Prolog

141 36 15
                                    

"Sudah kubilang kita bukan siapa-siapa!" Bentak Iqbal.

Eva berusaha menahan isak tangisnya,matanya seketika sembab hanya dalam hitungan detik. Ia ingin bicara tapi tak bisa karena dadanya kian menderu masih berusaha menahan isak.

"Ngak usah sok dramatis!"

"Lo j-a-h-a-t Iqbal!" Teriak Eva dengan nada tinggi, walaupun terbata-bata.

Iqbal berdecih kesal

"ja-ja-hat!" Ejek Iqbal memperagakan cara Eva berbicara.

Eva menggeleng tak percaya, refleks tangannya menampar wajah Iqbal. Emosi,dendam, dan amarahnya kini berhasil ia luapkan dengan tamparan tadi.

Iqbal memegang pipinya yang masih panas akibat tamparan Eva barusan. Tatapannya kini berubah menjadi lebih bengis daripada sebelumnya.

"CUT!" Teriak Arhan selaku kameramen

"Guys! briefing dulu, gue bawain masakan Padang!"teriak Bella tak mau kalah.

"By the way, lo nampar gue pake perasaan ya? sekarang hawanya masih panas!"

"Udah tau kok malah ditanyain" jawab Eva ketus.

VALUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang