Part 7: Jujur

113 13 0
                                    

Nam Joon Part

Jungkook duduk di sofa sembari memeluk Nam Joon. "Hyung...."

Nam Joon mengernyit melihat sikap Jungkook yang tak biasa ini. Ia menyentuh kening Jungkook.

"Aku sehat," kata Jungkook.

"Hyung sudah dengar berita tentang si B yang menikah?"

"Iya," jawab Nam Joon. "Ia menikahi pacarnya."

"Bagaimana kalau aku yang akan menikah?"

Nam Joon menepuk lengan Jungkook. "Sure, kau kan akan menikah suatu saat nanti, tapi lebih bijak tidak sekarang."

Jungkook melepaskan rangkulannya.

"Ya. Lisa pun tak mungkin mau kulamar."

Nam Joon menggelengkan kepala. Ada-ada saja Jungkook ini. 

"Kan ada kami yang selalu bersamamu supaya kau tak kesepian."

Raut wajah Jungkook serius. "Aku ingin menikahinya."

Nam Joon berusaha agar ekspresinya tetap terjaga. Menikah di usia sekarang masih tergolong muda di negara ini. Belum lagi ada banyak risiko yang harus dihadapi. Sudahkah Jungkook siap akan semua itu? Pikir Nam Joon.

"Bagus," jawabnya tak mau menggugurkan harapan Jungkook.

"Menikahlah saat kau dan dia siap. Kalian berdua."

"Aku penasaran..." Jungkook meluruskan punggungnya. "Jika aku bertemu orang tuanya..."

Nam Joon yang akan meneguk air putih tersedak.

"Kau. Apa?"

Jungkook tersenyum. "Walaupun aku tidak bisa menikahinya. Aku akan berusaha mendekati orang tuanya."

Nam Joon salut pada kesungguhan Jungkook. 

Manajer mereka masu ke ruang tamu. Ia berdiri sembari mengamati keduanya.

"Ada apa Hyung?" tanya Nam Joon.

Manajernya menunjuk Jungkook, "aku punya perasaan tidak nyaman. Kau tidak berbuat sesuatu yang akan menyebabkan kepalaku pusing, ya?"

Jungkook menolak sangkaan itu, "untuk apa? Aku tidak melakukan apa-apa."

"Baguslah kalau begitu."

"Dia selalu curiga padaku," gerutu Jungkook.


Lisa Part

Ibu akan mengenalkan Lisa kepada sepupunya yang kebetulan besar di London. Namnya Nathan. Lisa menurut saja dan berkunjung ke rumah sepupunya itu bersama ibunya. Di sana, ia merasa sangat nyaman. Mereka tidak memujinya berlebihan setelah tahu pekerjaan Lisa. Bahkan sepupunya pun tak tahu kalau ia adalah seorang idol.

"Terakhir kali, kita ketemu saat aku libur ke Bangkok. Kira-kira 6 atau 7 tahun."

"Ahh... "Lisa lupa.

"Kalau kau mau, aku bisa mengantarmu ke tempat-tempat yang cool di sini."

Lisa tak menolak kesempatan itu. "Sure," jawabnya. 

Malamnya, di kamar ia menelepon Jungkook dan menceritakan pertemuannya dengan sepupunya. 

"Dia kuliah di Oxford juga," cerita Lisa.

"Syukurlah kau punya teman di sana," kata Jungkook. Lisa setuju. 

"Dia bersedia menemani dan mengajakku ke tempat yang menarik."

"Bersama manajer dan bodyguard, kan?"

"Iya. Sama ibu dan bibiku juga."

"Aku harap kau bersenang-senang di sana."

Idol Shipper Syndrome: a New BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang