Chapter 24

3.6K 328 7
                                    

"Hallo Nam?" Freen mengangkat panggilan Nam. Dia masih melirik Becca yang menikmati eskrim yang kedua. Freen tersenyum melihat keimutan itu, Becca tampak lucu. Namun, apa yang dikatakan oleh Nam lewat telepon membuatnya diam, senyumnya hilang, rasa kesal pun tumbuh dengan cepat dalam hatinya.

Tuan shon mengumumkan berita tentang Saint.

Tapi, tidak hanya tentang Saint.

Juga, tentang Freen.

Freen sangat marah sekarang. Lelaki tua itu tidak pernah peduli dengan dirinya. Sampai sekarang juga dia hanya tetap memikirkan perusahaannya saja. Mungkin kalau orang lain yang menerima kabar itu, mereka akan sangat senang dan merayakannya. Tapi, Freen tidak.

"Freen, berita itu ternyata sudah tersebar dari pagi tadi." Suara Nam benar-benar khawatir dan ada kesedihan yang terselubung, Nam berkata lagi, "Aku mohon kamu jangan panik, atau apapun itu." Nam sangat mengerti situasi Freen sekarang, "Tolong tenang, Freen."

"..." Freen belum menjawab apapun, sekarang matanya penuh dengan amarah, namun Freen bersikap tenang. Dia tidak berbicara kotor atau layaknya orang lain marah, Freen tidak seperti itu. Jika dia marah, dia hanya diam, tidak banyak bicara.

Nam tau Freen sedang marah sekarang, lalu dia berkata lagi, "Maafkan aku Freen, tapi aku tidak mengerti dengan semua berita itu." Suara sedih Nam sangat terasa jelas sekarang. Dia mempertanyakan dirinya sendiri, Nam merasa bingung dan gundah.

Saat Freen mendengar suara saudaranya sedikit bergetar, seakan ingin menangis, Freen akhirnya berkata, "Nam, aku juga tidak mengerti semua ini." Dia menelan rasa berat dalam dirinya sebentar, lalu berkata lagi, "Sungguh aku sangat marah sekarang. Jika aku bertemu denganmu nanti, aku akan menjelaskan semuanya." Freen bernapas cepat, lalu perlahan tenang untuk mengatakan sesuatu pada saudaranya, dia berkata, "Jangan bersedih Nam, bagaimanapun cerita itu, kamu tetap saudaraku."Freen menunggu Nam membalas perkataannya, tapi tampaknya Nam masih terkejut dengan semua yang dia terima. Akhirnya Freen menutup panggilan tersebut.

Becca mendengar semuanya, dia mengerti apa yang dibicarakan oleh Freen sebelumnya. Dia hanya diam saat mendengarkan pembicaraan Freen dan Nam.

Becca menunggu Freen untuk bicara, namun dalam waktu yang cukup lama, Freen tampaknya tenggelam dalam pemikirannya. Becca ingin menghibur atau menenangkan Freen, tapi dia tidak menemukan kata-kata yang tepat saat ini. Dalam sesaat, dia merasa tak berguna, dia tidak bisa meringankan hati kekasihnya. Becca merasa berat sekarang, dia sedikit sesak, seolah apa yang dirasakan oleh Freen masuk ke dalam hatinya.

Freen terlepas dalam lamunannya, dia tiba-tiba berkata, "Bec, aku tidak pernah ingin mempunyai kehidupan seperti ini." Tatapan Freen melayang ke ujung jalan, mereka sedang duduk di kursi panjang depan toko. Becca yang berada di sampingnya, secepatnya menggenggam tangan Freen. Namun, Becca hanya diam mendengarkan.

Freen berkata lagi, raut mukanya sangat sedih sekarang, "Selama ini aku sangat merasa cukup dengan Ibu dan Nam, tapi, " Freen tidak ingin marah, namun perasaan itu sudah menguasai hatinya, "Tapi mengapa dia harus ikut campur dalam semua ini?" Freen berkata tentang Tuan Shon, ayahnya. Freen tidak ingin Nam mengetahui kebenarannya, namun ternyata lelaki tua itu menyebarluaskan tentang siapa dirinya. Freen berkata lagi, dia tidak merasa ingin menangis walaupun suasana terasa haru, dia hanya merasa kecewa yang mendalam, "Nam, dia pasti sangat sedih dan hancur."

Freen tau saudaranya sangat mencintai ibunya, dalam cahaya mata Nam, ibu Freen adalah seorang yang melahirkannya dan memberinya kasih sayang. Selama ini, mereka hidup bahagia dan percaya satu sama lain bahwa ikatan mereka erat, layaknya keluarga utuh.

White Butterfly - FreenbeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang