Wahai para pembaca, votmen juseyo..
🌚🌚-
-
-Sore ini pasangan ayah dan anak itu tengah bersantai di ruang keluarga. Si ayah yang sibuk menciumi si bungsu, si sulung yang sibuk menonton dua bocah laki-laki perempuan dan seorang goblin berwarna hijau bernama Shinbi. Dan si tengah sibuk dengan camilannya.
"Papa dah.. geyi haha," tawa itu mengalun indah di telinga Zergio. Ah sepertinya itu akan menjadi tawa favoritnya.
"Geli, hm?" Zergio semakin gencar mencium pipi yang mulai melar itu. Tangannya bahkan tak tinggal diam, ia terus menggelitik perut mungil itu.
Ia menyudahi aksinya setelah melihat wajah Zio yang terlihat memerah karena tertawa.
"Papa baik, Adek cuka" ucap Zio tiba-tiba. Namun tiba-tiba saja ia menunduk tatapannya pun menyendu.
"Papa janan belubah, Adek akut papa jahat. Duyu papa cuka malah malah, apa uga cuka pukuyin Adek. Cakit papa," ucapnya lirih. Ia menunduk menatap lantai. Tak berani menatap Zergio.
Hati Zergio seperti dicubit. Mungkin ini perasaan Zergio asli. Dadanya sesak seperti dihimpit batu.
"Papa janji tidak akan mengulangi kesalahan papa. Papa akan menyayangi dan melindungi kalian. Papa janji nak" mati-matian Zergio menahan tangisnya. Ia memeluk putra bungsunya erat seakan takut bahwa putra bungsunya akan meninggalkannya.
"Papa haus pen mimi," ucap Zio dengan wajah polosnya. Zergio menggigit bibir bawahnya gemas.
Ugh pengen gue ngap tu pipi.
"Adek tunggu sebentar ya, papa mau buat susu dulu." Zio mengangguk. Zergio mendudukkan Zio di sofa kemudian berjalan ke dapur untuk membuatkan ketiganya susu.
"Uhm enyak!" Lihatlah betapa imutnya Zeka saat ini. Wajahnya yang belepotan dan mulut yang tak henti-hentinya mengunyah membuatnya semakin menggemaskan.
"Abang mau?" tanya Zeka sambil menyodorkan satu kue yang sudah digigit separuh kepada Zico. Zico segera menoleh ke arah Zeka, kemudian menggeleng pelan. Ia sedang tidak ingin kue untuk sat ini, tidak tau nanti hehe.
Zeka mengangguk kemudian memakan kembali kuenya. Beruntung Zico menolak, kalaupun ia mau tentu saja Zeka tidak akan memberinya. Mwehehe.
Tak berselang lama, Zergio pun datang dengan dua gelas susu dan satu dot kecil untuk si bungsu.
"Abang, Kakak ayo minum dulu susunya," ujarnya lembut. Mendengar itu, Zico yang fokus menonton dan Zeka yang masih nyemil langsung menoleh ke arahnya. Dengan segera kaki mungil mereka mendekat ke arah Zergio.
Mereka langsung menyambar gelas di nampan dan langsung meneguknya sampai tandas. Mereka melirik sang adik yang rebahan di paha sang papa dengan mulut yang terus menyedot nipel buatan itu.
Zico tersenyum melihat adik bungsunya yang begitu menggemaskan. "Gemoy!"
"Sini," Zergio mengkode keduanya untuk duduk di sebelahnya. Dua bocah berwajah sama itu hanya menurut dan segera duduk di samping Zergio.
"Ade cayang papa!" gumam Zio sebelum menyelam ke alam mimpi.
"Papa lebih sayang kalian."
。◕‿◕。
"Abang, Ade au tu," tunjuk Zio pada sebuah toples berisi cookies coklat. Zico yang melihat apa yang ditunjuk oleh Zio segera mengambilkannya. Tingginya yang tidak seberapa itu membuatnya kesusahan mengambil toples yang ada di meja.
Mengapa mejanya sangat tinggi, huh!
Dengan susah payah Zico naik ke atas meja. Namun, meja bundar yang hanya memiliki satu kaki itu tak bisa menyeimbangkan tubuh Zico. Hingga tanpa aba-aba meja itu oleng membuat toples itu jatuh ke lantai dan tubuh Zico yang hampir terjatuh jika saja lengan kokoh itu tak menangkapnya.
Bruk
Prang
Hap
Hampir saja wajah imoet Zico menyium lantai yang dingin dan terdapat beberapa pecahan toples. Beruntung Zergio yang baru datang dari dapur segera berlari dan menangkapnya, jika tidak? Oh my ia tak bisa membayangkannya. Jujur jantung Zergio serasa mau lepas dari tempatnya saat ia tak sengaja melihat anaknya yang akan jatuh ke lantai yang terdapat pecahan toples.
Zico yang hampir terjatuh tentu saja terkejut bukan main. Jantungnya terasa hampir copot. Tubuhnya bergetar, kedua bola matanya berkaca-kaca.
"Hiks.." isakan kecil itu mulai terdengar. Ia menangis namun tidak kencang, hanya isakan yang keluar dari bibir plumnya.
"Syutt, tenang. Tidak apa-apa," ucap Zergio menenangkan Zico yang berada dalam dekapannya.
"Abang!!" Dua tuyul itu berlari menuju tempat Zergio setelah melihat kejadian yang hampir mencelakakan kakak mereka.
"Abang ndak papa? Maafin Ade kalna Ade Abang hampil ceyaka," sesal Zio. Anak itu menangis mengingat kakaknya yang hampir terluka karena permintaannya. Seharusnya ia tak meminta Zico untuk mengambilkan cookies itu jika akhirnya begini.
Mendengar tangisan sang adik, Zico langsung meminta turun dari gendongan Zergio dan segera memeluk tubuh yang terlihat bergetar itu.
"Jangan menangis, Abang tidak apa-apa." Lihat betapa dewasanya Zico kepada adiknya. Zergio diam-diam merasa bangga dengan putra sulungnya yang sangat bijak itu.
Benar-benar anak yang membanggakan!
"Huh hampil caja wajah Abang ndak ganteng lagi!" oceh Zeka dibalas kekehan oleh Zergio.
"Lain kali hati-hati. Kalau tidak bisa panggil papa, oke?" Ketiga anak itu hanya mengangguk lucu mendengar nasihat Zergio.
"Good boy."
-
-
-Papay cemuanya 🤗
Jan lupa votmen!
💨💨💨
![](https://img.wattpad.com/cover/344565393-288-k707112.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zergio
RandomDitto Caller, pemuda dingin tak tersentuh yang bunuh diri setelah kematian adik kesayangannya, bertransmigrasi ke tubuh Zergio Vestian Axellard pria yang sudah memiliki tiga orang putra kembar. Zergio, pria dingin yang sangat membenci ketiga putrany...