BAB IV - Angkara

55 30 6
                                    


"Ma!liat buku mate-matika Iqbal ngak?" tanya Iqbal.

"Di laci sayang!" teriak bu Ayu dari dapur.

Kamar Iqbal dilantai dua sedangkan dapur berada tepat di bawah kamar Iqbal.

"Ma!buku paket ekonomi!"

"Dia atas kasur!"

Iqbal memeriksa kasurnya, seperti yang dikatakan ibunya buku paket ekonominya memang ada di atas kasur.

"Ma!kaos kaki Iqbal sebelah di mana?"

"Mesin cuci!"

Iqbal menghela nafas. Dituruninya anak tangga satu per satu demi menuju ke ruang laundry. Sesampainya di sana, Iqbal mencari kaos kakinya diantara pakaian yang seakan-akan terikat satu sama lain.

"Mana sih!"

Belum juga ditemukan, Iqbal memilih mengambil keranjang demi melerai pakaian yang ada di mesin cuci agar lebih mudah menemukan kaos kakinya.

"......., Celana Eka, kemeja papa, korset mama, ikat pinggang Iqbal, eh...astaga kok ikat pinggang Iqbal dimasukin ke mesin cuci sih! mana pakainya baru sekali!"

Iqbal menjambak rambutnya sendiri lalu duduk lesehan di lantai. Ikat pinggang limited editionnya yang masuk kedalam mesin cuci membuatnya lemas tak berdaya.

"Ma!liat bonekanya Eka gak?" Eka adik Iqbal yang berusia 13 tahun tiba-tiba muncul di ruang laundry.

"Kak Iqbal ngapain duduk lesehan di situ?" tanya Eka.

"Eka yang nyuci sore tadi siapa?" tanya Iqbal balik.

Eka menaikkan bahu tak tahu apa-apa.

"Orang Eka juga baru pulang dari eksul pramuka!"

"Kalau gitu pindahin pakaian yang ada di mesin cuci ke keranjang!" suruh Iqbal dengan tatapan side eyesnya.

Eka menuruti perintah Iqbal.

"Ngak pakai lama!" tambah Iqbal.

"Kak Iqbal tapi mesin cucinya udah kosong!"

"Serius?" Iqbal berdiri memastikan.

"Kosong kan!" ucap Eka membela diri.

"ARGH!!!!!" Iqbal mengangkat keranjang lalu memasukkan kembali kedalam mesin cuci.

"Ma!kaos kaki Iqbal yang sebelah di dimana?"

Eka berlari keluar, perkara takut melihat Iqbal yang cosplay jadi singa si raja hutan sungai Amazon. Bu Ayu yang baru saja selesai memasak segera memastikan keadaan di ruang laundry.

Bu Ayu membuka mesin cuci,

"Ini, kaos kaki Iqbal yang sebelah!" ucap bu Ayu enteng lalu memberikannya pada Iqbal.

Iqbal menganga tak percaya.

"Eh rupanya udah di cuci!" ucap bu Ayu takjub. Di pindahkannya pakaian ke dalam keranjang.

"Bukan mama yang nyuci?" tanya Iqbal.

"Bukan!kan mama tadi masak. Yowes, abis ini langsung makan, soalnya mama udah selesai masak!"

Iqbal menatap kaos kakinya, mesin cuci dan ibunya secara bergantian.

"Kalau gitu mama tunggu di dapur!"

Iqbal mengangguk sembari mengekori ibunya menuju dapur.

🍂🍎🍂

"uh, panas! panas!" ucap Eva mengkode Nana agar bergeser sedikit dari mangkuk yang berisi mie instan.

"Hati-hati Eva, kalau ko kena air panas sa tra bisa tanggung jawab!"

VALUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang