1. Something about life

497 39 11
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆••











Kath berang sekali, CEO dari perusahaan yang baru kemarin menandatangani kesepakatan kerja sama dengan perusahaannya mendadak datang ke kantornya tanpa janji dan memaksa tidak akan pulang sebelum bertemu dengannya.

Waktu itu mereka memang sama-sama mengirim perwakilan, jadi mereka belum pernah bertemu. But…,

Damn it.

Kenapa tidak ada yang berjalan mulus akhir-akhir ini. Axel masih marah padanya karena terlalu sibuk di kantor dan jarang menemaninya bermain. Mami Papinya juga ikut-ikutan bikin beban pikiran dengan menyodorkan beberapa foto pria yang sudah jelas apa maksudnya.

Sekarang, ini.

Akhirnya Kath meminta Lody, yang kini sudah menjadi sekretaris pribadi resminya mengatur pertemuan mereka di salah satu ruang rapat perusahaan. Ogah rasanya membiarkan orang kurang sopan tersebut di dalam ruang pribadinya. Bisa tidak mood berhari-hari dia nanti.

Kath memasuki salah satu ruang pertemuan bisnis perusahaan dan mendapati Jazz yang tersenyum cemerlang padanya.

Kath memasuki salah satu ruang pertemuan bisnis perusahaan dan mendapati Jazz yang tersenyum cemerlang padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hi, Kath," sapa Jazz yang kini berusia 25 tahun. 8 tahun berlalu begitu saja diantara mereka.

Jazz masih tampan, badannya jadi lebih berisi dan lebih tinggi dari yang terakhir Kath ingat.

Ditambah setelan jas yang dipakainya, Jazz pastilah jadi salah satu most wanted husband selama ini, as always.

"You look great, always," katanya sambil duduk setelah melihat Kath duduk di one seat sofa di depannya.

Kath menaikkan sebelah alisnya dengan pilihan kata Jazz yang seirama dengan isi pikirannya.

"How's life?," tanya Jazz memulai percakapan mereka

"Good," jawab Kath "it's always been good,"

Jazz tersenyum, memainkan tangannya sambil melirik Kath "Lo selalu nolak kerjasama sama perusahaan utama gue, atau kontak apa pun sama gue"

Through the year(n)sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang