..
.
.
Malam harinya. Setelah membereskan peralatan makan, Junkyu kembali mengajak Haruto bicara.
"Ini kontak motornya kamu simpen buat besok pagi, Besok ku tunjukkin motornya parkir dimana" Junkyu menyerahkan sebuah kontak kepada Haruto yang tengah duduk di sofa.
"Besok aku berangkat sekolahnya sendiri kak?" Junkyu menggeleng.
"Besok kamu bareng Junghwan lagi, tapi kamu ngiringin mobil Junghwan dari belakang. Aku tau kamu belum hafal banget sama jalan sini kan." Haruto mengangguk sebagai jawaban.
"Oh iya, Haruto di sekolah kan kamu ketemu banyak orang, cewek-ceweknya juga pada masih muda. Nanti kalau kamu tertarik sama salah satu dari mereka, kamu jangan ragu buat ngungkapin ya"
"Terlepas dari kita yang udah nikah, kamu masih remaja puber yang harus ngerasain cinta di bangku SMA."
"Aku ga mau karna pernikahan kita ngebuat kamu merasa terkekang untuk ngejalanin hubungan sama orang yang mau cinta."
"Ngerti kan sekarang?" Tanya Junkyu di akhir pernyataannya.
Haruto menatap dalam Junkyu. Entah mungkin karena tidak terpikirkan olehnya untuk menjawab pertanyaan Junkyu, Haruto membalasnya hanya dengan anggukan pelan.
"Yaudah sekarang kamu istirahat aja duluan, besok aku bangunin"
Sebelum memasuki kamar, Haruto sempat mengucapkan selamat malam kepada Junkyu. Langkahnya terasa berat. Ada yang ingin ia sampaikan tapi entah mengapa rasanya sungguh berat.
Paginya, Haruto sudah siap untuk melewati segala rintangan yang ada di sekolah barunya meskipun semangatnya tidak seperti kemarin.
Ia berangkat mengiringi mobil Junghwan menggunakan motor vespa matic yang di beri Junkyu semalam.
Junkyu dengan tenang mempercayakan suaminya itu kepada Junghwan. Hingga pada sore harinya, Haruto belum juga pulang. Junkyu risau ia berulang kali menelpon Junghwan karna ponsel Haruto tidak aktif, namun hasilnya sama saja.
Mobil Junkyu keluar dari besmen. Ia menyusuri jalan menuju sekolah yang biasa Junghwan lewati semoga saja ia bertemu dengan Haruto di jalan.
Sudah hampir sejam Junkyu menyusuri jalanan tapi Haruto masih belum ia temukan. Hingga pada akhirnya Junghwan mengangkat panggilan telfonnya.
"Junghwan kamu sama Haruto?" Suara Junkyu begitu telfon terhubung.
"Aih, emangnya dia belum pulang kak?"
Tanya Junghwan dari sebrang sana.
"Kan kamu yang kakak suruh buat ngarahin dia ke Apartemen." Ucap Junkyu penuh emosi.
"Duh maap kak aku lupa, tadi buru-buru jemput kak dobby dulu soalnya"
Junkyu menghela nafasnya kasar.
"Sekarang kakak ga mau tau pokoknya kamu bantu cari Haruto"Junkyu mematikan sambungan telfon itu. Matanya kini fokus pada pinggir jalan mengamati orang-orang yang lewat.
Hingga pada akhirnya Junkyu melihat seseorang yang familiar sedang duduk di halte sambil menundukkan kepalanya.
Junkyu meminggirkan mobil yang ia kendarai untuk memastikan apa itu memang benar Haruto atau hanya sekedar orang yang mirip dan ternyata memang benar.Junkyu buru-buru keluar dari mobil, menghampiri Haruto.
"Kamu kemana aja sih? Dari tadi kakak nyariin kamu" Ucap Junkyu Khawatir.
Bukannya menjawab, Haruto malah menangis sesenggukan. Junkyu akhirnya ikut duduk di samping bocah itu merangkul pundaknya.
"
Motornya di ambil orang kak" Haruto membuka suara, ia masih saja menangis.
"Tadi ada om, om jelek nodongin aku pakai pisau katanya kalau aku ga kasih motor sama hp ku nanti aku di tusuk." Lanjutnya.
"Uang ku juga di ambil,aku bingung mau pulang kaya mana, ga bisa naik ojek, ga bisa juga telpon kakak. Aku takut kak Junkyu marah soalnya itu kan motor baru" Haruto tanpa sadar menangis pada dada Junkyu sambil memeluknya.
Junkyu pun tanpa ragu memeluk Haruto sembari menepuk-nepuk punggungnya. "Udah gak papa, aku ga marah. Motor masih bisa beli lagi, yang penting kamu selamat."
"Sekarang kita pulang yuk, kamu mandi terus istirahat. Besok ga usah ke sekolah dulu ya" Haruto mengangguk.
Junkyu membantu Haruto untuk bangun dan menuntunnya menuju mobil. Haruto belum selesai menangis, tapi mereka harus segera pulang karena matahari sudah mulai terbenam.
Pesan singkat Junkyu kiriman kepada Junghwan untuk memberi kabar bahwa Haruto sudah di temukan.
.
.
.
Segitu dulu,
Kapan-kapan lanjut lagiTrimakasih sudah mampir 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Manten [Harukyu]
HumorNiat hati mau numpang makan di nikahan sepupunya, Haruto malah di suruh jadi manten dadakan. "Lah buk, aku durung rampung maem rendange" Haruto. "Hah! kamu masih sekolah? kok ga bilang dari awal sih? ini aku jadinya nikah sama bocil dong" Junkyu.