3

155 14 0
                                    

"Ada apa? Kenapa dengan Ayahku?"tanya Chang Mi memutus ucapan lawan bicaranya diseberang sana.

"Tn.Ahn...."

"Tn.Ahn, sudah siuman. Chang Mi nama pertama yang berusaha ia sebut"sambung petugas medis itu. "Bisakah kau ke Rumah Sakit pagi ini?"

Tangis Chang Mi pecah, doa yang ia langitkan didengar Tuhannya.

"Tentu saja, aku akan segera datang"

***

"Ayah, aku datang. Lihat aku memakai jaket tebal pemberian Ayah"ucap Chang Mi parau, tangannya terus mengusap punggung tangan laki-laki kesayangannya.

Satu gerakan kecil bibir Ayah yang berusaha menyebut nama Chang Mi, membuat Chang Mi berdiri. "Jangan dipaksa Ayah, nanti kalau Ayah sudah sembuh jangankan menyebut namaku, Ayah bisa bercerita apa saja yang Ayah mau. Pelan-pelan saja Ayah"

"Nona Chang Mi, bisa ikut keruangan saya sebentar?"ucap dokter yang menangani sang Ayah.

Chang Mi terus melipat tangannya yang sudah berair dan berjalan dibelakang dokter itu.

Keduanya duduk berhadapan disebuah ruangan. Dokter itu menjelaskan detail penyakit yang di idap oleh Ayahnya. Chang Mi berusaha menerima bahwa semengerikan itu sakit yang harus Ayahnya lawan. Kini yang harus Chang Mi pikirkan adalah bagaimana caranya melunasi sisa pembayaran Rumah Sakit agar Ayahnya bisa mendapat pengobatan yang maksimal.

Chang Mi pun kembali ke ruangan tempat Ayahnya dirawat. Ia terus mengusap lembut rambut Ayahnya terkadang beberapa helai rambut Ayahnya ikut jatuh karena pengaruh obat yang dapat mengakibatkan kerontokan.

"Ayah, lihat rambut Ayah rontok. Tapi tidak apa-apa rontoknya hanya sedikit, nanti setelah Ayah sembuh kita kesalon supaya rambut Ayah tumbuh lagi dengan baik. Ayah tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Oya aku pergi dulu ya. Nanti aku akan kembali"

Chang Mi akhirnya duduk disebuah lorong Rumah Sakit menyandarkan punggung nya di dinding. Tatapannya kosong, kepalanya ribut sekali saat itu banyak pertanyaan yang menghampirinya. Ia membuka lipatan kertas dari dalam amplop yang diberi oleh dokter sebelum ia meninggalkan ruangannya.

Ia terkejut melihat nominal yang begitu besar. Darimana ia mendapat uang sebanyak itu. Chang Mi menghela nafasnya kasar dan memijat pangkal hidungnya pelan.

Dari kejauhan Chang Mi melihat Ye In bersama dengan sang Ibu berjalan semakin mendekat kearahnya.

"Chang Mi, kau baik-baik saja Nak?"tanya Ibu Ye In seraya menyeka rambut Chang Mi.

"Tidak begitu baik"

"Bagaimana keadaan Ayahmu? Sudah ada kemajuan? Sudah sadar?"

Chang Mi tidak sanggup menjawab setiap ada yang menanyakan keadaan Ayahnya. Air matanya dengan otomatis langsung mengalir deras.

"T-tadi Ayah sudah bisa membuka mata, bahkan tangannya sudah bergerak pelan, bibirnya bergetar seolah berusaha memanggil namaku"jawab Chang Mi.

"Ah syukurlah Nak, kau sudah makan?"

Chang Mi menggeleng.

"Kau harus makan, kalau kau sakit siapa yang akan menjaga Ayahmu? Mari makan bersama. Ye In bilang kau suka sekali ayam bumbu. Ibu membuat ayam bumbu ini khusus untukmu"

Tatapan Chang Mi berpindah kearah Ye In.

"Ye In bagaimana rasanya kasih sayang seorang Ibu?"

Seketika Ye In memeluk Chang Mi yang terlihat sangat hancur saat itu.

Rest In Love [ Namjoon ] [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang