11

72 8 1
                                    

Ddddrrttt.....

Ponsel Chang Mi bergetar dengan kencangnya membuat ia terduduk bahkan sebelum ia berhasil membuka kedua matanya. "YAAAA! Sial siapa yang menyetel alarm dengan volume sekencang ini memangnya aku tuli"caci nya pada diri sendiri.

Satu tangannya meraih benda pipih yang ada di atas meja di samping tempat tidurnya, lalu menekan salah satu tombol untuk mematikan alarmnya yang berbunyi nyaring, lalu kembali menarik selimutnya sampai sebatas dada. Sepuluh menit dua puluh menit kemudian suara Ayah lagi-lagi berhasil membuat Chang Mi terbangun, kali ini ia hanya menghela nafas lalu berjalan gontai tanpa alas kaki menuju kamar sang Ayah.

"Selamat pagi Ayah, ada apa? Apa sudah waktunya sarapan?"tanyanya.

"Ini tidak bisa dikatakan pagi putriku, ini sudah lewat dari jam sepuluh"

"Hah!!! Benarkah? Chang Mi memutar tubuhnya memperhatikan jam dinding sambil sesekali mengusap wajahnya.

"Ayah kenapa tidak bangunkan aku?"

"Kau tidak berpesan apapun pada Ayah sebelum kau tidur Chang Mi, kau harus bekerja ya? Ah baik bersiaplah sayang, Ayah minta tolong pada Pamanmu saja nanti"

Chang Mi mengganguk dan mencium kening Ayahnya yang terduduk di atas kursi roda sebelum ia beranjak. "Ayah jika aku pulang lewat dari jam tujuh malam Ayah makan duluan saja bersama Paman tidak usah menungguku dan tidurlah dengan nyenyak okee"serunya sambil berjalan ke arah kamar mandi dengan mengalungkan handuk dilehernya.

Chang Mi mempunyai kebiasaan bernyanyi saat didalam kamar mandi hingga ia tidak dapat mendengar suara apapun dari luar kamar mandi. "Kemarin aku menjadi artis tidak main-main aku langsung menjadi pemeran utama dan mendapat lawan main seorang idol bintang dunia sekarang setelah aku dengar-dengar suaraku bagus juga. Haruskah aku merangkap menjadi seorang penyanyi juga? Menjadi member ke delapan Baby Monst kebetulan usia kita tidak terlalu jauh"guraunya sambil menggosok rambutnya dengan shampoo. "Hidup seseorang mana ada yang tau kan? Siapa tau aku yang hidupnya penuh dengan kesusahan suatu saat bisa bahagia seperti orang-orang" 

Setelah selesai setengah berlari Chang Mi langsung menuju kamarnya lalu duduk diranjang masih dengan handuk yang membungkus tubuhnya.

Sebelas panggilang tak terjawab.

Jang Namjoon...

"Ada apa? Apa dia sudah rindu aku lagi?"ucapnya dalam hati lalu pipinya memerah. "Ah Chang Mi, Namjoon dan kau itu hanya berpura-pura, hanya akting untuk balas dendam jangan terlalu dibawa perasaan kau memang juara satu kalau urusan membohongi perasaanmu sendiri"sambungnya.

Ponsel itu kembali bergetar seketika lamunannya pecah, ia segera menekan tombol hijau pada ponselnya.

"Hm, m-maaf tadi aku sedang mandi jadi tidak menjawab teleponmu. Ada apa Namjoon-ah?"

Terdengar suara gemersak di seberang sana, dan kembali sebuah suara terdengar dengan jelas.

"Ku pikir kau berniat mengakhiri hidupmu lagi"

"YAAAA! Mulutmu Jang Namjoon, hati-hati dengan ucapanmu"

"HAHAHAHAAAA.. Tidak aku hanya bercanda Chang Mi aku sedih kalau kau mati, nanti siapa yang membantu menunjukan kalau aku sudah move on dari mantan ku kalau bukan kamu"

"Ku tutup teleponnya lalu aku akan ke apartement untuk membunuhmu Namjoon, bisa-bisanya kau memperalatku"

"Tapi semalam kau terlihat sangat menikmatinya. Kau suka kan?"canda Namjoon terus menerus.

"Are you crazy Namjoon. Hentikan!!!"

Namjoon tertawa terbahak mendengar Chang Mi yang sudah naik pitam karena ocehannya, padahal sebenarnya dihati Chang Mi ada bunga kuncup yang hampir mekar karena disiram sepanjang hari. Kali ini Chang Mi merasa chapter bahagia akan segera rilis, baru kali ini hatinya bergetar karena satu nama. 

Rest In Love [ Namjoon ] [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang