Part 7

114 5 0
                                    


Vote dulu baru baca ya sayang :v

........................&..................

Tak terasa sehari telah berlalu, jimin  Sudah bisa berjalan sendiri. Sekarang ia sedang sarapan bersama dengan keluarganya di meja makan, dengan seragam sekolahnya. Rencanannya ia akan pergi ke sekolah hari ini.

"Papa selesai." Ujar dion yang telah menyelesaikan makannya terlebih dulu.

"Tunggu pah! Jimin berangkat bareng papa!" Ujar jimin yang tengah terburu-buru memakan makanannya.

"Tumben?" Batin semua anggota keluarga jimin bersamaan.

"Santai aja! Ga usah buru-buru makannya." Ujar dion kembali duduk di kursinya.

Oh ya sekedar info:

Jimin sekarang sedang bersekolah yang kepala sekolahnya ayahnya sediri. Jangan tanya kenapa jimin kadang bisa dibully di sekolah? Itu karena biasannya jimin berangkat sendiri dengan kendaraan umum. Makannya tak ada yang tau kalau jimin itu anak kepala sekolah. Selain itu anak anak yang membulyynya adalah anak donatur sekolah yang penting. Oleh karna itu ayahnya tak bisa bertindak banyak.

Setelah 10 menit jimin menyelesaikan makanannya. "Ayo pah berangkat! " Ucapnya. Tak lupa ia menyalami ibunya dan kakanya.

Ship....sampe gerbang depan  sekolah.

Mobil hitam masuk ke pekarangan sekolah. Dion keluar terlebih dulu lalu membukakan pintu untuk anak ke nomer duannya.

Jimin keluar mobil dengan wajah datarnya. Ia menyalami ayahnya sebelum melesat ke kelasnya. Meski waktu masih menunjukan pukul 7.00 wib. Sudah banyak murid yang sudah berangkat. Seketika murid-murid itu saling berbisik "apakah Jimin adalah anak kepala sekolah?" Begitulah pikir mereka.

Sepanjang jalan jimin berjalan dengan langkah yang masih tertatih ya jujur saja baru sehari sejak insidennya dengan kakanya. Ia memaksa untuk masuk sekolah padahal kakanya sudah melarangnya. namun jimin tetap kekeh ingin berangkat sekolah.

para murid saling berbisik tatkala jimin lewat namun  Ia terus saja berjalan hingga sampai ke kelasnya yang masih sepi. Memang ya temen sekelas jimin mada molor berangkatnya.

Jimin mendudukan dirinya ke bangku miliknya ia kemudian terlelap dengan wajah menempel di meja.

Jimin tertidur lelap tanpa menyadari sekelompok orang mengerumunginya, bahkan ada beberapa yang memotretnya termasuk...hope.

"Hmm" lenguh jimin membuka matanya. Tampaknya ia belom sadar ia menjadi bahan tontonan. Ia mengucek matanya pelan. Sedangkan orang yang mengerumunginya berteriak gemas dalam hatinya..."imutnya!" Begitu pikir mereka.

"Hoamm ada apa?" Ucap jimin kepada sekumpulan orang di depannya.  sambil menguap.

"Kringggggg!" Bunyi bel sekolah. Itu tandanya pelajaran akan di mulai.

Orang-orang yang mengerumungi jimin membubarkan diri ke bangkunya masing masing. Jimin yang masi bingung menoleh ke arah hope untuk meminta jawaban namun hope hanya mengedihkan bahu gak tahu.

"Cih." Jimin berdecak sebal dengan sahabat karibnya itu.

"Baiklah murid-murid sebelum mulai pembelajaran saya ingin mengumunkan sesuatu." Ujar seorang guru berdiri di meja guru.

"Kita kedatangan pertukaran pelajar dari jerman." Lanjut guru itu

" Masuk."

Kemudian masuklah seorang pemuda tinggi, dengan kulit sedikit pucat, rambut pirang dan wajahnya umm....sangat tampan.

Transmigrasi: Become My idolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang