31

752 88 9
                                    


Krak!

"Ish!"

"Apa ada yang masih sakit?" kepala Kamila menggeleng. "Sudah sehat, arigatou Cibi."

Cibi-goblin yang sejak tadi memijiti Kamila. Setelah selesai dengan aksi pijitnya ia segera menyimpan minyak herbal dan membantu Kamila meluruskan kaki.

"Karna sudah selesai aku pamit dulu Kamila-sama," Kamila mengangguk dan Cibi melangkahkan pergi.

Setelah kepergian Cibi Kamila berusaha duduk namun baru saja mengangkat tubuhnya untuk naik rasanya ia ingin menyerah. Semua ototnya terasa keram dan sulit di gerakkan. Syukurnya masih bisa bersandar pada dinding goa.

Kemarin sepulang dari goa aneh itu dan di jemput Hachiman saat sudah sampai di depan goa mereka lalu di sambut dengan para Goblin Kamila mendadak pingsan dan setelah bangun seluruh tubuhnya serasa di injak gajah.

Untungnya ia memiliki seseorang goblin yang ahli pijat yaitu Cibi.

"Kamila-sama apa anda baik-baik saja?!" Kamila menoleh mendapati Ema dan Eld yang berlari mendekatinya dari ambang goa.

"Ema jangan lari-lari nanti bayimu freestyle!" jelas Kamila panik melihat Ema berlari tergesa-gesa menghampirinya dengan perut buncit yang menampung satu nyawa di dalamnya.

Tapi seolah tuli Ema masih berlari dan melompat memeluk Kamila di ikuti Eld. Kamila sedikit terpelenjat dengan Ema yang menekan kakinya itu sangat sakit!

"Huaa, kami panik melihat Kamila-sama pingsan tadi malam, apalagi dengan banyak luka,"

"Benar kami panik tapi tuan guru bilang Kamila-sama hanya tidur!"

Kamila menampilkan senyuman kecut, kemarin ia hampir mati bukan tidur! Dasar guru tak punya peri kemanusiaan!

"Oh, ya Kamila-sama kami ingin bertanya sejak lama, tapi gambar di dinding itu gambar siapa?" Eld melerai pelukannya menunjuk gambar-gambar kepala di dinding goa.

Mata Kamila beralih menatap arah tunjuk Eld kemudian ia tersenyum. "Itu namanya anime. Tampan kan?"

Eld dan Ema saling bertatapan bingung. Dan Kamila senyum-senyum tak jelas. Sebenarnya di dinding goa Kamila menggambar anime dengan arang dan kapur.

"Tapi kenapa kepalanya runcing-rungcing?" pertanyaan dari Ema melunturkan senyuman Kamila. "E-too... Emang dari sananya runcing mungkin." balas Kamila dengan senyum cengirnya.

Tak berselang lama Tetua datang, ia dengan tergopoh-gopoh menghampiri Kamila di ikuti para goblin lainya. Untuk kedua kalinya Kamila harus menahan rasa sakit karena para goblin yang memeluknya erat.

Dan setelah adegan pelukan dan ucapan syukur Kamila dengan di bantu goblin keluar dari goa untuk sarapan. Di luar goa ia langsung di hidangkan sup kacang dan teh melati, kata Cibi makanan ini sangat cocok untuk menambah stamina.

"Itadakimasu!" dengan lahap Kamila menyantap sarapannya dan meneguk habis satu gelas bambu teh melati.

Mata emas Kamila melebar ia dengan semangat langsung bisa berdiri, seluruh tenaganya sudah terisi penuh.

RWANG!

Tanpa di beri tahu Kamila sangat hapal suara itu. Phoenix datang mendekat dan duduk di atas baru.

"Waa! Kau sudah bangun Kamila!!"

Kamila menoleh bangga pada Phoenix lalu menepuk dadanya. "Kau tidak lihat sang Kamila-sama sudah bangun sehat walafiat!"

Para goblin bertepuk tangan heboh karna ulah Kamila. Phoenix mendengus memutar matanya. Gadis berambut perak ini terlalu bangga, padahal hanya menanyakan sudah bangun apa belum.

 Reincarnation Of A Wibu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang