Chapter 7 - Kim Minjeong

369 55 9
                                    

"Mana tugas Fisika yang minggu lalu?"

Karina baru saja sampai di tempat duduknya dan Minjeong sudah membuat moodnya jelek. Ia bahkan belum sepenuhnya duduk di kursi ketika Minjeong meminta tugas itu.

"Belum gue kerjain." Jawab Karina enteng lalu duduk di kursinya dan mengeluarkan ponsel miliknya, mengacuhkan Minjeong yang sudah mendengus kesal.

"Karina," Minjeong menarik nafas yang dalam terlebih dahulu sebelum melanjutkan, "Terhitung sejak awal kamu masuk, sampai sekarang mendekati ujian semester satu di kelas 12, ada banyak tugas yang ga kamu kerjain. Cuma satu tugas yang kamu kerjain, Bahasa Inggris, sisanya ga ada. Belum lagi tugas-tugas kelompok. Mereka yang satu kelompok sama kamu pada ngeluh semua ke aku." Minjeong menjelaskan dengan frustasi.

"Not my problem." Karina mengangkat bahunya.

Alasan Karina setuju untuk melanjutkan sekolahnya lagi tak lain hanyalah untuk menghabiskan waktunya melakukan aktivitas lain selain hanya di rumah dan rebahan sepanjang hari. Setidaknya ketika ia berada di sekolah, ada hal lain yang bisa ia lakukan, membuat Minjeong frustasi karenanya adalah salah satu dari sekian alasannya.

Dari awal Karina masuk sekolah, Minjeong dengan sabar membantunya menyesuaikan diri dengan sekolah dan teman-teman barunya. Tak jarang Minjeong mengajak Karina untuk bergabung dengannya ketika jam istirahat, namun selalu ditolak oleh Karina, ia lebih memilih untuk berada di atap dan menyendiri di sana daripada harus bersosialisasi kembali. Ia masih belum bisa melakukan hal itu.

Karina ingat, di bulan pertama ia bersekolah di sini, kelasnya mendapat tugas kelompok pelajaran sejarah, dan kebetulan dia satu kelompok dengan Minjeong dan Yujin. Tugas kelompok yang diberikan oleh Ms. Kim kepada kelompok mereka pada saat itu adalah membuat infografis terkait perang dunia pertama dan kedua. Minjeong sudah memberitahu Karina kalau mereka akan membuat tugasnya bersama di perpustakaan sekolah sehabis jam pelajaran, namun bukannya bergabung dengan mereka Karina malah pulang duluan. Alhasil, keesokan harinya Minjeong marah-marah ke Karina.

Juga ketika Minjeong dengan inisiatif yang ia miliki, mendatangi rumah Karina setiap hari Sabtu untuk membuat tugas bersama. Tapi Karina tak pernah mau keluar kamar, bahkan pintu kamar dikunci olehnya. Minjeong biasanya akan tetap berada di rumah Karina hinggal pukul 1 siang, atau setelah ia selesai makan siang yang sudah disiapkan oleh nenek Oh.

"Kar, please." Kini Minjeong memohon kepadanya. "Guru-guru juga pada ngeluh karena kamu. Kelas kita juga dapat julukan ga baik dari guru-guru itu."

"Ya terus? Gue harus gimana?"

"Kerjain tugas-tugasnya. Ikut andil kalo ada tugas kelompok. Itu aja."

Karena tak menerima jawaban dari Karina, akhirnya Minjeong kembali ke tempat duduknya dengan lesu. Ia sebenarnya ingin sekali membantu Karina dan berteman dengannya, tapi dari cara Karina bersikap sepertinya ia benar-benar tak ingin punya teman.

Minjeong berusaha semampunya untuk menjadi teman Karina walaupun Yeji dan juga Ryujin sahabatnya melarangnya kerena mereka melihat Karina tak pernah bisa membalas kebaikan yang diberikan Minjeong.

"Tumben lo bawa bekal." suatu hari Ryujin bertemu dengan Minjeong di gerbang sekolah. Tak seperti biasanya menurut Ryujin, Minjeong jarang sekali berdiri di gerbang sekolah seperti ini.

"Bukan buat lo," jawab Minjeong yang kemudian langsung menyunggingkan senyumnya ketika ia melihat Karina. "Hai Karina, nih aku bawain sandwich." Minjeong memberikan kotak makanan itu kepada Karina.

"No, thanks." jawaban Karina memberikan sensasi perih di hati Minjeong, namun, ia buru-buru menghilangkan perasaan itu.

Sepeninggal Karina yang duluan masuk ke dalam sekolah, membuat Minjeong memutuskan untuk memberikan makanan itu ke Ryujin yang masih setia menunggunya.

ANTIDOTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang