Halo guys......
Uda lama ya story ini ga up hehe...
Masih adakah yang nunggu kelanjutannya story ini???Engga ya?
Hmm gpp
Happy reading...
Akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Tak sampai setengah jam kantin penuh dengan siswa siswi yang ingin menenangkan cacing-cacing dalam perutnya. Tak terkecuali trio punk punk (jimin, Taeyung, hope.)
"Mo makan ap? Biar gue pesenin" Tanya Taeyung.
"Bakso sama es teh!" Ujar jimin singkat
"Klo gue mie ayam ama jus alpukat." Sahut hope.
"Tunggu bentar." Ujar Taeyung sebelum melesat ke arah penjual.
Tak lama kemudian Taeyung kembali membawa pesanan mereka bersama dengan sosok pemuda.
Jimin memicingkan Matanya melihat pria itu. " Penyelamat!" Batin jimin senang.
Sedangkan hope mendengus kesal melihat keduanya." Saingannya bertambah lagi" begitulah isi pikiran hope.
"Makanan datang!" Kata Taeyung dengan nada yang agak keras.
"Makasih!" Ujar jimin seadanya. Hope? Dia tanpa ba-bi-bu langsung mengambil makanan pesanannya tanpa mengucapkan terimakasih.
Taeyung mengulas senyum tipisnya melihat kelakuan hope.
........
Sedangkan di belahan dunia lain........
Jungkook membaca dokumen yang dikirim sekertaris pribadinya, bian dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.
"Hahaha....apa apaan ini! " Ia tertawa keras menertawakan informasi penting yang didapatkannya.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Sepertinya aku harus meminta penjelasan dari ayah... Oh tidak haruskah aku memanggilnya ketua darkness?"
Tanpa berlama lama Jungkook langsung berlari ke arah parkiran kantornya lalu menyetir mobilnya menuju tempat ayahnya berada.
"Cit....." Suara mobil terparkir di parkiran VIP dengan kasarnya.
Jungkook berjalan penuh wibawa di lorong sekolah menuju kantor kepala sekolah. Masih dalam setelan jas hitam yang elegan, tanpa Jungkook sadari dirinya telah memikat banyak siswi dan para boti SMA yang ada.
Karna Jungkook datang saat jam istirahat ia kerap dihadang siswi yang sekedar ingin berkenalan. "Cek..... Menyebalkan." Decaknya sebal lantas melewati siswi-siswi tersebut.
Tak sampai setengah jam kini Jungkook tengah berhadapan dengan ayahnya dengan tatapan meminta penjelasan.
"Tumben ke sini. Ada apa? " Ujar Sean yang menyadari kehadiran anak sulungnya.
"Kalau ingin menjemput Jimin ini belum jam pulang!" Lanjutnya kembali terfokus pada dokumen di depannya.
"Ayah...oh tidak haruskah aku memanggilmu ketua darkness?" Panggil Jungkook sinis.
"Apa maksudmu? " tanya Sean yang kini menatap tajam anak sulungnya.
"Brak!"Jungkook menggebrak meja di depannya.
"Jangan pura pura!Kau dan ibu tak memiliki ikatan darah denganku dan Jimin! Dan juga aku tak punya ikatan darah dengan Jimin! Apa maksudnya ini? Apakah kita keluarga? " Sarkas Jungkook murka sambil melempar berkas tes DNA ke muka Sean.
Tanpa mereka sadari Jimin yang hendak menyapa Jungkook namun berakhir mengikutinya hingga ke ruang kepala sekolah mendengar semua percakapan kakak dan ayahnya.
"Apa? Apa yang baru saja ku dengar! Bagaimana bisa?" Batin Jimin. Jimin merasa sedih mengetahui fakta jika tak ada keluarganya yang memiliki ikatan darah dengannya namun entah kenapa ada sedikit rasa lega mengetahui ia tak memiliki ikatan darah dengan Jungkook.
"Jungkook! Tidak semua keluarga harus memiliki ikatan darah!" Ujar Sean lembut. Ia mencoba menenangkan Jungkook yang diliputi amarah.
"Hah .. benarkah?" Tanya Jungkook yang tampak meremehkan ucapan Sean barusan.
" Bagaimana bisa kau menikah dengan ibu,jika sebenarnya kau itu gay! Siapa kau sebenarnya? Apa tujuanmu?" Tanya Jungkook berteriak marah Sambil melempar foto-foto kemesraan Sean dengan lelaki lain ke meja.
"Apa
"Hahhhh...." Sean menghela nafas panjang. Ia tak mengira rahasia keluarga palsu ini akan terungkap dengan cepat.
"Aku tak menyangka kau akan tau secepat ini." Monolog Sean pada awalnya.
" Sebenarnya aku dan Selena berencana memberitahumu dan Jimin saat Jimin lulus SMA....karna aku tau ini berat baginya." Lanjutnya sambil menatap langit-langit lewat jendela.
" Baiklah jika kau ingin tahu. Datanglah ke restoran cina Xiao Ling! Karna ini menyangkut rahasia mafia darkness dan Boldsky aku harap kamu bisa datang sendirian." Ujar Sean pelan namun dengan nada memerintah.
"Boldsky juga?" Batin Jungkook penasaran namun ia berusaha menahannya karena tau jika rahasia ini terungkap akan ada pertumpahan darah apalagi ruang kepala sekolah tidak kedap suara dan bersebelahan dengan ruang guru.
"Aku dan Selena janji akan memberitahukan semuanya padamu." Ujar Sean meyakinkan.
" Baiklah....aku pegang janjimu! Sampai jumpa nanti malam." Seru jungkook sebelum meninggalkan ayahnya di ruangan itu sendiri.
" Brak..aduhhh." suara seseorang jatuh disusul rintihan kesakitan masuk ke indra pendengaran Jungkook.
"Apa yang kau lakukan disini Jimin." Ujar Jungkook setengah panik ia takut Jimin mendengar percakapannya dengan ayah, yang mungkin bisa menyakiti hati jimin. namun dibalik itu Jungkook tetap mempertahankan poker facenya.
"Er...itu....kenapa kakak datang ke sekolah?" Bukannya menjawab Jimin justru balik bertanya dengan polosnya. Namun di balik itu ia mati-matian menyembunyikan rasa gugupnya.
Mendengar nada Jimin yang polos seperti biasannya Jungkook berasumsi Jimin tak mendengar percakapannya.
" Aku hanya ingin menjemputmu karna ada hal mendesak yang harus kau tangani." Ucap Jungkook tak sepenuhnya berdusta. Ia memang butuh Jimin untuk meredakan amarahnya pada Sean.
"Ayo! Aku sudah mengurus surat ijinmu!" Dusta Jungkook agak keras namun dengan nada perintah seolah mengkode Sean agar segera mengurus surat ijin Jimin.
"Oke!" Seru jimin riang. Kapan lagi ia bisa bebas dari pelajaran matematika yang membangongkan.
"Hais....Dua anak itu.." ujar Sean menghela nafas pelan.
.....................
BERSAMBUNG......
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: Become My idol
Romance⚠️ JANGAN SALAH LAPAK! SINOPSIS 🥰 "SIAL!" Umpat sera "Jangan ngumpat jimin! nanti gw sumpal mulut lo sama bibir gue !" Ancam Jungkook. "SUMPAL SAJA GW GA TAKUT!!" tantang sera "Cup! " tanpa aba aba Jungkook mencium bibir milik jimin. "BAJINGAN!"...