Jungkook Part
Jungkook bahagia melihat Lisa tertawa lebar. Ia mengusap kepala Lisa dengan lembut. Lisa pun selalu melibatkannya dalam percakapan dengan teman-temannya. Ada saja yang ia bahas sehingga Jungkook tidak merasa terasingkan walaupun ketemu orang baru.
"Makasih sayang," bisik Jungkook.
Lisa merengkuh dagu Jungkook tampak gemas. "Untuk apa?"
"Everything," ucap Jungkook.
Lisa mendekatkan wajahnya, berbisik pada Jungkook. "Jien Unni yang akan menjemputku."
"Ah, dia akan mengomeliku," canda Jungkook.
"Bersiap-siaplah kena juteknya."
"Yah, apa boleh buat. Aku jatuh cintanya sama kamu sih."
Lisa Part
Lisa memeluk sepupu lalu teman-temannya. Setelah itu ia melihat kepada Jungkook. Laki-laki itu mengangguk. Jien Unni, manajernya masuk ruangan. Ia menyapa sekilas mereka, tak lupa melemparkan tatapan jutek pada Jungkook.
Mungkin dia satu-satunya orang yang bertemu Jungkook dan tetap tak suka pada kekasih Lisa itu. Kata Jungkook, kadar jutek manajer wanita Lisa ini lebih berat dibandingkan Jenny yang pura-pura kesal, tapi sebenarnya peduli.
"Aku pulang dulu ya sayang," pamit Jungkook.
Jungkook mengelus kepala Lisa. "Hati-hati ya."
Lisa mengangguk lalu mengikuti Jien Unni keluar.
"Kukira saat wamil kalian akan putus," gerutu Jien Unni.
"Sembarangan," jawab Lisa. Meski begitu ia tak marah pada manajernya.
Jien unni membuka pintu mobil dan meminta Lisa masuk terlebih dahulu.
"Dia tahan juga lama-lama denganmu."
Lisa mencubit pipi Jien Unni. "Uh, mulutnya. Gemes deh..."
"Dulu kau marah-marah pada Liam Oppa karena skandal kau dan Jungkook. Sekarang?"
Lisa tersipu malu.
"Bahkan rela ke Seol hanya untuk berbaikan. Ckck..."
"Bukan aku yang bucin. Jungkook yang paling bucin."
Jien menatap Lisa dengan ekspresi bergidik. "Melihat kau tergila-gila padanya saja sudah aneh. Ternyata dia lebih parah darimu."
"Sudah ah," Lisa menutup kedua kupingnya dengan telapak tangan, "aku mau tidur. Capek dengar ocehan Unni."
Jungkook Part
Jungkook geleng-geleng kepala. Curhatan Nam Joon di dapur pada tengah malam ini cukup menggelitiknya.
"Hyung mengajak dia kencan di rumah orang tuamu?"
"Iya." Nam Joon mengaduk kopi dalam gelasnya. "Kami berdua pasangan yang hati-hati dan tak suka keramaian."
"Kami. Pufhh..."
Jungkook bertanya lagi, "Apa yang kalian lakukan?"
"Ngobrol, ngemil, baca buku..."
"Kiss..." lanjut Jungkook usil.
"HEY... Kau pikir aku apa?" Wajah Nam Joon memerah.
"Aku akan melamar Lisa. Kalau tidak bisa sekarang, tahun depan. Kalau ditolak lagi, tahun depannya lagi."
"Gila!"
Jungkook dan Nam Joon tertawa.
"Tadi kau bertemu dengan teman-temannya."
"Yup, Hyung," tegas Jungkook. "Ia mengenalkanku sebagai pacarnya." Jungkook tak bisa menenggelamkan bahagianya.
"Aku sudah mengenalkan Jisoo pada kedua orang tuaku," pamer Nam Joon.
"Aku..." Jungkook agak tercekak, "belum."
Nam Joon tampak berempati.
"Kau tahu tentang keluarga angkatku, Hyung."
"Sebaiknya jangan," timpal Nam Joon. "Tapi setidaknya mereka memposting fotomu di media sosial."
Jungkook tersenyum skeptis. "Untuk promosi," Jungkook menjadikan dirinya bahan lelucon.
"Kau kan anak berbakti," tambah Nam Joon. "Aku akan mengadopsimu."
Jungkook menggelengkan kepala.
"Kenapa tidak kau kenalkan saja pada orang yang kau sayangi? Dia juga yang mengasah bakatmu dan mengambilmu dari panti. Dia juga pasti menyayangimu walaupun bukan ibu kandung."
Jungkook menghela napas. "Beliau pasti sibuk. Aku tak mau mengganggunya," jawab Jungkook. Orang yang dibicarakan mereka adalah artis senior yang pertama kali menolong Jungkook dan sudah dianggap Jungkook sebagai ibunya sebelum dia diadopsi keluarga lain. (Baca lagi Idol Shipper Syndrome- FF sebelum versi a New Beginning).
"Kalau mau serius, kau harus terbuka padanya," nasihat Nam Joon.
"Nanti. Nanti, Hyung," imbuh Jungkook. Ia takut.
Lisa Part
Ibunya menelepon setelah tahu Lisa sudah sampai di apartemennya.
"Bagaimana tadi? Mama penasaran deh kencan kalian di Seol."
Lisa belum juga melepaskan jaketnya, keluh Lisa.
"Luar biasa. Aku mengajak pacarku Jungkook, Ma. Nathan datang bersama dua teman perempuannya."
"Apa?"
"Aku mau isttirahat dulu," kata Lisa. Ia berjalan menuju kamarnya.
"Kau serius Lisa! Jungkook BTS?"
"Bukannya mama dulu ngefans sama BTS?"
"Berbeda kalau anak mama pacaran dengan idol. Kenapa sih tidak cari yang aman saja?"
Mendengar omelan ibunya, Lisa mengurungkan niatnya untuk mengenalkan Jungkook pada ibunya. Ia takut ibu dan Jungkook akan sama-sama terluka.
"Kasihan Nathan. Jauh-jauh ke negeri orang...."
"Ma, dia satang ke sini untuk liburan, bukan untuk melamarku," Lisa mulai tak sabar.
"Dia itu menyukaimu Lisa. Dia baik, tampan, kuliah di Oxford beberapa bulan lagi lulus, orang tuanya sudah mama kenal, punya passion melanjutkan sekolah yang dikelolah orang tuanya. Kurang apa lagi?"
Lisa melemparkan dirinya ke atas ranjang empuk.
"Kurang cinta."
"Cinta bisa dipupuk," tolak Ibunya.
"Aku belum selesai mamaku sayang," protes Lisa pada ibunya. "Plus pengorbanan. Jungkook banyak berkorban usaha untukku. Saat ini, tak ada yang bisa menggantikannya."
"Saat ini," ralat ibunya, "bukan nanti. Siapa yang tahu, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Shipper Syndrome: a New Beginning
Fanfiction"Kau berubah," Jungkook menatap gadis yang begitu dirindukannya. Lisa. "Semua orang pasti berubah Jungkook." Jungkook meneliti saksama gaun pengantin yang dikenakan Lisa. "Aku membencimu Lisa." "Aku juga.." "Saking bencinya..." kata Jungkook, "aku i...