Lisa Part
"Apa dia idol?"
Lisa mengangguk pelan. Ibunya menggelengkan kepala. "Kau tidak akan bahagia. Lebih baik menikah dengan nonselebriti supaya kehidupan rumah tanggamu tidak jadi konsumsi publik."
"Ma, tidak usah kuatir. Kami bisa bertahan cukup lama. Dia orang yang baik."
"Kamu sudah pecaran lama? Kok mama tidak tahu?!"
Lisa memeluk ibunya yang ngambek. "Maaf, Ma. Aku butuh waktu dan keberanian untuk cerita."
"Jangan serius. Buka hatimu untuk lain juga supaya kau bisa memilih yang mana paling sesuai dengan gaya hidup dan ritme kerjamu."
"Aku sudah memilih Jungkook."
"Namanya Jungkook?"
"Iya, ma. Mama tahu dia, kok." Lisa menunjukan cover album BTS.
"Ya Tuhan! Pikirkanlah baik-baik Lisa."
Lisa mengusap punggung ibunya.
"Apa dia sudah memperkenalkan kau pada orang tuanya?"
Lisa terdiam.
"Belum. Pasti belum." Ibunya memijit telapak tangan Lisa, "coba kenal dengan Nathan lebih dalam. Nathan itu kelihatan sekali berusaha untuk menarik perhatianmu. Mama dan Daddy-mu juga sudah kenal keluarganya."
Lisa meremas tangan ibunya lembut.
"Mama akan menyukai Jungkook kalau sudah ketemu nanti."
Jungkook Part
"Mampuslah kau Jungkook."
"Kenapa kembali ke Seol? Kau meninggalkan Lisaku sendiri di sana?" tanya Jungkook mengusap handuk ke tengkuknya yang berkeringat. Sewaktu di militer, ia sempat cemburu pada sahabat Lisa ini. Untung, ia belajar dari kesalahan dan berusaha tak menggubris prasangkanya.
"Dia tidak sendirian. Ada ibunya dan seseorang yang megekornya."
Jungkook mengangkat beban hingga otot lengannya kelihatan jelas.
"Semuanya baik-baik saja. Kau mau olahraga atau tidak? Ngapain ke tempat gym kalau tidak mau olahraga?" Jungkook kesal.
"Kau akan tidak bisa melihat tatapannya pada Lisa."
Jungkook memindahkan bebannya kepada Bam-bam yang hampir goyah. "Berat!"
"Isunya sudah tersebar rupanya. Lisa sudah cerita tentang sepupunya."
Bam-bam kesusahan meletakan beban beberapa kilogram itu ke lantai.
"Kau pikir sepupu tidak bisa jatuh cinta? Ibu Lisa juga kayaknya menyukai sepupu Lisa itu. Ia beberapa kali membanggakan sepupunya di depanku."
Hati Jungkook terasa panas.
Lisa Part
"Makasih sayang..." Lisa mencium bunga mawar.
"Suka?"
"Tentu saja," jawab Lisa. "Bagaimana kau bisa kepikiran mengirimkan bunga ke apartemenku?"
"Aku minta tolong seorang teman di sana," jawab Jungkook.
Lagi dan lagi percakapan mereka hanya bisa lewat HP.
"Jungkook," panggil Lisa. "Jungkook..." Kata Lisa lagi meski beberapa kali Jungkook sudah menjawabnya.
"Kau mau tidak bertemu dengan orang tuaku?"
Jungkook Part
Jungkook tak langsung mengiyakan. Ia masih samar mencerna permintaan pacarnya itu. Bagaimana kalau mereka menanyakan latar belakang keluarganya? Termasuk orang tua Jungkook?
Jungkook gelisah. Ia kuatir orang tua Lisa tak bisa menerima kondisi keluarganya.
"Iya, tentu," jawab Jungkook. Bagaimana pun ia harus menerima undangan itu.
Nada suara Lisa terdengar lega.
"Orang tuaku akan menyukaimu," kata Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome: a New Beginning
Fanfiction"Kau berubah," Jungkook menatap gadis yang begitu dirindukannya. Lisa. "Semua orang pasti berubah Jungkook." Jungkook meneliti saksama gaun pengantin yang dikenakan Lisa. "Aku membencimu Lisa." "Aku juga.." "Saking bencinya..." kata Jungkook, "aku i...