[HAPPY READING]
Vote! Vote! Vote!
Kai bersyukur kemarin sore ia diperbolehkan pulang oleh dokter setelah tiga hari dirawat inap, walaupun teman-temannya ngotot agar dirinya bisa lebih lama dirawat di rumah sakit.
Siapa sih yang mau lama-lama dirumah sakit? Temen-temennya ngotot agar dia stay di rumah sakit dia juga bisa ngotot untuk pulang.
Alhasil Kai bisa pulang di rumah mewah milik bapaknya. Ngomong-ngomong soal keluarga Kai, emang dasarnya ngga ada akhlak ya emak bapaknya yang baru ini.
Anak hampir koid ngga di tengok sekalipun! Sampai Kai pulang pun mereka nggak ada inisiatif pulang atau minimal telfon!
Emang si waktu Kai dibawa kerumah sakit, ayahnya Kai pulang kerumah ngurus si mata-mata. Tapi setelah itu pergi lagi keluar kota buat ngurus cabang perusahaan.
Cih! Buat doang ngurus kaga! Lihat saja nanti ia akan membalas semua perbuatan keluarga Kai!
Karvian? Abang di kk doang, aslinya mah Kai sebatang kara udah kaya ngga punya keluarga.
Kai menatap tubuhnya di cermin, ia shirtless abis mandi. Kai mengusap kagum perut sixpack miliknya.
"Dia sixpack tapi cebol," tuturnya untuk dirinya sendiri.
Zio di kehidupannya dulu tingginya 178cm tapi ngga punya sixpack, ngga ada waktu buat wo. Tapi Kai? Kayaknya tingginya cuman 160cm tapi punya sixpack. Pilih yang mana?
Kai segera memakai kaosnya, menyisirya dan memakai parfum. Jam tiga sore ini ia ada pertemuan dengan teman-temannya, ia mau nagih janji Petra yang katanya mau traktir bakso jualannya.
Dengan senyum merekah, ia menyambar kunci motornya menuju garasi. Tolong diingat Zio itu bawa sepeda aja ngga bisa, sok sok an mau pakai motor.
Kai menatap motor sport miliknya kagum, namun ragu juga. Ia membuka pintu garasi, lalu menaiki motornya.
"Naik motor aja jinjit sok sok an banget si Kai!" Gerutunya pada dirinya sendiri.
Kai menghidupkan motornya sesuai ingatannya, ia memanasi motornya sebentar. Tak akan lama karena Kai sudah di tunggu teman-temannya di warung baksonya si Petra.
"Ini digas kan?" Kai memutar gas motornya perlahan.
"Eh eh eh anjing ini gimana cok kok goyang-goyang!" Kai panik saat motornya melaju keluar garasi tanpa keseimbangan.
Ciiittttt!
"Untung gw pinter, kan bisa direm!" Kai turun dari motornya, ia menuntut motornya kembali masuk kedalam garasi. Naik ojol ajalah, dari pada cari mati.
Kai segera memesan ojol, hanya sekitar sepuluh menit si driver udah nyampe.
"Sesuai pesanan ya kak," ucap si ojol.
"Iya," motor melaju menuju tujuan.
Hampir dua puluh menit Kai habiskan waktunya dijalan untuk sampai ke warung bakso si Petra.
Semua teman Kai sudah di sana, mereka terlihat memandang Kai heran yang baru datang.
"Sorry telat, tadi ada kendala dikit," ucapnya tak enak seraya mendudukkan dirinya disamping Jovan.
"Santai, lo kok naik ojol Kai?" Heran Petra.
"Gw lupa cara naik motor," keluhnya dengan raut wajah sendu.
"Yah lo ngga bisa balapan lagi dong?" Kai menatap Petra yang terlihat kecewa.
"Bagus, lo ngga usah balapan lagi. Lo bisa telfon gw buat anterin lo kemana pun itu, jangan berani motoran lagi," ucap Jovan sembari mengacak rambut Kai pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A/K? ✓
Random[MINIMAL VOTE LAH KALO BACA] Aberzio Putra Athala atau Zio, pemuda tujuh belas tahun yang duduk di bangku kelas dua sekolah menengah atas yang terbilang elit di kotanya. Siapa yang tak mengenal Athala? Keluarga yang terkenal akan kecerdasannya dan t...