CHAPTER 7

7.5K 819 11
                                    

[HAPPY READING]

Vote! Vote! Vote!

"Udah sana berangkat, nanti terlambat," titah Galih dan mendapatkan tatapan tajam dari Kai.

"Sarapan dulu ngga?! Apa mau aku panggilin om Aran biar papa jadi nurut, hah?" Galih langsung menggeleng cepat.

"Papa belum lap-"

"Terserah! Kai berangkat, liat aja nanti om Aran bakalan kesini!" Ucap Kai lalu menyalimi singkat Galih dan keluarga rumah.

"Kai, jangan suruh dia kesini Kai!" Teriak Galih tak indahkan oleh Kai yang sudah keluar rumah.

Galih hanya bisa menghela nafas pasrah, entah apa yang terjadi nanti jika kakaknya datang. Apalagi datang dengan sang ibu, meresahkan.

Kai memegang kecil jaket belakang yang dipakai Jovan, motor melaju dengan kecepatan sedang menuju sekolah.

Di parkiran sekolah, Kai melepaskan helm nya. Disana sudah ada Petra dan Jordan yang duduk manis diatas motor masing-masing.

"Gimana sehari jadi anak yang sayang papa Kai?" Celetuk Petra sembari terkekeh.

"Gara-gara bakso lo bokap gw tepar Pet!" Ujar Kai.

Mereka berempat berjalan beriringan melewati koridor menuju kelas.

"Eits gw kan cuman penjual, apa yang customer gw mau pasti gw layani. Sakit? Saya sebagai owner tidak bertanggung jawab!" Ucap Petra sembari menyatukan kedua telapak tangannya dan membungkuk.

"Huft, gw hanya ngga terbiasa dengan sikap bokap gw yang ini," tutur Kai.

"Lo harus syukuri, lo harus seneng kalo bokap lo tobat Kai," timpal Jovan.

"Iya si."

[A/K?]

Om Aran

Om tunggu diparkiran
Om yang jemput

Iya Om

Kai menatap roomchat dengan omnya kesal, ia dijemput?!

"Gw dijemput Om Aran, lo bisa pulang sendiri dulu ya Van," Jovan hanya mengangguk.

PK2J keluar bersamaan keluar kelas setelah jam pembelajaran hari ini telah usai. Sesampainya diparkiran terlihat Aran yang sudah berdiri disamping pintu mobil menatap Kai dan teman-temannya.

"Halo om, kita temen-temennya Kai," jiwa sokab Petra keluar. Baru kali ini liat keluar Kai yang lain selain Galih.

"Hmm, ayo Kai kita pulang," Petra mencebikkan bibirnya saat ucapan hanya direspon singkat oleh Aran.

Kai menurut, ia memasuki mobil dan menyisakan Aran dan teman Kai diluar.

"Jika kalian menjerumuskan Kai pada hal yang tidak-tidak menjauhlah dari keponakannya saya," ucap Aran tajam.

"Heh! Tua bangka! Jangan sekate-kate ya sama kita, kita ngga pernah ngajak Kai aneh-aneh!" Teriak Petra sambil menarik kemeja depan Aran emosi.

"Anak berandal, jangan bertingkah implusif. Kemeja ku bahkan bisa membeli kedai milikmu!" Sarkas Aran sembari melepaskan kasar tangan Petra dari kemejanya yang terlihat sedikit kusut karena cengkraman Petra.

"Tua bangka sialan!" Teriak Petra tak terima, entah dari mana Aran tau bahwa Petra punya kedai.

Aran tak mengindahkan perkataan Petra, ia langsung masuk kedalam mobil. Kai? Ia ingin keluar tapi takut, ketika om nya sudah memberi perintah A, ia tidak boleh melakukan hal B ataupun yang lainnya.

"Om ngomong apa sama Petra?" Tanya Kai saat Aran melajukan mobilnya keluar area sekolah.

"Sentakan kecil untuk bocah ingusan sepertinya," Kai menatap om nya menyelidik.

"Biasanya juga ngga peduli," Aran mengeratkan genggaman pada stir.

"Biasa aja tuh."

Sedangkan di parkiran, Petra uring-uringan. Ia masih sangat kesal dengan om nya si Kai yang sok kaya itu!

"Kemejaku bahkan bisa membeli kedai milikmu, nye nye nye cih! Anjing sialan! Tua bangka babi!" Ucap Kai menirukan ucapan Aran dengan kesal.

"Hati-hati jodoh," celetuk Jordan.

"Gw sumpel juga mulut lo pake helm ya Dan!"

Tbc!

A/K? ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang