3

6.7K 771 92
                                    

Beberapa hari kemudian berlalu setelah kejadian yang ada di perpustakaan sekolah. Sejak saat itu, Sora belum bertemu lagi dengan para most wanted abal-abalan di sekolah ini.

Hari-harinya tentu berjalan dengan damai dan tentram sebagaimana mestinya hidup seorang figuran atau NPC.

Ohooo... Inilah kekuatan NPC!

Ia dapat bergerak secara bebas dan leluasa dalam melakukan apapun. Tidak perlu terlibat dalam serangkaian omong kosong serta pertengkaran dan percintaan para remaja.

Namun harus ia akui bahwa asupan drama dan keributannya berkurang akhir-akhir ini. Entah bagaimana caranya, ia sama sekali tidak dapat melihat interaksi para tokoh berlangsung.

Bahkan drama jambak-jambakan serta permainan penyelamatan pangeran dan putri pun tidak ada. Cih, memang dasar novel cringe dan abal-abal.

Ia kini tengah berjalan-jalan santai di sekitar sekolah. Hitung-hitung olahraga untuk memperlancar pencernaan sehabis makan siang. Ia bersiul-siul dengan santai.

Kakinya terus melangkah dengan ringan. Beberapa kali ia akan membalas sapaan dari orang yang dikenalnya ketika tidak sengaja berpapasan.

Kedua bola matanya sendiri terus bergerak kesana kemari. Seakan mencari hiburan atau hal menarik yang mampu mengusir rasa bosannya.

"Mana sih? Masa gak ada keributan beberapa hari ini. Bosenin banget."

Ia butuh asupan drama dan keributan.

"Ke ruang guru aja kali ya? Main catur sama pak Mamet. Kemaren-kemaren juga dia nyuruh gue kesana kalau lagi luang.." Gumam Sora menimbang-nimbang.

Pada akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke loker nya dahulu untuk mengambil papan beserta bidak catur miliknya sebelum pergi ke ruang guru.

Ketika Sora sudah akan mencapai loker miliknya, kakinya spontan berhenti melangkah. Kepalanya menengok ke satu arah, ke ruangan yang tidak jauh dari tempat lokernya berada. Tempat kolam renang indoor.

Telinganya mendengar keributan dari dalam sana. Dan seketika, insting detektor keributan yang ada di dalam dirinya menyala. Sora menatap bersemangat dan memutar arahnya menjadi ke tempat kolam renang indoor.

Ohooo ternyata asupan keributannya ada disana.

Ia melangkah dengan santai namun semangat empat lima. Begitu sampai, ia melihat ada begitu banyak orang disana berkerumun. Sora melompat-lompat kecil, berusaha untuk melihat apa yang terjadi di depan sana namun tidak bisa. Ia sedikit merengut jengkel.

Harus Sora akui, bahwa rata-rata-- tidak. Maksudnya semua manusia yang ada di sekolah ini memiliki tinggi badan diatas rata-rata. Entah bagaimana ceritanya, tapi semenjak Sora bersekolah disini ia tidak pernah mendapati adanya satu murid yang memiliki tubuh pendek dan mungil sepertinya.

Mereka memiliki tinggi sekitar... 172 cm keatas? Ya kira-kira segitu.. Mungkin itu angka paling rendah yang ada di sekolah ini. Jika tidak memasukkan Sora ke dalamnya.

Sedangkan tinggi badan Sora sendiri kalian tahu berapa?

149 cm.

JANGAN KETAWA! IA TIDAK PENDEK. JUSTRU IA SUDAH BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN UNTUK MENAMBAH TINGGI BADANNYA TAPI TIDAK BISA!

Dan karena tinggi badannya yang seperti sisa pensil pendek, Sora mendapatkan berbagai macam julukan dari teman-temannya. Seperti kurcaci, tuyul, anak sd, loli, tutup pulpen, kerdil, cebol, dan sebagainya.

Kesal? Sudah pasti. Tapi yasudahlah, ia tetap santuy. Pendek-pendek begini juga kalau Sora gigit sekali, mereka bisa kena rabies.

Sora berusaha untuk menyelinap diantara para titan itu. Terdorong kesana kemari oleh mereka.

Please, Leave The Extra Alone!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang