my sweet toy [3]

490 37 0
                                    

Aku berjalan mengelilingi taman dengan tas kecil yang aku bawa. Isi tas kecil ini yaitu sebuah kamera polaroid yang ingin aku kembalikan pada seseorang.

"Chris!!!"

Aku berlari saat melihat chris tidak jauh dari arah taman. Chris melihatku dan tersenyum saat aku berlari ke arahnya.

"Hey hey hey gak perlu lari lari nanti kamu jatuh"

Aku tersenyum, chris mengusap rambut ku lembut. Dia biasa seperti itu.

"Lucu banget sih, jadi mau macarin deh"

Aku melotot mendengar ucapan chris barusan. Chris cuman ketawa karena reaksi ku.

"Bisa gak jangan terlalu lucu????"
"Apasih, siapa yang lucu, chris???"

"Kamu, sayangku"

"Chriss stop panggil sayang sayang an. Dasar buaya!!!"

Kamu memukuli chris pelan, dan yang dipukuli hanya dapat tertawa. Dengan mudah ia menangkap tangan mu yang memukulinya dan memelukmu erat.

"Mending gini daripada mukulin aku. Pelukan itu baik kalo kamu gak tahu"

"Gak mau, kamu bau"

Kamu mengatakan chris bau tapi kamu malah membalas pelukannya dan menaruh kepalamu di dada bidang nya. Menghirup dalam dalam aroma khas milik chris, kamu benar benar menyukainya.

"you like my signature scent heum???"

Kamu mendongakan kepalamu dan menatap chris. Kamu menganggukkan kepala mu sebagai jawabannya. Chris tersenyum hangat.

"want some of my perfume??? I can give it to you if you want, baby"

Kamu menggelengkan kepalamu. Kamu gak mau ngerepotin chris. Kamu cukup mencium aroma itu langsung dari dia, itu sudah membuatmu bahagia dan nyaman.

"Why???"

"Kalau aku pake parfume kamu, itu nanti jadinya biasa aja"

Kamu mempoutkan bibirmu gemas. Chris benar benar gemas denganmu, ia menyubit bibir mu dan tertawa setelahnya. Sedangkan kamu sibuk mengelus elus bibirmu karena tarikan yang dia lakukan tadi.

"Ah iya, ini aku bawa barang kamu!!"

Kamu melepaskan pelukanmu dengan chris, lalu merongoh sesuatu yang berada di dalam tas mu. Mengeluarkan barang itu lalu memberikannya pada chris. Pria itu mengambil kamera polaroid miliknya yang sempet kamu pinjam beberapa waktu lalu.

"Makasih yaaa"

"Kenapa dibalikin?? Kenapa gak disimpen aja??"

"Gak!! Itu punya kamuuuu, jadi aku balikin deh"

Chris tersenyum, sekali lagi dia mengusap surai rambutmu lembut.

"Mau es krim gak??? Atau mochi?"
"Mauuuu dua dua nyaaaaa"

"Kalau gitu, ayo beli sama aku"

Chris mengandeng tangan kiri mu lalu membawa mu ke kedai es krim yang terletak tidak jauh dari sana.

Sore ini kamu benar benar menghabiskan waktu santai mu bersama chris. Kamu menikmati senja di sungai han dengan 2 cone es krim di tanganmu, hasil kamu memalak chris tadi. Tak lupa dengan beberapa bungkus mochi yang juga hasil palak mu pada pria itu.

"Makan nya pelan pelan aja, aku gak bakal ambil es krim kamu"

Chris mengelap es krim yang tertinggal di sudut bibir kanan mu, tersenyum lembut saat menatap mu yang menatapnya dengan senyuman mu yang benar benar candu baginya.

"Maacih"

"Sama sama, baby"






















____________

"Muka lo suram amat gw liat liat"

Jisung duduk di samping lino. Pria berparas imut bak quokka itu mencoba menghibur sahabat nya yang satu ini. Dari tadi sore saat latihan boxing dimulai, lino sama sekali tidak keliatan mood happy nya. Muka nya datar, 100% tanpa ekspresi hah.

"No no lino, lo galau in dia?"

Jisung mendekatkan wajahnya pada wajah lino, mencoba menatap intens manik mata sahabatnya itu.

















Bruk!!







"Waanjirrr sakit cokkk"

Lino natap jisung datar seolah olah ia tidak melakukan apa apa barusan. Sedangkan jisung sekarang lagi sibuk elus elus pantat nya yang sakit. Lino tadi dengan tiba tiba nabok kepala belakang jisung yang otomatis ngebuat jisung jatuh dari kursi dan pantat nya mendarat dengan sempurna di lantai.

"Kejam banget lu"

Gak ada respon dari ucapan jisung barusan, jisung malah ditinggal lino gitu aja.

"Oh alahhh bener bener anjrit tuh anak"




























Bugh!
Bugh!
Bugh!
Bugh!






"Woyyyy cukup woyy lo kerasukan apa sih, no?????"

San menarik lino menjauh dari samsak tinju yang keliatan nya sudah penyok itu - jangan salah, pukulan lino gak main main walaupun itu cuman latihan.

"Gila lu. Emosi lu kontrol lagi, bahaya"

Lino mengelap kasar keringet yang ngalir di dahi nya, mengambil botol minum yang sudah disediakan dan meminum nya, sekali lagi, tanpa mempedulikan ocehan teman temannya.

"Udah jam 9 nih, lo katanya gak bisa sampe malem disini"

"Gw tarik ucapan gw siang tadi"

"Cerita gan kalo ada apa apa, jangan dilampiasin sendirian gitu. Gw cuman takut lo terus terusan gak bisa kontrol emosi lo"

"Hm"

Lino meremas kencang botol minuman kosong yang ada di genggaman nya, memikirkan nama seseorang yang ia benci membuat emosi nya kembali tak terkontrol.

"Bangsat"

"Lino"

"Gw balik duluan, nanti jangan lupa beresin semuanya kalo lo pada udah kelar!"

Lino melepas sarung tangan tinju nya dan melempar nya begitu saja. Pria itu mengambil barang² nya dan pergi keluar begitu saja.


"Gw ngeri kalo tuh orang lagi mode maung"
"Gw juga, njir. Makanya gw diem aja dari tadi"

"Chris sama lino kapan akur nya dah"

"Hahahaha mereka berdua akur??? Matahari gak mau muncul lagi ntar"

"Serem, bego"







Plakk!!





Jisung menggeplak kepala san.

My Sweet ToyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang