Tujuh

4.4K 427 18
                                    

Assalamualaikum manteman!



-
-
-





Sesuai perintahnya, Alex menyisakan dua wanita itu untuk Zergio. Ia sudah melenyapkan semua orang yang hanya berdiam diri saat ketiga tuan mudanya tengah dikasari.

Ia juga sama marahnya seperti Zergio, namun ia bisa apa. Perintah Zergio adalah mutlak, ia yang hanya asisten tak mampu melawan perkataannya. Bahkan perintah Zergio juga mutlak bagi keluarganya. Tidak ada yang bisa membantah ucapan Zergio, kecuali tuan besarnya, Xavier Frans Axellard.

Namun jika Zergio sudah marah, tuan Xavier pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Huft, sepertinya hanya tuan muda kembarnya saja yang bisa meluluhkan seorang Zergio, batin Alex.

Alex berjalan menuju dua wanita yang saat ini belum sadar dari pingsannya. Lebih tepatnya pura-pura belum sadar. Keadaan mereka sangat tidak baik-baik saja. Kedua tangannya diikat pada sebuah tiang, mulutnya dilakban bahkan penampilan mereka sangat berantakan.

"Bangunlah, aku tau kalian sudah bangun!" ucapnya datar. Keduanya pun segera bangun setelah mereka ketahuan hanya berpura-pura pingsan.

"Sial bagaimana bisa dia tau?"  batin keduanya. Seolah tau apa yang mereka pikirkan, Alex berujar sinis, "mana ada orang pingsan matanya gerak-gerak?"

Ia bergerak lebih dekat dengan mereka. Melepas paksa lakban yang membungkam mulut mereka. Kedua tangannya ia gunakan untuk mencengkram dagu keduanya.

"Kalian mencari masalah dengan orang yang salah!" Ia mengencangkan cengkramannya. Kukunya yang panjang menancap di pipi itu, dan sedikit mengoyak kulit wajah mereka.

"Lepaskan kami sialan!" teriak Reva, wanita yang telah menendang Zio dan menampar Zico. Alex mengeraskan rahangnya, berani sekali wanita rendahan ini meneriakinya.

Dug

Plak

"Ini untuk kau yang telah menendang tuan muda Zio dan menampar tuan muda Zico!"

Plak

Bugh

"Dan ini untuk kau yang berani memaki bahkan melukai tuan muda Zeka!"

Kedua wanita itu merintih kesakitan, wajah keduanya babak belur. Sial tau begini, mereka tidak akan berurusan dengan tiga bocah itu.

"Bersiaplah menjadi mainan seorang Zergio Axellard." ucapnya tepat di depan wajah keduanya dengan seringaian yang membuat mereka bergidik. Asistennya saja seperti ini, bagaimana dengan tuannya? Itulah yang ada di benak mereka.

"Kalau boleh jujur, sebenarnya aku sudah sangat ingin melenyapkan kalian berdua saat ini juga. Tapi, tuanku lebih berhak atas kalian. So, nikmati saja sisa waktu kalian." ujar Alex dengan wajah tengilnya. Membuat beberapa bodyguard yang ada di sana menahan tawanya melihat wajah tengil Alex.

Alex menatap mereka tajam, membuat mereka segera merubah ekspresinya.

"Awasi mereka, jangan sampai lengah!" Setelah mengucapkan perintah, Alex segera meninggalkan ruangan itu diikuti oleh bodyguard.

★★★

"Adek makan dulu ya?" Zio, anak itu terus menggeleng dan menutup mulutnya saat Zergio akan menyuapinya.

"Adek harus makan biar cepet sembuh. Adek ingin cepat sembuh, kan?" tanya Zergio membuat anak itu mengangguk.

"Kalau pengen cepat sembuh Adek harus makan, oke?" lanjutnya sambil menyodorkan sesendok bubur ke mulut Zio. Dengan cepat Zio menggeleng kembali. Matanya berkaca-kaca, tanda siap akan menangis.

Hah

Helaan nafas terdengar dari bibir Zergio. Ia memejamkan matanya guna menormalkan emosinya. Ingin marah tapi dia anak kesayangannya, ingin membiarkan tapi anak itu belum makan apapun. Seseorang tolong tahan Zergio untuk tidak meluapkan emosinya.

"Baiklah kalau Adek tidak mau makan, nanti papa bilang sama om dokter buat suntik Adek. Salah sendiri tidak mau makan" ucapnya menakut-nakuti Zio. Zergio bangkit, dan berpura-pura akan memanggil dokter.

"Kakak, ayo kita panggil dokter. Biar Adek di suntik, soalnya Adek nakal nggak mau makan," ia menggandeng tangan kecil Zeka dan bersiap akan keluar. Zio yang melihat papanya akan keluar bersama sang kakak untuk memanggil dokter seketika menjadi panik.

"Hiks.. papa anan pelgi hiks.." panik anak itu. Anak itu menangis, ia takut kalau Zergio benar-benar memanggil dokter. Ia takut di suntik.

"Maafin Ade hiks, iya Ade au mam" Zergio mengulas senyum ketika mendengar ucapan anaknya. Ia kembali ke ranjang Zio, dilihatnya wajah Zio yang basah karena air mata. Mata anak itu sembab, pipi dan hidungnya memerah. Bibirnya bergetar, lucu sekali.

"Syutt, papa disini. Tenang oke?" Ia menghapus air mata Zio, kemudian mengecup kedua mata anak itu.

"Sekarang mam ya? Aaa" ia menyuapkan bubur itu ke mulut Zio yang diterima baik oleh sang empu. Walaupun sesekali merengek karena mulutnya terasa pahit saat menelan makanan.

"Pintarnya anak papa," pujinya saat mangkuk berisi bubur itu sudah tandas. Ia mengelap bekas bubur yang menempel di bibir Zio. 

Kini Zio sudah terlelap setelah meminum obat. Sekarang giliran dua tuyulnya yang lain, ia akan memberi mereka makan karena mereka baru makan tadi saat sarapan.

"Abang, kakak, ayo ikut papa. Kita makan sekarang," ajaknya sambil mengangkat mereka dalam gendongannya. Kemudian melangkah menuju kantin rumah sakit.

"Tapi Adek siapa yang jagain?" tanya Zico.

"Nanti ada bodyguard yang berjaga," jawabnya sambil mencium pipi gembul Zico dan Zeka.

"Papa, bodigat tu apa?" tanya Zeka penasaran. Zergio terkekeh mendengar pertanyaan Zeka. Lucu sekali anaknya itu.

"Bodyguard itu orang yang bertugas sebagai penjaga. Mereka menjaga tuannya supaya mereka terlindungi, mengerti?"

Si tengah menggeleng tanda tidak paham dengan apa yang diucapkan oleh Zergio. Zergio terkekeh, sedangkan Zico sibuk dengan pikirannya sendiri.

Beberapa orang yang melihat Zergio terkekeh melotot tidak percaya.

Itu beneran tuan Zergio yang terkenal kejam itu?

Demi apa dia terkekeh?

Aaaa ganteng banget cuk, om culik aku om

Aku mau dong jadi sugar baby nya pak Zergio

Pak Zergio tambah ganteng kalau senyum gitu

Zergio mendatarkan wajahnya saat pekikan orang-orang terdengar.

"Udah nggak usah dipikirin, ayo kalian mau makan apa?" tanyanya saat sudah sampai di kantin rumah sakit.

"Aku mau naci goleng!" seru Zeka penuh semangat. Zergio dan Zico terkekeh melihat keantusiasan Zeka.

Zergio memesan tiga porsi nasi goreng seafood, satu kopi dan dua cokelat hangat untuk dua tuyulnya.

Tak lama pesanan mereka telah sampai, zergio menyuapi Zico dan Zeka sambil sesekali menyuapi dirinya sendiri. Mereka makan dengan nikmat. Zico yang makan dengan tenang, dan Zeka yang makan sambil diiringi celotehan lucunya.


T.b.c

vote and komen yaaahhhh, aku maksa lohhhhh!!

ZergioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang