5

509 56 12
                                    

    “Pa, ada masalah?” tanya Amanda penuh keingin-tahuan. Karena tidak biasanya ada meeting dadakan seperti malam ini. “Biasa, Man. Ada kendala sedikit yang kamu harus tau, kamu kan calon tunggal penerus papa,” jawab sang papa menjelaskan dengan sedikit penekanan.

“Manda mau di bidang otomotif.”

“Kamu perempuan, kamu gak selayaknya di bidang otomotif. Lagian anak papa cuma kamu, jadi siapa lagi?”

    Dengan berat hati, Amanda pun mengiyakan pernyataan dan keinginan papanya itu. Walaupun di hati kecil Amanda sebenarnya menolak. Setiap perkataan papanya, itu artinya sebuah perintah yang tidak bisa ditolak oleh siapapun.

    Tak lama kemudian, sekitar pukul delapan malam, Reynard dan putrinya kini telah tiba di kantor perusahaan Reynard Corporation. Perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 2004 yang bergerak di bidang produksi makanan dan minuman. Sang ayah memarkirkan mobilnya di tempat parkir VIP. Setelah keluar dari dalam mobil, Amanda dan Reynard berjalan menuju pintu lobi.

“Selamat malam pak Reynard,” sapa salah satu karyawan perusahaan yang lewat di depan Reynard.

    “Selamat malam juga,” jawab Reynard sambil tersenyum. Dengan langkah yang lebar, Amanda dan Reynard berjalan menuju lift. Setelah sampai di dalam lift, Reynard memencet tombol menuju ke lantai tempat ia akan meeting. Tombol lift menyala, pintu menutup dan elevator pun naik.

    Kini Reynard dan putrinya telah tiba di lantai lima. Mereka pun berjalan lurus menuju ruang meeting. Setelah sampai di sana, Amanda melihat semua jajaran manajemen perusahaan sudah bersiap dengan laptop-nya masing-masing. Rapat dimulai pukul setengah sembilan. Tetapi semua orang yang mengikuti rapat tersebut sudah berkumpul setengah jam sebelum rapat dimulai.

    “Selamat malam pak,” ucap salah satu direktur di meja rapat. Semua jajaran manajemen perusahaan berdiri dari bangkunya seraya menghormati CEO perusahaan yang baru saja datang.

“Selamat malam semua.” Reynard, pria berusia empat puluh dua tahun itu berdiri menghadap para jajaran manajemen perusahaannya. Amanda, gadis itu terlihat biasa saja untuk menemani papanya rapat kali ini, karena gadis itu sudah sering ikut menemani.

    Tanpa berlama-lama, Reynard pun segera membuka rapat. Ia membahas dengan serius setiap permasalahan yang ada di kantornya. Masalah terbesar tahun ini adalah beberapa produk yang dikembalikan ke perusahaan, karena dirasa oleh konsumen kurang memenuhi standar yang tercantum dalam perjanjian. Sedikit murka pak Reynard menanyakan permasalahan tersebut kepada manajer produksi.

    “Pak Ben, kenapa bisa seperti ini?” tanya Reynard penuh emosi. Manajer produksi itupun menjelaskan jika kualitas produk yang dijual oleh perusahaan sengaja diturunkan untuk mengurangi pengeluaran. “Maaf pak, semua ini untuk cost-down perusahaan kita. Karena menurut pak Bobby, perusahaan kita sedang mengalami kesulitan dalam keuangan,” jelas manajer produksi tersebut. Bobby Othello atau sering dipanggil Bobby di kantornya, adalah direktur keuangan di perusahaan Reynard Corporation.

    Betapa kagetnya Reynard mendengar penjelasan dari manajer produksi, dan semua anggota rapat termasuk Amanda pun menatap penuh curiga ke arah papa dari rivalnya di sekolah. Siapa lagi kalau bukan Ashel. Sedangkan pak Bobby yang ditatap seperti itu pun menjadi salah tingkah dan memerah wajahnya karena malu, takut, dan berbagai perasaan yang bercampur aduk dalam hatinya. Tak ingin memperpanjang masalah dan mempermalukan sahabatnya di rapat kali ini, Reynard pun memutuskan untuk membahas permasalahan lain di perusahaannya.



***



“Tidak terasa kita sudah sampai pada penghujung rapat, saya selaku MC pembawa acara memohon maaf jika terdapat perkataan saya yang kurang berkenan di hati Bapak dan Ibu yang telah mengikuti pertemuan kali ini.”

AMANDA [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang