguk saja.

............

🌼🌼🌼🌼🌼
Terimakasih...
🌼🌼🌼🌼🌼

KENANGAN & TRAUMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang