Suara langkah kaki yang pelan tampak memenuhi penjuru koridor. Diiringi senandung samar yang teredam oleh bunyi gemerisik daun yang beradu dengan angin. Wajah cantik, manis, dan imut milik gadis itu disinari oleh cahaya hangat matahari. Membuatnya tampak lebih menawan dan indah bagi orang yang melihatnya.
Langkah kaki gadis itu berhenti tepat disebuah pintu. Ia mengetuk pelan pintu itu sebelum membukanya setelah mendapatkan jawaban dari dalam. Matanya segera memindai kesana kemari sambil berseru riang.
"Pak Mamet, Pak Mamet, main yuukkk..."
Nada ajakan bermain Sora itu membuat beberapa guru menoleh ke arahnya dan menggelengkan kepala. Sudah terlampau biasa akan kehadiran gadis itu yang ketika gabut akan bermain di ruang guru.
Walau telah dimarahi berkali-kali pun gadis itu tetap akan kembali lagi kemari dan mengajak bermain semua guru yang sedang senggang. Terkesan aneh memang. Namun itulah Sora.
Semua guru pun telah menyerah. Namun lambat laun, mereka justru kerap kali menantikan kehadiran Sora yang akan bermain di ruang guru. Bahkan tak jarang mereka menyeret gadis itu ke sini.
Sora benar-benar pandai dalam mencuri hati para guru. Selain pintar dalam bidang akademik, non akademik, dan bermain game, Sora juga handal dalam hal berghibah. Maka orang-orang disektarnya tidak akan heran ketika mengetahui bahwa ia adalah murid favorit dan kesayangan para guru sejak kelas sepuluh.
Sora berjalan mendekati meja Pak Mamet setelah menyapa para guru yang ada disana dan mendesah malas ketika tak mendapati kehadiran guru yang ia cari, "Yahhh... Kok gak ada sih? Padahal mau gue ajakin main gaple." Gumam gadis itu sambil menatap kartu domino di tangannya nanar. Sia-sia sudah usahanya membawa kartu itu.
Saat sedang asik menatapi kartu miliknya sambil cemberut, suara dehaman seseorang dibelakangnya membuat ia menoleh dan langsung menyengir. Ia menyalimi tangan guru tersebut, "Eh halo Bu Lea..." Sapa gadis itu ramah.
Guru itu mengangguk pelan, "Ngapain kamu disini? Bawa mainan apa lagi kamu hari ini?" Tanya wanita itu menaikkan alisnya penasaran. Sora menunjukkan kartu domino yang ada di tangannya dan bergumam polos, "Mau main gaple bu sama Pak Mamet. Tapi Pak Mametnya saya cariin gak ada."
Mata Bu Lea langsung melotot melihat benda ditangan Sora dan menjewer telinga gadis itu, "Ngapain kamu bawa kartu-kartu begituan? Mau main judi kam u, iya?!" Sora meringis dan mengaduh kesakitan, berusaha melepaskan kunciran maut guru itu di telinganya.
"Aduh duh duh, ampun bu ampun... Saya cuma pengen ganti permainan aja bu. Berat kalau saya bawa bawa papan karambol terus. Lagian kan gaple gak selalu tentang judi bu. Asal gak masang taruhan aja."
"Halah, alesan kamu! Mana sini kartu kamu, biar saya sita. Enak aja kamu mau main begituan di lingkungan sekolah."
"Yahh ibuuu jangan dong... Mending kita coba main dulu deh bu bertiga sama Pak Mamet. Seru loh bu saya jamin, gak usah pasang taruhan. Ya bu ya? Kasian Pak Mamet loh bu, beliau yang request game ini ke saya."
Wanita itu tambah memelototkan matanya ke Sora, "Gak usah ngawur kamu. Yang ada kamu yang bakal dihukum Pak Matthew kalau ketahuan bawa kartu beginian." Semprot Bu Lea padanya. Sora meringis pelan dan masih berusaha bernegosiasi.
Pasti kalian bertanya-tanya kan tentang siapa itu Pak Matthew?
Matthew Emeton atau kerap dipanggil sebagai Pak Matthew, merupakan salah satu orang dari sekian banyaknya guru killer yang ada di sekolah ini. Dan tak banyak yang memanggilnya dengan nama Matthew, dikarenakan dirinya yang lebih sering dipanggil dengan sebutan 'Pak Mamet'.
Benar, mereka adalah sosok yang sama. Alias, Matthew adalah nama asli dari Pak Mamet. Sungguh bertolak belakang. Tetapi semua itu menjadi wajar karena ada campur tangan manusia bantet kekurangan tinggi badan, yang tak lain dan tak bukan adalah Sora.

KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Leave The Extra Alone!
FantasiNeon, si cewek penganut moto 'tuhan bersama orang-orang yang santuy' tiba-tiba merasakan hidupnya gonjang ganjing. Gimana tidak gonjang ganjing coba. Setelah mati dikejar oleh kurma terbang di kamar mandinya, Neon justru tiba-tiba di lempar ke dalam...