my sweet toy [7]

357 40 1
                                    

"Ini ruangan kamu?"

Lino nganggukin kepalanya. Kamu yang baru pertama kali menginjakan kaki mu diruangan kerja lino cuman bisa ber wah ria. Ruangan dengan nuansa hitam putih itu nampak sangat elegan. Walaupun 2 warna itu bukan warna favorite mu, namun sepertinya kamu akan mulai menjadikannya warna favoritemu karena ruangan lino.

"Kalau mau apa apa, bilang aja. Gw mau kerja dulu"

"Okayyyy"

Kamu duduk di sofa panjang yang ada di pojok ruangan, dengan iseng dan karena bosan, kamu akhirnya mengambil sebua majalah yang terletak di nakas lalu membaca nya. Isinya tentang politik, kamu gumoh bacanya.




"foiled premeditated murder??? Eh???"





Lino menghentikan kegiatannya pada laptop kerja nya, lalu menoleh ke arahmu setelah mendengar kamu membaca sebuah judul majalah.

"Ini gak salah judul?"

Kamu masih sibuk dengan majalah yang kamu temukan yang isinya tentang pembunuhan berencana yang digagalkan. Pas kamu mau baca lebih lanjut, kamu dikagetkan dengan lino yang dengan cepat menyambar majalah itu lalu melempar nya.

"Jangan baca yang aneh aneh"

Kamu nampak bingung, jujur. Majalah dengan judul aneh itu menbuat mu bingung, terlebih perilaku lino yang kini ada di depanmu, makin membuatmu bingung.

"Ya maaf, itu tadi kan ada disini, terus aku iseng baca deh" ucap kamu sambil cemberut, karena kamu ngerasa kalo lino ngomelin kamu, makanya kamu cemberut.

Lino yang tadinya emang sedikit kesal langsung berubah total lihat kamu kayak gitu. Lucu banget soalnya buat dia.bTangan itu bergerak mengusap surai rambutmu. Lino menunjukan senyum tipisnya.

"Jelek, gak usah cemberut lo. Kayak bocil"

"Ihhh apa maksud hah???!"

"Idih, galak banget kayak nenek lampir"

"LINOOOOO!!"

Saking kesalnya, kamu bangkit lalu memukul lino pelan secara bertubi tubi, yang dipukul cuman bisa ketawa aja, karena pukulan kamu gak ada rasanya. Karena gemas, lino narik kamu terus meluk kamu erat. Kamu yang tadinya lagi mukul langsung diem deh tuh soalnya di peluk.

"Gak berasa pukulannya, mending peluk"

"Gak mau, kamu bauu"

Ya, seperti biasa. Kamu ngatain lino bau tapi malah ngeratin pelukannya. Lino senyum tipis. Kamu taruh kepala kamu di dada bidang lino yang berbalut kemeja kerja itu, mencium dalam dalam aroma khas dari parfume yang pria itu gunakan.

"Ngapain sih?"
"Diem, parfume nya enak, aku suka"

Kamu makin ngedusel di dadanya lino. Manja? Memang, begitulah aslinya kamu kalo sama dia. Walaupun kamu sering bilang lino itu ngeselin, tapi jujur kamu lengket banget sama dia.
Lino yang gemes sama sifat kekanak kanakan kamu langsung gendong kamu terus bawa kamu ke meja kerja dia.

Masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaiin, jadilah sekarang lino mau balik fokus sama laptopnya, dengan kamu yang ada di pangkuan nya. Kalian tahu, gendong ala koala??? Kwkwkk.

"Diem ya, gw mau kerja dulu"
"Huum"

Kamu nyenderin kepala kamu di dada lino, memejamkan matamu dan mencoba untuk tertidur agar tidak mengganggu lino yang sibuk dengan kerjaan nya itu.

"Abis ini gw ada latihan boxing, mau ikut??"

Lino gak dapet jawaban dari kamu. Bisa dia tebak, kamu udah tidur pulas di pangkuannya.

My Sweet ToyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang