Chapter 17

3.5K 375 23
                                    

.....

"Kamu masih bisa tertawa, huh?" Mata itu, sangat mengerikan. Freen merasa dirinya tak punya jalan keluar.

"Becky?" Suaranya sedikit begetar, Freen merasa sangat takut.

Becca melihat Freen sejenak, lalu dia berkata, "Sepertinya aku tidak diperlukan di sini." Becca berbalik dan ingin pergi, itu ungkapan kekesalannya, dia tidak sepenuhnya ingin pergi. Becca hanya ingin membuat sedikit drama.

Freen sedikit panik, dia tak ingin Becca pergi begitu saja. "Bec.." Suara Freen memohon untuk kembali, dia tidak punya tenaga untuk mengejar Becca. Wanita itu sudah berjalan agak jauh, Freen berkata lagi dengan nada yang sama, "Aku sakit, Bec." Freen berharap kata-katanya bisa menghentikan langkah wanita yang sedang marah itu.

Benar, langkah Becca terhenti saat mendengar Freen mengatakan dia sakit. Dia merasa tidak seharusnya dirinya seperti ini, tapi tidak tau mengapa dia benar-benar marah dengan canda tawa Freen dan wanita blonde tadi. Rasanya dia ingin memisahkan mereka berdua saat itu juga. Tapi yang dilakukan Becca hanyalah menunggu dan melihat mereka dari jauh. Rasa iri dan cemburunya menjadi satu, bagi Becca itu adalah situasi yang menyebalkan.

Becca kembali mendekati Freen. Sebelum duduk, dia melihat wajah Freen sejenak. Dia masih pucat, katanya dalam hati. Becca menghela napas, dia merasa bersalah tidak menanyakan lebih lanjut apa yang dirasakan Freen malam itu, padahal dia tau Freen sedang tidak baik-baik saja.

Sekarang Becca duduk di samping Freen, tubuhnya menghadap Freen. Dia memperhatikan Freen dari atas sampai kaki, lalu bertanya, "Apa yang sakit?" Suaranya lembut sekarang, tidak seperti tadi.

Freen tersenyum, karena Becca tidak jadi pergi. Mendengar pertanyaan Becca, Freen menunjuk dadanya, "Ini."
Freen masih menggunakan senyum itu.

Becca melihat di mana telunjuk Freen berada. Lalu dia berkata, "Jantung?"

"Mm." Jawab Freen.

Becca bisa menyimpulkan bahwa Freen mendapatkan jantung Saint sebelumnya. Lalu dia berkata lagi, "Freen." Aku ingin melihatnya, katanya dalam hati. Tapi dia tau, Freen tidak nyaman dengan pertanyaan ini.

Setelah mengatakan namanya Becca terdiam cukup lama, lalu akhirnya Freen bertanya, "Bagaimana keadaanmu?" Tanpa ditanya, Freen tau jawabannya.

Becca mencoba mengartikan apa yang dia rasa. Dalam dirinya sekarang, dia merasa sesak dari semua yang terjadi. Saint, Freen dan rasa cemburu baru-baru ini. Keadaan ini benar-benar seperti pengalaman baru yang berusaha untuk membuatnya terpuruk. Becca tidak menjawab pertanyaan Freen, dia hanya duduk di sana dan sedikit melamun. Baginya sekarang dia membutuhkan seseorang.

Becca tidak melihat Freen, dia hanya melihat tangan Freen. Beberapa saat kemudian, dia menarik dengan pelan pergelangan tangan Freen.

Freen yang sedari tadi menunggu jawaban Becca, sekarang dia terlihat bingung dengan sikap Becca, Freen bertanya lagi, "Hm? Ada apa?" Matanya menunggu Becca untuk melihatnya.

Becca masih tidak melihat Freen. Sebenarnya saat ditanya Bagaimana keadaanmu, Becca hanya ingin menangis lagi. Tapi dia tidak ingin tangisannya dilihat Freen langsung. Lalu Becca berkata dengan pelan, "Kamu tidak ingin memelukku?" Dada itu sudah sesak, dia mau menumpahkan kesedihan itu sekarang, tapi masih dia tahan. Becca sekarang butuh Freen memeluknya.

Freen sedikit terdiam dengan permintaan tersebut. Dia tidak pernah memeluk orang lain sebelumnya. Tapi melihat Becca seperti ini, dia tidak tega. Perlahan Freen dekati tubuhnya, lalu dia rangkul tubuh Becca dalam dekapannya. Becca akhirnya mendapatkan pelukan.

Becca yang merasa aman di pelukan Freen, akhirnya tak perlu menahan tangisan itu lagi. Rasa berat di dadanya masih terasa, dia menangis agak lama. Freen membiarkan Becca seperti itu, dia tidak menghentikan Becca, dia tau betapa sulitnya melewati ini semua, dia pernah merasakan kehilangan itu.

White Butterfly - FreenbeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang