20

54 2 0
                                    

Malam ini Chang Mi menatap langit langit kamarnya sekali lagi, dengan ratusan pikiran didalam kepalanya tentang apa yang akan terjadi esok hari banyak sekali tanya didalam benaknya bahwa apakah esok ia masih bisa menatap orang-orang yang ia cintai atau tidak, disini Chang Mi menyadari bahwasanya manusia dengan mudah berubah pikiran. Beberapa bulan lalu Chang Mi sering kali berusaha untuk menyakiti bahkan mengakhiri hidupnya namun kali ini Chang Mi mati-matian agar tidak mati dan tetap bertahan hidup walaupun betapa sakit yang ia derita.

Ia kembali memejamkan matanya menahan sakit yang entah darimana datangnya, Chang Mi seringkali memuntahkan makanan yang ia telan sehingga ia kehilangan berat badannya. Sambil berusaha keras Chang Mi mendudukan dirinya di hadapan meja rias sederhana didalamnya kamarnya, mengambil sisir dan merapikan setiap helai rambut panjangnya.

Air mata yang sudah menggenang dikedua matanya kini kembali jatuh dan membasahi pipinya. Ia begitu tersedu sehingga nafasnya terasa sesak Chang Mi menepuk-nepuk pelan dadanya dan menggengam sweater yang ia kenakan. "Pemberian Namjoon"lirihnya.

Sebuah sweater rajut berwarna biru muda kesukaan Chang Mi.

"Sweater ini lebih cocok jika kau yang memakainya"suara Namjoon sangat jelas dalam ingatan Chang Mi. Tentu saja Chang Mi menerimanya Chang Mi seketika jatuh cinta pada sweater itu.

Namun....

Chang Mi jauh lebih jatuh cinta kepada laki-laki yang memberi sweater itu.

Tiba-tiba rasa sakitnya semakin membuat Chang Mi ingin berteriak.

***

Suara mesin di ruangan HCU terdengar jelas meskipun Namjoon berada di sisi lain ruangan Intensive pada salah satu Rumah Sakit paling baik dinegara ini.

Chang Mi jatuh pingsan didalam kamarnya dengan hidung yang mengeluarkan darah, Ayahnya yang bergantung pada Namjoon segera membawa Chang Mi ke Rumah Sakit, dan sekali lagi berkat Namjoon Chang Mi segera mendapat perawatan khusus. Kini Chang Mi terkulai tidak berdaya dengan beberapa selang yang tertanam pada tubuhnya. Sang Ayah dan sang kekasih menunggu dengan gusar di ruang tunggu dengan hati yang tidak menentu.

"Keluarga Ahn Chang Mi"seru salah satu dokter sembari menggeser pintu ruangan itu.

Keduanya berdiri diwaktu yang hampir bersamaan. "Ayah saja"ucap Namjoon dengan tangan mengulur kedepan.

Saling tatap dengan wajah penuh harap Ayah Chang Mi melangkah menemui dokter yang merawat putrinya.

"Tidak bisa kita tunda lagi, anak anda mengalami penyakit yang serius. Kanker darah putih atau leukemia adalah jenis kanker yang menyerang jaringan pembentuk sel darah, termasuk sumsum tulang dan kelenjar getah bening. Kanker ini biasanya mempengaruhi sel darah putih, yang berfungsi sebagai bagian dari sistem imun tubuh"jelas dokter."Transplantasi (donor) sumsum tulang pada penderita leukemia bertujuan untuk mengembalikan fungsi sumsum tulang yang rusak, sehingga diharapkan bisa memproduksi sel darah yang lebih sehat"

Tangis Ayah Chang Mi pecah setelah mendengar ucapan dokter. Ayah Chang Mi pernah berada di posisi Chang Mi menahan sakit yang luar biasa hebat.

Hari demi hari berganti namun Chang Mi belum menunjukan tanda-tanda apapun. Namjoon pun selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Chang Mi ditengah pekerjaannya yang sangat padat. Ia selalu mengganti bunga yang ada di samping tempat tidur Chang Mi, menaruh boneka beruang yang ia berikan di sisi Chang Mi. Namjoon pun tidak dapat menahan air matanya, ia mengusap pelan kepala kekasihnya dan rambut Chang Mi sudah berjatuhan lebih banyak, sekali lagi Namjoon mengusap kepala Chang Mi jauh lebih pelan dan lebih lembut namun rambut indah Chang Mi tetap rontok memenuhi jari jemari Namjoon.

Rest In Love [ Namjoon ] [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang