Broken 3

418 26 0
                                    

Prang

Suara benda yang dibanting mengagetkan Abi kecil yang tengah membaca.

"Aku muak berada di sini!"

"Lalu apa maumu? Kau ingin meninggalkan aku dan Abi?"

Brak

Abi yang saat itu masih berusia lima tahun hanya bisa bersembunyi di pojok ruangan sambil menutup mata dan telinganya.

"Jika bisa aku akan melakukan itu!"

"Baik kalau begitu pergilah! Kembalilah kepada mantan kekasihmu yang kaya raya itu!"

"Jika bukan karena kau mengandung Abi, aku tidak akan pernah menikahimu! Hubunganku dengan Stella hancur karenamu!

"Kau menyalahkanku? Kau tidak ingat siapa yang lebih dulu menggodaku?"

"Aku mabuk saat itu!"

"Omong kosong!"

Brak

Tak lagi terdengar suara keributan, itu berarti salah satu orang tuanya sudah pergi. Dengan hati-hati Abi membuka pintu kamarnya. Dia menghembuskan nafasnya lega karena kedua orang tuanya sudah pergi, Abi kembali menutup pintu kamarnya. Keadaan seperti ini sudah biasa baginya sejak setahun yang lalu.

Stella.

Nama itu selalu disebut-sebut oleh ibunya sejak setahun yang lalu. Dia tidak tau siapa wanita itu, dia terlalu kecil untuk mengerti semua itu.

Hari berganti hari, Abi merasa keluarganya semakin hambar, tidak ada lagi keharmonisan seperti beberapa tahun yang lalu. Saat ini Abi dan Nina, mamanya tengah sarapan bersama tanpa kehadiran sang papa.

"Mama."

"Ada apa?"

"Apa Papa tidak pulang lagi?"

"Makan makananmu, Abi, setelah itu Mama antar kau ke sekolah."

"Iya Mama."

***

"Stella sudah bercerai dengan suaminya."

Abi berjalan mendekat ke arah pintu untuk menguping pembicaraan kedua orang tuanya.

"Lalu?"

"Aku ingin kita bercerai."

Lama Abi tidak mendengar apa pun lagi hingga mamanya berkata, "Baik. Ayo kita bercerai. Aku sudah lelah menjalani rumah tangga bersamamu."

"Baik. Ayo bercerai."

Mata Abi kecil mulai memerah. Dia pernah mendengar kata cerai dari temannya. Dulu temannya bercerita bahwa kedua orang tuanya sudah bercerai dan mereka sudah tidak tinggal serumah lagi. Bercerai berarti berpisah.

"Lalu bagaimana dengan Abi?" tanya papanya. "Aku tidak bisa membawanya bersamaku."

Air mata Abi sudah jatuh membasahi pipinya.

"Biar dia bersamaku."

"Jika kau menikah lagi, kau akan membawanya bersamamu, kan?"

"Aku tidak tau."

Hening.

"Kalau begitu, aku akan segera mengurus surat cerainya."

"Iya, uruslah."

Abi kembali naik ke atas ranjang, dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Dia menangis dalam diam. Pada akhirnya keluarganya benar-benar hancur.

BROKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang