14

70 3 0
                                    

"Apa aku bermimpi?"Chang Mi bangun dari tidurnya lalu duduk menyandarkan punggung pada ranjangnya, meraba leher dan wajahnya lalu berjalan menuju cermin yang menggantung pada dinding. Ada bekas kemerahan yang jelas sekali pada bagian lehernya ia pun mengusapnya perlahan lalu meraba bibirnya masih terasa manis sekali bekas yang ditinggalkan oleh Namjoon semalam. "Ini bukan mimpi"

Dddddrrtttt....

Lamunan Chang Mi pecah ketika ponselnya berbunyi ia menyambar ponselnya lalu menjawab panggilan itu dengan cepat.

"Bagaimana tidurmu? Baik?"tanya Namjoon diseberang sana.

"Aku lelah sekali rasanya seperti habis kerja keras"

Tawa renyah terdengar nyaring keluar dari mulut Namjoon."Semalam kau memang habis bekerja keras, kau lupa? HAHAHAA---"

"Diam kau Nam---- sayang, rasanya kikuk sekali aku memanggilmu dengan kata-kata itu"eluh Chang Mi

"Tidak apa pelan-pelan, nanti juga terbiasa. Oya kau sudah lihat hadiahku untukmu pagi ini? Aku meminta tolong staff untuk mengantarnya ke alamatmu"

"Aku tidak ulang tahun loh Nam--- eh sayang"

"Memangnya kalau mau kasih hadiah harus ulang tahun dulu yah?"

"Sebentar aku lihat dulu keluar, siapa tau Ayah yang menerima hadiah itu"Chang Mi melangkahkan kakinya lalu melihat ke sekitar.

"Ayah, ayah menerima sesuatu untukku tidak? Tadi temanku mengirim hadiah untukku"tanya Chang Mi pada Ayahnya yang sedang meminum obat di ruang tengah rumahnya.

"Itu maksudmu?"mata Ayang Chang Mi tertuju pada satu goodie bag berwarna lilac yang menggantung pada gagang pintu kamar Chang Mi. "Tadi pagi-pagi sekali Ayah menerimanya tapi Ayah tidak tega membangunkanmu"

Chang Mi mengambil goodie bag itu. "Ayah sayang terima kasih, baiklah aku masuk lagi ya ke kamar"

"Hallo, kau masih disana sayang? Aku sudah menerima hadiahmu"

"Bukalah"

Mata Chang Mi membulat ketika menerima hadiah dari Namjoon sepasang sepatu mewah bermerk Celine membuat Chang Mi menelen saliva nya berkali-kali. "Ini sepatu yang mirip dengan Taehyung kan? Ini pasti mahal"

"Aku sedikit kesulitan memilih sepatu untukmu lalu tiba-tiba Lucy kekasih Taehyung memakai sepatu yang sama dengan Taehyung mereka memakai nya bersamaan, aku pikir akan lucu jika kita memakai barang yang sama seperti yang Taehyung dan Lucy lakukan. Apa kau suka? Apa ukurannya pas?"

"Sepertinya aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu, tentu saja aku suka. Bagaimana aku harus membalas semua ini sayang?"

"Datanglah ke perusahaan sore ini aku dan member akan minum-minum santai aku harap kau bisa datang, semua member akan membawa pasangannya"

"Iya aku akan datang dan memakai sepatu ini, kau tidak perlu khawatir aku akan berdandan seperti anak-anak orang kaya sehingga kau tidak malu untuk aku temani"jawab Chang Mi lalu memutus panggilannya.

******

Riuh musik terdengar dilantai 4 gedung ini, ke tujuh member sedang berkumpul sebelum menjalani kegiatan solo mereka. Tidak ada yang spesial bagi mereka ini hanya kumpul dan minum-minum biasa namun bagi Chang Mi ini begitu mewah. Namun ia tetap percaya diri ia bergabung dengan para wanita kekasih dari masing-masing member, syukurlah semua menerima Chang Mi dengan baik meskipun Chang Mi terlihat sedikit bingung.

"Aku mau red wine"ucap salah satu wanita berkulit putih dan berwajah cantik, aaa Lucy namanya rupanya ia kekasih Taehyung-ssi.

"Jangan banyak-banyak kau repot kalau mabuk"jawab Taehyung lalu tak lama membawa Lucy ke satu ruangan lain.

Begitu juga dengan Jhope ia pamit lebih dulu menemani kekasihnya untuk pemotretan, kekasih Jhope rupanya seorang model majalah.

Member yang tersisa kemudian duduk mengelilingi meja makan, Chang Mi terlihat begitu berpikir keras karena banyak sekali alat makan yang berjejer di atas meja makan. Matanya melirik apa yang Namjoon pegang itu juga yang Chang Mi pegang.

"Mau makan saja harus berpikir dulu, repot sekali menjadi orang kaya"batinya.

Waktu terasa lama bagi Chang Mi, hingga satu per satu member meninggalkan ruangan dan melanjutkan aktifitasnya masing-masing.

Kini Namjoon pun bergegas menuju studionya tentu saja bersama Ahn Chang Mi, menyusuri lorong lantai 8 lantai paling atas gedung ini, tiba-tiba Namjoon tidak sengaja bertemu dengan Taehyung dan Lucy.

"Hyung aku antar Lucy dulu, setelah itu aku akan ke studio mu"ucap Taehyung.

"Resleting celanamu Taehyung-ah, kau terburu-buru melakukannya sampai lupa menutup resleting celanamu dengan benar"

Lucy yang berada disisi Taehyung melepas genggaman tangannya dan menepuk lengan Taehyung."Ish....kau!"

"Ah....Hyung.....Sudah ah nanti aku hubungi kau!"

Namjoon pun melanjutkan langkahnya menuju studionya sambil menahan tawanya karena kelakuan Taehyung.

Lalu ia membuka pintu studionya menekan saklar disamping pintunya lalu duduk di sofa dan merentangkan tangannya. "Ah, sini sayaaangg aku mau memelukmu"

Chang Mi segera menutup pintu lalu menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan Namjoon.

"Hangat sekali, kau empuk"ucap Chang Mi sambil menepuk-nepuk dada Namjoon.

Satu kecupan hangat Namjoon mendarat di kening, pipi hingga melumat lembut bibir manis Chang Mi, tangan keduanya yang kini sudah berjelajah kemana-mana hingga membuat di mabuk cinta.

Namun, semua terhenti ketika Namjoon menyadari satu tetes darah segar keluar dari hidung Chang Mi membuat Namjoon dengan cepat menarik tissue dari atas meja kerjanya.

"Hidungmu----, berdarah sayang"

Chang Mi yang semula belum menyadari segera memegang hidungnya lalu menengadahkan kepalanya. "Ah.... kenapa sekarang rasanya sakit sekali"eluhnya."Hidungku kerap mengeluarkan darah namun sebelumnya tidak pernah sesakit ini"

Namjoon menggedong Chang Mi lalu memindahkannya ke tempat yang lebih nyaman. "Kita kerumah sakit ya"

"Tidak, aku baik-baik saja biasanya kalau begini aku terlalu lelah dan melewatkan vitaminku. Percayalah aku baik-baik saja"

Tatap mata Namjoon penuh kekhawatiran ia takut Chang Mi sakit karena begitu ia sadari berat badan Chang Mi turun dari awal pertama ia bertemu dengan wanitanya.

"Sayang.... Aku baik-baik saja"ucap Chang Mi seraya mengusap lembut rambut kekasihnya.

"Tapi kau harus janji jika hidungmu berdarah lagi kau harus mau aku bawa ke Rumah Sakit"jawab Namjoon yang akhirnya di iya kan oleh Chang Mi.

Sebenarnya Chang Mi sendiri takut untuk melakukan pemeriksaan, ia takut jika harus memasuki ruang-ruangan yang menakutkan di Rumah Sakit, hidupnya sudah kenyang sekali dengan kata Rumah Sakit terutama saat Ayahnya sedang menjalani penyembuhan, tapi Chang Mi meng iya kan apa yang Namjoon mau semata agar kekasihnya tidak mengkhawatirkan dirinya terlalu berlebihan.

"Kita makan ramyeon, bagaimana? Tadi aku lihat kau tidak banyak makan?"

"Ya, aku mau ramyeon dengan potongan daging bulgogi dan telur setengah matang"jawab Chang Mi.

Namjoon mengeluarkan ponselnya lalu menekan tombol-tombol disana lalu memesan makanannya. "Kita pesan saja, gedung ini bisa kebakaran kalau aku yang memasak"candanya mencairkan suasana.

Chang Mi tertawa terbahak, seolah melupakan rasa sakitnya. Lalu kembali duduk dipangkuan Namjoon. "Jang Namjoon, sayang.... I love you, I love your smell"godanya sambil mencium setiap inci leher jenjang Namjoon.

"Nona... Ahn... Perlukah aku mengunci pintu studio sekarang?"

Senyum menyeringai Chang Mi seolah jawaban bagi Namjoon.

"Kau jangan terlalu berisik yaa"ucap Namjoon dengan tangan yang sibuk mengunci pintu studionya.

Rest In Love [ Namjoon ] [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang