Satu diagnosa telah dibacakan oleh dokter ditemani oleh sang kekasih Chang Mi sudah menerima keadaan terburuk sekalipun.
Keduanya kembali ke dalam kamar perawatan dengan wajah yang tertunduk lesu. "Sayang apakah aku bisa sembuh? Apakah aku dapat hidup normal seperti sebelumnya? Apakah aku bisa hidup lebih lama?"tanya Chang Mi ditengah tangisnya yang kian deras.
"Semua akan baik-baik saja percayalah, hanya saat ini aku minta kau untuk mengikuti saran dari dokter, kau pasti sembuh sayang tenanglah ada aku ada Ayah. Kita lalui bersama ya."
Leukimia, satu kata yang berputar dikepalanya. Penyakit yang Ayah derita sehingga Ibu pergi meninggalkannya akankah Namjoon juga akan pergi jika aku mengidap penyakit ini. Berapa lama lagi waktu yang aku punya untuk hidup. Lagi-lagi satu tetes air matanya turun diiringi sesak nafas yang tidak tertahan rasanya dunia akan runtuh, bukan-- bahkan dunia Chang Mi sudah runtuh.
"Sedang memikirkan apa?"suara parau tiba-tiba membuat Chang Mi segera menghapus air matanya yang terlanjur jatuh. "Kau tau, aku harap kau akan senang mendengar berita ini. Sayang kau bisa pulang besok, setelah antibiotik ini habis. Kita sudah bisa tidur di rumah, kau hanya harus datang untuk menjalani rawat jalan. Kau senang tidak?"
Chang Mi memutar tubuhnya mendekati posisi duduknya dengan sang kekasih. "Benarkah?" tatap matanya penuh dengan harapan.
"Hmmm"jawab Namjoon seraya ia menganggukan kepalanya. "Mau aku belikan apa untuk makan siang besok?"
"Ah kau pulang saja belum, sudah memikirkan makan siang"
"Nah, begitu dong tertawa ini baru wanita yang aku kenal. Chang Mi yang kuat yang tegar wanita yang selalu ceria walaupun diterpa badai berkali-kali."
****
"Chang Mi, kau pesan apa?"tanya Ayah heran. "Ada bingkisan besar di halaman rumah di sana tertulis namamu"
Chang Mi berjalan lemah keluar dari kamarnya, berjalan sambil meraba tembok rumah karena dirinya masih begitu lemah.
"Aku tidak pesan apa-apa Ayah, lagi pula aku tidak punya uang, untuk apa aku berbelanja"
"Kemari dulu, kita buka bingkisan ini bersama"ucap Ayah sambil memegang gunting ditangan kanannya.
"Iya, Ayah saja yang buka aku melihat dari sini"jawab Chang Mi dari kejauhan.
Sang Ayah terkejut setelah apa yang ia lihat, sebuah kursi roda mewah yang tidak harus didorong yang sudah dilengkap beberapa buah tombol agar supaya dapat melaju tanpa dibantu orang lain. "Untuk siapa?"batinnya.
Ada secarik kertas yang dilipat rapi, lalu Chang Mi mendekat serta merta membuka lipatan kertas tersebut dan membacanya dalam hati. "Untuk kekasih hatiku, Ahn Chang Mi..."isi surat itu singkat.
Mereka saling menatap dan raut wajah keduanya langsung berubah. "Kau masuk saja ke dalam kamar, biar ini Ayah rapikan"ucap Ayah Chang Mi.
Chang Mi berjalan dan segera mengambil ponselnya yang sedang diisi daya menekan satu per satu tombolnya dengan penuh gemetar dalam hatinya begitu banyak pertanyaan kenapa kekasihnya tiba-tiba mengirimi kursi roda apakah aku orang cacat apakah aku tidak bisa menggunakan kaki ku untuk berjalan walau Chang Mi tau betul maksud baik dari Namjoon tapi tetap saja ia tidak bisa menerimanya. Dan pada akhirnya ia menghapus semua tulisan yang sudah ia ketik lalu menangis sejadi-jadinya.
Hari sudah semakin gelap sementara Chang Mi masih saja berada diatas kasurnya dengan air mata yang tak kunjung berhenti mengalir, beberapa panggilan Namjoon pun ia abaikan Chang Mi tidak habis pikir mengapa kekasihnya tiba-tiba memberinya kursi roda padahal Chang Mi masih bisa berjalan walau dengan susah payah.
"Chang Mi, Ayah membeli bubur sup jagung untukmu. Ayo makan bersama ini sudah lewat jam sembilan malam kau harus makan agar perut terisi dan meminum obat. Obat yang kau minum cukup keras akan bahaya jika kau tidak mengisi perutmu dulu"teriak Ayah dari ruang tengah.
Gadis cantik itu membuka matanya pelan, merasakan sakit pada tubuhnya namun entah di bagian mana. "Aku segera ke sana Ayah"sahutnya.
Dan brruukkkk, pegangan tangannya terlepas saat ia mencoba bangun dari tempat tidurnya sempat mengumpat dan akhirnya ia sadar lambat laun suatu saat ia membutuhkan kursi roda yang Namjoon berikan.
"Ayaaahh..... tolong aku....."
***
"Sayang, kau mau ice cream?"tanya Namjoon.
"Aku mau ice cream dengan lelehan karamel diatasnya"jawab Chang Mi.
"Bukankah itu terlalu manis"
Chang Mi tersenyum pilu, "cukup manis untuk mengobati hidupku yang pahit"
"Aku tidak suka kau bicara begitu, nanti aku bawa ice nya untukmu ya"
Keduanya duduk di halaman Rumah Sakit melihat pohon yang sebagian daunnya sudah mulai menguning dan berjatuhan di sekitar mereka. Chang Mi mengambil satu helai daun kering dan menulis sesuatu di sana setelah itu ia membiarkan daun itu terlepas dari tangannya dan tertiup oleh angin.
"Kau menulis apa? Boleh aku tau?"tanya Namjoon
"Aku ingin hidup lebih lama"balas Chang Mi.
Seketika Namjoon memeluk wanitanya erat dan tidak sanggup menahan air matanya. "Chang Mi-ah aku mohon kau jangan bicara seperti itu lagi, aku akan membuat mu bahagia. Aku yakin kau akan sanggup melewati ini semua. Kita akan pergi ke Rumah Sakit paling mahal di negara ini atau jika perlu aku akan mengantarmu ke Rumah Sakit yang paling baik dinegara manapun asal satu hal yang aku mau dan kau harus yakin. Kau Ahn Chang Mi---- Kau pasti sembuh, kau harus berjanji padaku akan menemani ku, kau harus berjanji akan selalu ada di sisi ku, kau harus berjanji kau akan pergi saat kita sudah menua saat rambut kita sudah memutih, kau akan pergi saat anak-anak kita sudah besar, kau akan pergi ditempat tidur yang nyaman, kau akan pergi tanpa sedikitpun rasa sakit. Bukan saat ini dan bukan dengan keadaan seperti ini. Yang aku mau kau harus berjanji akan hal itu sayang"
Chang Mi membalas pelukan Namjoon dengan sama hangatnya walau ada jutaan rasa sakit yang sedang ia rasakan, ia sedang merasakan sebagian dirinya hancur, terasa ada yang menekan dadanya hingga sulit bernafas, ia sedang menyembunyikan betapa frustasi dirinya. Namun untuk sepersekian detik sakitnya reda, hatinya tenang karena ada sosok yang membuatnya merasa sangat dicintai.
Untuk mu Jang Namjoon.....
Hati kecilnya berkata, "Aku akan berusaha hidup lebih lama, namun jika saatnya aku kalah dengan rasa sakit ini kau dan kenangan kita akan ada di dalam hati yang paling dalam bahkan namamu punya tempat sendiri dihati ku, tempat yang sangat istimewa, tempat yang begitu indah sehingga tidak ada seorang pun yang bisa masuk kedalam sana kecuali dirimu..... Jang Namjoon.....kekasihku....."
Namjoon melerai peluknya perlahan, menggenggam tangan wanitanya seraya menghapus air mata yang sudah membasahi pipi dan sebagian baju Ahn Chang Mi... "Terima kasih sudah sampai dan bertahan sejauh ini, terima kasih sudah berjalan menuju diriku, dari mu aku banyak menemui pelajaran yang berharga sayang. Aku akan selalu disini disisimu memberi kekuatan, saat dunia sedang tidak bersahabat. Memang sering kali jatuh tapi tak apa, asal kau tidak boleh berhenti. Semua akan membaik, itu pasti aku sangat yakin"bisiknya parau..
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest In Love [ Namjoon ] [END] ✔️
Fanfic[Idol Life] [Sebagian chap diprivate follow dulu baru bisa baca] Menghilanglah sementara, jika tidak ada yang mengkhawatirkanmu maka hilanglah selamanya. Ahn Chang Mi, seorang wanita yang rela menukar masa mudanya demi sang Ayah hingga akhirnya mamp...