..
.
Setelah dua hari berleha-leha di apartemen yang baru ia dan suaminya tempati, hari ini Haruto harus merelakan waktunya untuk kembali ke sekolah.
Awalnya Haruto kira ia akan kembali ke sekolah lamanya, tapi hasil perundingan kemarin mengharuskan ia untuk menetap di kota ini. Rasanya sedih karna ia harus berpisah dengan kedua orang tua dan juga teman-temannya, tapi setelah di pikir lagi, ia bersyukur karna lolos dari guru killer yang menunggunya mengumpulkan PR.
"Ruto tasnya udah ku siapin. Junghwan sebentar lagi dateng, kamu berangkat sama dia ya.
Besok kalau udah tau jalannya bawa mobil sendiri aja" Junkyu menghidangkan Haruto sepiring roti yang sudah di beri selai coklat.Haruto menghela nafas. Sudah tiga hari ini ia sarapan dengan menu itu. Awalnya Haruto pikir sarapan dengan sehelai roti adalah kebiasaan orang kaya, namun faktanya Junkyu tidak pandai dalam hal memasak. Karena itu setiap pagi mereka hanya mengonsumsi roti dan selai, ah jangan lupa segelas susu.
"iki tenan e kak sesok aku ning sekolahe nompak mobil?" Tanya Haruto dengan wajah kusutnya. Masalahnya, ia sama sekali belum bisa mengendarai mobil.
Junkyu menatap tajam Haruto. "Udah sering ku bilang jangan pake bahasa Jawa,aku ga ngerti"
Ah, lagi-lagi Haruto lupa. "Itu kak, anu... Besok aku sekolahnya pakai mobil? Aku ndak bisa bawa mobil"
"Kamu bisa bawa motor kan tapi?"
Haruto mengangguk.
"Yaudah nanti ku cariin motor yang cocok buat kamu" Junkyu mengambil ponselnya, entah apa yang ia cari sampai tak sadar Haruto telah menghabiskan sarapannya.
"Kak, Junghwan nya masih lama?" Tanya Haruto sembari menyeka sisa susu yang tertinggal di bibirnya dengan tangan.
Junkyu yang risih melihatnya segera mengambil tisu untuk membersihkan tangan Haruto.
"Ish jorok banget sih. Lain kali ngelap nya pake tisu, kalau kena baju kamu aku susah nyucinya" Omel Junkyu sembari mengusap tisu itu ke tangan Haruto.
Haruto mematung, bukannya kesal ia malah terpesona melihat Junkyu. Tapi itu tidak berlangsung lama karna ponsel Junkyu berdering.
"Itu Junghwan kayanya udah di bawah, dah kamu berangkat sana biar ga telat"
Haruto memakai tasnya lalu menyodorkan tangan ke Junkyu.
"Kenapa? Kan uang jajannya udah ku siapin di dompet kamu" Junkyu keheranan."Aku mau salaman kak, bukan mau minta tambahan sangu" Jelas Haruto.
Junkyu mengangguk dan menyambut tangan Haruto. Saat Haruto hendak mencium punggung tangan Junkyu, Junkyu menahannya dan berakhirlah mereka dengan saling berjabatan tangan.
"Udah gini aja, aku lebih tua tapi kan kepala keluarganya kamu dari pada bingung mending gini aja".
"Perhatiin jalannya To, di inget-inget biar besok gak nyasar" Junghwan dengan mahir mengendarai mobil itu di jalanan padat, Haruto sampai kagum.
"Nanti mobile parkir di mana? Memangnya cukup kalau parkir di sekolah?"
"Cukup lah malah udah di sediain. Nanti gue tunjukkin buat parkir motor lu besok"
"Nanti kalau lu bingung sama jalannya buka maps aja atau ga Chat gue" tambah Junghwan.
"Oalah oke-oke"
Haruto kagum saat melihat sekolah barunya itu. Jelas tampak jauh berbeda dengan sekolah lamanya. Yah semoga di sekolah barunya itu ia cepat mendapatkan teman dan cepat bersosialisasi dengan lingkungan baru.
Untuk hari pertama terkesan cukup baik, semoga di hari kedua dan hari-hari selanjutnya jauh lebih baik lagi. Semoga......
.
.
.
Hai.....
Apa kabar?
Maaf yaa aku lama ga update karena KKN.Masih mau lanjut ga?
Biar nanti kalau sedikit peminatnya mau ku berhentiin aja biar bisa tulis cerita baru.Trimakasih sudah mampir ( ◜‿◝ )♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Manten [Harukyu]
HumorNiat hati mau numpang makan di nikahan sepupunya, Haruto malah di suruh jadi manten dadakan. "Lah buk, aku durung rampung maem rendange" Haruto. "Hah! kamu masih sekolah? kok ga bilang dari awal sih? ini aku jadinya nikah sama bocil dong" Junkyu.