Chapter 5 - Teman

534 106 15
                                    

"Kim Minjeong," gadis berambut sebahu itu memperkenalkan dirinya kepada Karina ketika bel istirahat berbunyi. Siswi lain sudah berhamburan keluar kelas, hanya tersisa Karina, Minjeong, Yeji dan juga Ryujin yang masih berada di dalam kelas.

Karena tak mendapat reaksi yang dikehendaki, Minjeong meraih tangan Karina untuk berjabat tangan dengannya. Setelah puas dengan 'pemaksaan' jabat tangan tersebut, Minjeong berkata, "Ms. Tiffany tadi pesan ke aku, kalau kamu bisa ambil buku pegangan siswa sepulang sekolah di perpustakaan." Ia lalu menyodorkan kartu identitas siswa kepada Karina dan juga kartu anggota perpustakaan. "Nanti tunjukin kartu perpus ini aja ke Kak Nana, penjaga perpus." tambahnya lagi.

Karina menerima dua kartu yang disodorkan oleh Minjeong dan tak mengatakan apapun, ia malah bangkit dan meninggalkan ketiganya di dalam kelas, masih kaget dengan perlakuan Karina.

"Nyebelin kan?" Yeji berkata lalu mendecakkan lidahnya. "Dah gue bilangin, masih ga percaya."

"Dah lah, ayo ke kantin." Ryujin menarik tangan kedua sahabatnya keluar dari kelas dan berjalan menuju kantin.

Diperjalanan dari kelas menuju kantin, banyak hal yang tiba-tiba dipikirkan oleh Minjeong tentang Karina. Walaupun ia telah tahu apa yang terjadi dengan Karina, tapi ia merasa sikap Karina yang terlalu menutup diri, membuatnya tak habis pikir.

Ms. Tiffany dan Ms. Bae yang memberitahukan tentang Karina kepada Minjeong tepat dua jam setelah nenek Oh menemui kepala sekolah dan menceritakan semuanya. Menurut Ms. Bae, memberitahukan hal ini kepada Minjeong adalah hal paling tepat agar setidaknya ada siswi yang mengerti permasalahan yang dialami Karina dan kedua guru tersebut juga berharap Minjeong dapat membantunya.

Tapi, melihat sikap Karina barusan, membuat Minjeong berpikir kembali untuk membantunya beradaptasi. Walaupun Minjeong adalah anak yang ceria, mudah bergaul dan disukai banyak orang, tapi ia tak yakin ia bisa menghadapi Karina dengan mudah.

"GUYS! SI ANAK BARU LAGI BERDIRI DI UJUNG TEPI ROOFTOP!" Yuna yang merupakan siswi dari kelas 12-2 berteriak di kantin yang langsung membuat heboh dan membuat para siswi berhamburan keluar.

Minjeong yang baru saja hendak memakan roti lapis miliknya langsung terperanjat dan berlari sekencang yang ia bisa, meninggalkan Ryujin dan Yeji yang sama terkejutnya. Ia menaiki anak tangga menuju lantai paling atas dengan kecepatan tak biasa. Walaupun terengah, ia mampu menaiki 5 lantai dalam waktu 3 menit.

Begitu tiba di lantai paling atas, Minjeong membuka kasar pintu yang ada di hadapannya. Matanya memindai bagian lantai tersebut, dan benar saja, matanya mendapati Karina tengah berdiri di ujung tepi atas sambil menatap kosong ke depan.

Dengan masih mengatur nafasnya agar kembali normal, Minjeong berjalan cepat ke arah Karina dan berusaha agar tak membuat Karina terkejut akan kehadirannya.

"Karina," suara itu terdengar lembut dan Karina langsung menoleh ke belakang dan mendapati Minjeong berdiri di bawah, mengisyaratkan dirinya untuk turun. Bulir peluh sebesar biji jagung bergulir di dahi Minjeong. Hal yang jarang sekali terjadi diluar jam olahraga. "Turun, buruan. Sebelum guru-guru tau, nanti kamu kena masalah." Ia mengingatkan.

"Berisik lo!" Hanya itu jawaban dari Karina, dan ia kemudian membalikkan badannya kembali ke depan. Kali ini ia mengambil satu langkah ke depan, mendekati ujung.

"Please, kalau kamu mau bunuh diri, jangan di sekolah ini." Minjeong menyapu rambutnya yang berantakan dengan putus asa.

"Siapa juga yang mau bunuh diri," jawab Karina masih memunggungi Minjeong. Ia lalu berdecak. Gadis berambut sebahu ini baru saja merusak mood-nya. Ia berbalik dan turun dari posisinya.

ANTIDOTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang