.
..
.
.
"Kringgg"Bel yang menandakan pelajaran sekolah berdenging nyaring di telinga para siswa dan guru. Tak menunggu lama parkiran sudah penuh dengan siswa yang akan menggunakan alat transportasinya untuk pulang ke rumah atau sekedar nongkrong ga jelas di sana
Lalu bagaimana dengan tokoh utama kita??
Jimin menatap lautan manusia di parkiran. Kenapa bisa di sana? Secara kan kita tau jimin ga pernah pake kendaraan? Yup. Dia ditarik oleh taeyung ke sana. Katanya ia akan pulang bareng dia, karna mulai sekarang ia akan tinggal di rumah jimin hingga misinya selesai.
Kenapa tak bareng ayah jimin? Kan mereka satu sekolah? Entahlah sejak berangkat sekolah ia tak menemukan ayahnya itu. Entah pergi ke mana jimin tak tau??
"Naik!" Ucap Taeyung dengan nada memerintah. Jimin menurut saja....ia langsung naik ke motor gedhe taeyung dengan lancar.
"Jalan." Ucap jimin setelah ia duduk manis di jok motor taeyung.
Ketika taeyung hendak ngegas motornya. Ia tiba-tiba ngerem ndadak. Hal ini membuat dada jimin secara refleks memeluk punggung taeyung.
Alasannya.....hoho tentu saja ada orang yang tiba tiba menghalang.
"Kenapa ?" Tanya jimin datar. Ia sedikit marah dan kesal. Mengerti maksud jimin, Taeyung tak menjawab ia justru menunjuk orang yang menjadi alasan dari tindakan ngerem dadakan.
Jimin berdecak sebal, ia kemudian melihat arak tunjuk taeyung. Wajahnya menjadi lebih gelap. "Hope! Kau ingin mati hah?" Teriak jimin mengglegar akibatnya beberapa orang di sekitar melirik ke arah jimin.
"Lo ngapain bareng sama bule sok kegantengan itu!" Hope balas berteriak sambil menunjuk taeyung.
"Bule sok kegantengan hah? Dari mana hope dapet julukan tak etnis ity?" Batin Taeyung yang merasa dirinya ditunjuk.ia diam saja karna tak ingin ikut campur ke pertengkaran dua karib itu.
"Suka suka gue lah! Mo pulang bareng siapa!" Tekan jimin menekuk wajahnya.
"Jalan!" Perintah jimin cepat Sebelum hope membuka mulutnya.
Taeyung menurut, langsung melesat keluar sekolah meninggalkan hope yang berteriak memanggil manggil keduannya.
Tak butuh waktu lama jimin dan Taeyung sampai ke kediaman park karena Taeyung menyetir motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Suasana di kediaman park sama seperti hari hari biasannya...sepi.. ya karna orang tuannya dan kakaknya itu pada sibuk. Hanya jimin yang nganggur.
Jimin mendadak menjadi pemandu tour sahabat kakaknya.
"Kenapa paman dion dan bibi serena tidak sekamar? Mereka sudah menikah kan?" Tanya taeyung penasaran.
Jimin tak menjawab pertanyaan taeyung ia hanya mengedihkan bahu tak tahu. Pasalnya orang tuannya aneh, meski tak sekamar nyatanya mereka berhasil memiliki jungkook dan jimin sebagai anak. Entah bagaimana carannya?
Meski begitu jimin pikir kelakuan mereka di depannya seperti suami istri pada umumnya. Buktinya saat sarapan bersama tadi pagi??
"Dan ini kamar tamu kau bisa menggunakannya hingga misimu selesai." Ucap jimin. Ia kemudian meninggalkan taeyung. Setelah taeyung manggut manggut mengerti.
Taeyung masuk ke kamar tamu dan merapikan barang bawaannya. Itu tidak banyak hanya baju dan beberapa senjata api. Tunggu sejak kapan taeyung bawa bawaan? Ya sejak tadi, sebenarnya sebelum ia ke kediaman park ia sempat mampir ke hotel tempatnya menginap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: Become My idol
Romance⚠️ JANGAN SALAH LAPAK! SINOPSIS 🥰 "SIAL!" Umpat sera "Jangan ngumpat jimin! nanti gw sumpal mulut lo sama bibir gue !" Ancam Jungkook. "SUMPAL SAJA GW GA TAKUT!!" tantang sera "Cup! " tanpa aba aba Jungkook mencium bibir milik jimin. "BAJINGAN!"...