Sebelas

3.6K 387 9
                                    

Yoo wasssappp menn

*
*
*


Hari ini rumah mereka kedatangan tamu. Siapa lagi kalau bukan Eren, si anak Eric. Sudah seminggu sejak kembar masuk sekolah dan berteman dengan Eren, mereka sudah sangat dekat.

Entah bagaimana caranya, pagi-pagi sekali anak itu sudah duduk manis di ruang tamu. Zergio menghela nafas, sifat Eren benar-benar mirip seperti Eric. Datang tak diundang, pulang tak diantar. Seperti jaelani?

"Heh ngapain kamu di rumah saya?!" tanya Zergio sambil berkacak pinggang. Eren hanya menyunggingkan senyum manisnya yang entah mengapa membuat Zergio merinding.

Bocil loh itu.

"Ketemu adik," jawab Eren masih dengan senyum monyetnya menurut Zergio.

"Nggak usah ngadi-ngadi kamu. Kamu itu anak tunggal, orang bapakmu saja mandul kok," ujar Zergio tanpa difilter terlebih dahulu.

"Sembarangan! Babeh saya nggak mandul ya, kalau mandul gimana saya yang imut lucu lembut kaya cloud bread ini hadir?" ucap Eren percaya diri.

Sumpah, Zergio rasanya pengin muntah. Imut lucu lembut kaya cloud bread?? Entah kenapa mendengar kata itu dari mulut bocah yang biasanya datar kaya tembok membuat bulu kuduk Zergio berdiri. Oyy dimana wajah lempeng bocah ingusan ini, kenapa jadi menyebalkan kek bapaknya sih!

"Haiss, kenapa jadi bahas bapak saya sih. Saya kesini tuh mau ketemu sama trio dedek emes, ngomong-ngomong kembar mana, Pa?" tanya Eren setelah menyeruput secangkir teh yang entah sejak kapan ada disitu. Sebenarnya Zergio tidak mau jika Eren memanggilnya Papa, tapi karena paksaan kedua anaknya yang tak lain adalah Zeka dan Zio akhirnya ia membiarkannya.

"Mau ngapain kamu sama anak saya?"

"Main lah masa mau gulat sih!" jawab Eren nyolot. Entah kenapa Eren merasa menjadi orang lain jika berbicara dengan bapaknya si kembar. Aneh, sepertinya ia harus ke dukun buat cek otak?

"ELENNN!!"

Yang ditunggu Eren akhirnya datang juga. Tapi kok kurang satu?

"Zio Zeka jangan teriak!" tegur Zergio datar.

"Hehe, maap Papa," Zeka meminta maaf disertai cengiran khasnya.

"Zio juga, papa maap," sahut Zio.

"Jangan diulangi, papa tidak mau tenggorokan kalian sakit" keduanya kompak mengangguk.

"Abang kalian mana, kok nggak ikut?" tanya Zergio saat tak melihat presensi anak sulungnya.

"Abang macih tidul."

"He'em Abang bobona puyes banget," Zergio mengangguk paham. Pasti gara-gara tadi malam.

"Ehem!"

Deheman keras seseorang membuat Zergio dan kedua curutnya sontak menoleh. Dilihatnya wajah Eren yang seperti nahan berak karena diacuhkan oleh mereka.

"Eh lupa ada Elen," cengir Zeka. Ia mengajak Zio untuk duduk di sebelah Eren. Sedangkan Zergio, ia duduk di sofa di depan mereka.

Eren hanya merengut kesal, bisa-bisanya ia dilupakan.

"Nih Abang bawain kue buat kalian," Eren menyodorkan sebuah bingkisan kepada Zio yang diterima dengan baik oleh sang empu.

"Maacih Abang"

"Sama-sama"

Zergio tersenyum hangat melihat keakraban mereka. Mereka saat ini tengah menikmati kue yang dibawakan Eren. Saking asyiknya makan, wajah dua bocah itu sudah dipenuhi dengan coklat. Eren sampai tertawa dibuatnya.

"Tuan!"

Mengalihkan pandangannya ke samping, ia melihat Alex dengan alis yang diangkat sebelah.

Alex membisikkan sesuatu. Mendengar itu, wajah Zergio menggelap. Aura disana tiba-tiba mencekam. Udaranya juga menjadi dingin.

Zergio tidak sadar, kalau disana masih ada anak-anak.

"Kendalikan dirimu, Papa. Lihatlah mereka ketakutan," ucap Eren penuh penekanan.

Zergio tersentak. Ia segera menekan auranya. Dilihatnya kedua anak itu tengah memeluk satu sama lain karena takut.

Ia mendekati mereka, lalu memeluknya. "Maafkan papa, hm?" Zergio mengecup pucuk kepala keduanya.

"Kalian bermain dulu, papa ada urusan. Mungkin papa akan pulang malam, bagaimana jika kalian menginap di rumah Daddy Eric?" Ketiga anak Zergio memang memanggil Eric dengan sebutan Daddy, dan itu Eric sendiri yang memintanya.

"Mang boyeh?" tanya Zio memastikan.

"Sebenarnya tidak. Tapi papa tidak akan tenang kalau kalian tidak dalam pengawasan papa. Jadi kalian boleh pergi ke rumah Vio," terang Zergio.

Eren yang mendengar panggilan Zergio padanya menatap tajam duda tiga anak itu. Enak saja Zergio memanggilnya dengan nama itu. Memang sih itu nama tengahnya, tapi kenapa tidak Vior atau nggak lengkap gitu Viorten, kenapa harus Vio sih kayak cewek tau.

"Yeay main lumah Elen!"

"Kalian tunggu disini, papa mau siapin barang kalian. Sekalian bangunin Abang"

Zergio pergi ke kamarnya untuk menyiapkan perlengkapan triplets. Tak lupa ia membangunkan Zico dan memandikannya.

*
*
*

Beberapa saat kemudian, ia turun dengan Zico yang berada digendongnya dan juga tas bayi yang ia tenteng ditangan kanannya.

Zergio sendiri yang mengantar mereka. Tak lupa beberapa mobil bawahannya yang mengikuti dibelakang. Ia menyuruh mereka untuk berjaga di sekitar mansion Rodriguez, meskipun ia tau keamanan disana terjamin.

"Hati-hati disini. Jangan nakal, jangan menyusahkan Daddy dan Mommy. Jangan makan sembarangan, jangan menurut jika Vio mengajarkan yang tidak-tidak. Zico kau awasi kedua adikmu" petuah Zergio panjang kali lebar. Twins dan Eren memutar bola matanya malas, kenapa Zergio cerewet sekali seperti emak-emak. Mereka juga punya telinga, tidak perlu diingatkan terus.

"Iya papa~" ucap Zico jengah.

Lelah sebenarnya mereka mendengar ocehan Zergio yang sedari baru berangkat sampai sekarang tidak berhenti memberi petuah.

Tapi tak apalah, itu juga demi kebaikan mereka sendiri.

"Ingat bocah. Bilang sama Daddy mu untuk menjaga tiga putraku. Kalau lecet sedikit, bilang padanya Xion menunggu" Eren mengangguk patuh, sejujurnya ia sedikit takut dengan aura Zergio, sama seperti kakeknya.

"Oke kalau begitu papa pergi dulu," ia pun pamit kepada ketiga anaknya tak lupa membubuhkan kecupan di kening mereka. Dengan iseng ia mencium pipi Eren yang dibalas delikan oleh sang empu.

Tangan mereka melambai ketika mobil Zergio mulai menjauh dari mansion. Kemudian mereka masuk ke dalam yang disambut hangat oleh sang pemilik mansion.

Tak lupa Eren memberi tahu pesan Zergio pada Eric. Eric merinding begitu mendengar nama Xion. Ada yang lupa sama Xion? Xion itu serigala putih peliharaan Zergio yang hanya jinak pada pemiliknya.

Dulu pernah kejadian dimana Zergio memasukkan Eric ke kandang Xion, karena Eric dengan usilnya memecahkan vas bunga pemberian ibunya. Eric hampir sekarat karena Xion menyerangnya dengan agresif, hingga akhirnya ia koma selama lima hari. Karena kejadian ini, Eric menjadi trauma pada yang namanya serigala.



---------- [ TeBeCe ] ----------


Bye bye mina-san

Jan lupa votmen 💨💨💨

ZergioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang