7

6.8K 869 134
                                        

Suara seruputan minuman yang kuat, membuat beberapa orang menoleh ke asal suara.

Mengamati seorang gadis mungil yang sibuk menatap jendela dengan pipi menggembung penuh dengan minuman.

Diam-diam mereka merasa gemas kepada gadis tersebut. Melihat bagaimana pipi bagai tupai itu bergerak naik dan turun menelan minuman.

Sora yang menjadi objek perhatian para pengunjung cafe, masih belum sadar. Dia masih asik mengunyah minuman yang ada di mulut nya.

Salah satu kebiasaan unik gadis itu. Mengunyah minuman dulu baru menelan nya.

Ia melamun sambil menggigit-gigit sedotannya. Mengamati orang yang berlalu lalang diluar cafe.

Pikirannya berkelana. Sudah beberapa hari ini Sora berusaha mencari kembali buku novel yang ia temukan di perpustakaan waktu itu. Novel yang terkait dengan cerita dunia yang ia tempati sekarang.

Sora ingat dengan betul bahwa ia menyimpan novel itu di deretan rak buku khusus di kamarnya. Ia mencari beberapa hari ini untuk melihat ulang nama-nama tokoh para Male Lead, tapi buku itu tidak ditemukan dimana pun.

Sora sempat curiga kalau buku itu diambil oleh orang lain. Tapi rasa-rasanya tidak mungkin karena pintu kamarnya di desain dengan pintu khusus yang hanya bisa dibuka oleh dirinya, kedua kakaknya, dan papanya.

Kalau pun diambil oleh kedua kakak dan papanya, itu sangat tidak mungkin baginya. Karena mereka tidak sekurang kerjaan itu untuk mengusik barang-barangnya. Yang ada nanti malah diamuk oleh Sora.

Bibir gadis itu melengkung ke bawah, pusing memikirkan tentang novel aneh itu yang raib entah kemana. Ia baru akan pergi setelah membayar di kasir namun urung.

"Sora?"

Gadis itu menolehkan kepalanya dan tertegun sejenak. Hanya perasaannya saja atau akhir-akhir ini ia memang selalu bertemu makhluk-makhluk ini?

Lagi-lagi Male Lead. Tapi ia tidak ingat yang keberapa dan namanya. Sejauh yang ia tahu, ia hanya mengingat nama River dan Yiguev. Itu pun karena kejadian-kejadian kemarin.

Sora tersenyum tipis, berusaha terlihat ramah. "Ohh ya, hai...?"

Lelaki di depannya mengerut, tampak masam begitu tahu bahwa Sora tidak mengingat namanya. Ia mendengus pelan, "Lo gak inget nama gue?"

Ya mana dia tahu! Memangnya Sora harus mengingat nama semua orang?!

Gadis itu menggerutu di dalam hati namun diluar tampak tersenyum, "Sorry." Singkatnya.

Dengusan pelan Sora dapat, lelaki itu melangkah mendekat ke arahnya "I'm Jercy. Orang yang lo marahin waktu di perpustakaan. Remember?" Lelaki itu berbisik rendah.

Sora masih tersenyum. Namun otaknya sedang loading. Jercy, Jercy, Jercy... Yang mana sih. Tapi tak lama kemudian ia ingat.

Jercy... Si Male Lead keempat yang paling sensitif dan hobi mengamuk itu? Si 'Mad dog' nya sekolah? Yang hobi memukul orang apabila membuatnya kesal? Yang garang tapi hello kitty dihadapan ibu nya? Dan yang ia marahi waktu itu?

"Ohh... Iya gue inget. Lo temennya Luna juga kan?" Lelaki itu mengangguk pelan dan memperhatikan Sora dari atas ke bawah.

"Ngapain lo disini?"

Sora menggidikkan dagunya ke meja yang ia tempati sebelumnya, "Makan." Santainya. Tidak takut kepada Male Lead satu ini atau kelimanya sekalipun.

Jercy melirik sekilas dan mengangguk. Sora sendiri tidak repot-repot menanyakan balik, ia segera pamit dan akan beranjak pergi. Namun tangannya dicekal oleh lelaki itu.

Please, Leave The Extra Alone!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang