12

320 38 26
                                    

Deru mesin motor terdengar saling bersahutan mengeluarkan bahana sangar yang menyesuaikan dengan kondisi kedua pembalap yang akan saling bertanding guna memperebutkan harga diri. Amanda telah siap sepenuhnya duduk di atas motor yang dominan berwarna hitam dan merah itu.

Di sebelahnya berjarak satu meter, terdapat Ashel dengan motor Suzuki Gixxer SF 250 miliknya yang keseluruhan berwarna silver. Tampak fokus memandang ke depan, mengabaikan jeritan histeris dari arah tribun yang memberinya dukungan.

Amanda dan Ashel bersitatap. Sebelah alis Ashel rupanya terangkat, membuat Amanda mendecih diantara ramainya kebisingan penonton, sebelum akhirnya memutuskan kontak matanya dengan sang musuh. Dari balik helm full face Ashel, gadis itu tak henti-hentinya mengembangkan senyuman. Ia menggulirkan retinanya melirik ke arah sosok yang memandang cemas dirinya-ah, lebih tepatnya sosok di sampingnya ini.

Begitu tatapan mereka berjumpa, Ashel mengedipkan sebelah matanya. Ingin melihat bagaimana reaksi Aran. Namun, tidak sesuai harapannya. Pemuda itu justru berjalan pergi dari tempatnya, entah ke mana.

Kini hanya tinggal hitungan detik, keduanya bersama-sama akan melesat cepat membelah jalanan sirkuit. Pedal gas ditarik bersamaan bunyi yang kembali menggelegar, memberi pemanasan pada perantara yang menentukan kemenangan antara kedua gadis tersebut.

Tanda awal sebelum keduanya melesat jauh, lampu start menyala. Motor masing-masing membawa mereka menjauhi area start. Di depan sana, ada Amanda yang memimpin. Laju kecepatan motornya sama banding dengan Ashel yang berusaha mengejar keberingasan Amanda dalam mengendarai Honda CBR 250R yang dikemudikannya.

Geng Angel Wings berteriak keras. Memberikan dukungan antusias kepada sang ketua yang sedang bertanding dengan musuh. Tak berbeda jauh dengan keadaan geng lawan yang bertempat duduk bersebelahan dengan tempat geng Angel Wings singgahi. Tiga orang gadis itu tak ingin kalah heboh dengan anak-anak geng Angel Wings.

“Nggak perlu repot-repot buang-buang suara segala buat orang yang bentar lagi kalah!” teriak Kathrina mengejek.

“Maksud lo apa ngomong begitu?” sungut Lia tak terima.

“Minimal ngaca dikit lah, Amanda bolak-balik jadi juara tiap balapan, nggak mungkin seorang pecundang kayak bos lo itu bisa ngalahin Amanda,” celetuk Callie, membuat kawan-kawannya yang lain tergelak tawa bersamaan.

“Awas ya kalian! Lihat aja nanti.” Umpatan yang dilayangkan Indah, sama sekali tak digubris oleh para anggota geng Angel Wings. Mereka fokus memperhatikan pada saat Amanda menikung tajam di tikungan pertama, yang saat ini sudah memasuki putaran ke tiga, di mana selalu dilakukan Amanda dengan sempurna.

Namun, Indira dibuat mengerutkan dahi. Sorotnya melihat bagaimana jarak antara Amanda dan Ashel yang kelewat jauh, itu membuatnya merasa aneh. Bahkan Ashel tampak tak berniat menyalip Amanda saat-saat dirinya saja tertinggal lumayan jauh.

Amanda kini telah memasuki putaran ke empat. Pada saat akan belok ke tikungan pertama, dirinya menarik tuas rem dengan keras untuk memelankan laju motornya. Namun, Amanda dibuat terkejut tatkala tuas yang digunakannya untuk mengerem tak berfungsi. Gadis itu berusaha menariknya lagi, tapi hasil tetap sama. Rem motornya mengalami kerusakan.

“Kenapa gak berfungsi?!” teriaknya disela-sela situasi semakin menegang. Nyawanya lah yang sebagai taruhan. “Sialan!”



***



Aran berjalan masuk ke dalam pit box geng Angel Wings. Sorotnya berpendar mencari sesuatu, tetapi tak mendapati objek yang sedang dicarinya tersebut. Ia kemudian melangkah keluar, mencoba mencarinya di tempat lain. Sampai ketika retina matanya menangkap sosok yang ikut andil mengecek hingga membongkar kestabilan motor balap milik Amanda, tengah berada di pit box geng GOF.

AMANDA [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang