Becca berusaha fokus belajar. Dia juga berusaha keras untuk mengabaikan kata-kata Freen. Tapi, tidak bisa. Dia tidak pernah merasa seperti ini.
Sebelumnya ketika di sekolah ataupun di kampus dulu, Becca termasuk wanita yang populer karena kecantikannya. Semua lelaki menyukainya, tidak jarang surat-surat cinta itu ada di laci meja. Becca bahkan selalu menerima banyak hadiah, hampir setiap hari.
Becca sudah biasa dengan semua itu, apalagi dengan kata aku suka kamu selalu dia dengar dari penggemarnya. Tidak dari satu atau dua orang, banyak sekali lelaki yang menginginkan Becca, hingga atlet kampus mencoba untuk mencari perhatiannya. Lelaki para idaman wanita pun juga menginginkan Becca. Mereka mengatakan kata suka lebih dari sekian kalinya. Sementara hati Becca tidak tersentuh sedikipun, perasaannya tidak tergerak sama sekali. Bahkan debar jantungnya normal.
Namun sekarang, saat kata-kata itu keluar dari mulut Freen, jantungnya tidak bisa berhenti berdebar kuat, bahkan dadanya nampak naik turun dengan cepat. Pikiran Becca masih mengingat wajah Freen saat mengatakan itu dan telinganya masih mengulang apa yang dia dengar, seolah tidak ingin dilupakan.
Kata-kata aku suka kamu, Becca ingin mendengarnya lagi. Dia ingin Freen mengatakannya lagi. Pikirannya sesekali berbisik bahwa dia mungkin salah dengar perkataan itu, tapi ketika dia ulang berkali-kali reka adegan tersebut, dia bisa mendengar ucapan itu dengan jelas.
Dia menyukaiku?
Apa yang dia suka dariku?
Apa arti suka yang dia ucap sekarang?
Dia sungguh mempunyai rasa untukku?
Romantis?
Mengapa dia bisa suka padaku?
Jika dijabarkan, Becca memiliki beribu pertanyaan, kali ini dia dirasuki hantu penasaran.
Becca mengambil cermin bulat yang terletak di pinggir meja belajarnya, dia melihat pantulan dirinya di sana. Saat bercemin dia memainkan matanya, berkedip beberapa kali, lalu sedikit membuat bibirnya tampak seksi, setelah itu melihat sudut wajahnya yang kanan dan kiri. Dia sadar dia cantik. Tapi, apa yang Freen suka dari dirinya adalah pertanyaan yang tampaknya mutlak di jawab oleh Freen kali ini.
Selama ini dia tidak pernah menyukai perempuan, juga, tak ada satupun perempuan yang menyukainya. Jadi, kali ini dia merasa sangat butuh pencerahan, mengapa Freen bisa mengatakan hal itu.
Becca mengambil ponselnya dari dalam tas, lalu dia mencari nomor Saint. Dia menghela napas, lalu berkata, "Aku belum mempunyai nomor Freen," dengan perasaan lebih gugup lagi, Becca memanggil kontak itu.
Freen, angkat, bisiknya pelan.
Namun, tidak ada jawaban.
Becca merasa sedikit kecewa. Sebenarnya dia tidak akan menanyakan pertanyaan apa yang kamu suka dariku pada Freen, dia tau hal itu akan membuat mereka canggung. Dia hanya ingin menghubungi Freen, menanyakan apakah dia sudah sampai atau belum.
Lebih tepatnya, dia sudah merindukan Freen.
Becca sangat paham, perasaan ini tidak wajar, dia tidak pernah merasa menggebu-gebu seperti ini. Seperti, tidak ingin jauh, tidak ingin kehilangan kesempatan, baik untuk berbicara atau ingin mendengar suara Freen lagi.
Becca menyadari, dia sedikit tergila-gila pada Freen.
Ini hanya pertemuan yang kedua kalinya, apalagi untuk ketiga, keempat dan seterusnya. Becca mungkin akan hilang kendali.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Butterfly - Freenbecky
Fiksi PenggemarSaint adalah seorang yang mencintai Rebecca dalam diam, setelah mengetahui bahwa dia tidak memiliki kesempatan untuk itu, dia memberikan kesempatan hidup untuk Freen dengan mendonorkan jantungnya, tapi dengan beberapa syarat. Salah satunya membantu...