Broken 21

213 11 6
                                    

“Ayo kita pulang, Abi.”

“Pulang?”

Harry mengangguk. “Ayo kita kembali ke New Hampshire. Kita buka lembaran baru di sana dan kita benahi diri kita.”

Mata Abi kembali berkaca-kaca.

“Dan ayo kita menikah.” lanjut Harry.

Apa Harry sedang melamarnya? Oh tidak, air matanya kembali menetes. Batin Abi.

“Kau mau, kan, menikah dengaku?”

Kepala Abi mengangguk penuh antusias. “Tentu Harry, tentu.”

Abi memeluk Harry erat-erat, menumpahkan tangis bahagianya di dada laki-laki itu.

Harry mengurai pelukannya. “Tapi ada satu hal yang harus aku lakukan.”

“Apa itu?”

“Aku ingin menemui Papamu.”

Mata Abi melebar. “Untuk apa kau menemuinya?”

“Aku ingin meminta restu padanya.”

Abi menggeleng. “Tidak, itu tidak perlu.”

“Mungkin bagimu tidak perlu, tapi bagiku itu sangat penting.”

Abi menunduk sedih. “Aku hanya takut dia tidak akan merestui kita.”

Harry mengangkat kepala Abi. “Tidak usah takut. Kau cukup percaya saja padaku.”

Perlahan kedua sudut bibir Abi terangkat. “Baiklah.”

***

Di sebuah restoran yang terdapat privat room, Harry menunggu kedatangan papa Abi. Dua hari yang lalu Abi memberi tau Dominic kalau Harry ingin bertemu dengannya dan Dominic pun langsung menyetujuinya.

Pintu terbuka, Dominic masuk ke dalam ruangan itu dan duduk di depan Harry. Untuk sesaat mereka saling terdiam hingga Harry membuka suara terlebih dulu.

“Selamat malam, Mr Langford, akhirnya kita bertemu lagi.”

“Ya, aku tidak menyangka kalau kita akan bertemu lagi.”

Hening.

“Aku dan Abi akan pergi. Kami akan kembali ke New Hampshire.”

Dominic hanya mengangguk paham tapi raut wajahnya menunjukkan kesedihan.

“Dan alasanku mengajakmu bertemu adalah, sekali lagi aku ingin meminta restumu. Aku ingin menikahi Abi.”

“Apa kau mencintainya?” tanya Dominic.

“Sangat.”

“Apa kau bisa menjaga dan melindunginya?”

“Tentu. Selama tujuh belas tahun aku sudah melakukannya.”

“Apa kau bisa membahagiakannya?”

Lama Harry terdiam sebelum dia menjawab, “Aku belum bisa menjanjikannya, tapi aku akan selalu berusaha untuk membahagiakannya.”

Setetes air mata mengalir dari mata Dominic. Selama ini dia tidak pernah menangis dan kali ini dia tidak dapat menahannya.

“Aku adalah ayah yang buruk. Aku tidak pernah bisa membahagiannya...”

Harry hanya diam tidak tau harus melakukan apa.

“Aku memang bisa memberikan segalanya padanya. Uang, rumah mewah, barang-barang branded dan yang lainnya, tapi dia tidak bahagia meski memiliki semua itu. Dia hanya bisa bahagia saat bersamamu.”

BROKEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang