10. Axel

167 30 5
                                    

⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️

Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.

••☆••♡♡♡••☆
















"Lo, gue ke sekolah Axel dulu, tadi Miss nya nelfon" Kath memberitahu Lody yang sedang asik mengetik laporan mereka minggu ini "kalau nggak terlalu mendesak, tolong handle dulu sebisanya ya"

Wanita itu memeriksa jam di tangannya, "Gue cabut sekarang. Nanti gue ceritain detailnya. Thanks, Lo"

Setelah itu dia berlalu begitu saja meninggalkan Lody yang bahkan belum sempat berkata apa-apa.

"Ati-ati nyetirnya, Kath!!" teriaknya setelah selesai kaget.

" 'KAY, THANKS!!" Kath balas berteriak.

Kira-kira lima menit yang lalu penanggung jawab kelas Axel menelponnya katanya jagoan kesayangannya itu ribut dengan salah satu teman sekelasnya sampai anak itu nangis karena mendapat pukulan dari Axel.

Kath tahu betul Axel bukan anak yang suka mencari ulah, emosian apalagi ringan tangan. Sepertinya teman sekelasnya dulu yang mencari gara-gara. Yang membuat Kath khawatir adalah, apa yang kira-kira membuat Axel sampai mengeluarkan reaksi sebesar itu?. Dia khawatir.

Kakinya berjalan cepat ke ruangan kepala sekolah untuk menemui Axel, gurunya, serta keluarga anak yang katanya korban Axel. Dia merutuki jalanan padat sehingga tidak bisa sampai dengan cepat dan membiarkan Axel sendiri menghadapi guru dan orang tua temannya. Jagoannya pasti ketakutan.

"Selamat Siang. Maaf terla….mbat," Kath membeku saat melihat Jeremy sudah ada disana, sedang berdiskusi dengan seorang Wanita sosialita yang mukanya merah padam. Axel ada di samping Jeremy, memeluk lengan pria itu di atas sofa.

"Eh, Bu Katherine," Miss Citra, penanggung jawab kelas Axel berdiri menyambut Kath "Maaf kami mulai duluan soalnya tadi Pa Jeremy datang sebagai wali dari Axel dan katanya beliau sudah menghubungi Ibu

Perkenalkan ini Bu Mariella, ibunda dari siswa Mario, teman sekelasnya Axel" guru muda itu memperkenalkan wanita muda tadi bersama anaknya yang terlihat habis menangis

Kath memandang tak percaya pada Jeremy yang mengangguk seolah memberi kode untuk tidak membahas hal itu sekarang. Dia lalu duduk di sebelah Axel sesuai arahan Miss Citra dan langsung memeriksa kondisi putranya.

Karena penasaran, Kath mengintip layar laptop yang ada di depan Jeremy yang ternyata sedang menayangkan tangkapan cctv kelas dan lorong yang merekam aksi ribut Axel dan temannya.

Kath tidak bisa menonton lengkap karena kayar sudah dalam keadaan terpause tapi dia bisa melihat Axelnya dikerubungi banyak orang disitu. They gang up on her precious Axel, HOW DARE!!. Kath 100% geram.

Axel menyentuh tangannya, peka mengenai kondisi moodnya, " I'm okay, Mi" katanya lirih

"Jadi, sesuai yang terlihat di cctv," suara Jeremy terdengar tegas dan dingin "sudah bisa terlihat bahwa bukan Axel yang memulai pertengkaran. Anak Anda dan teman-temannya yang mengusik Axel kami lebih dulu, baik dengan perilaku maupun perkataan yang menyinggung."

"Itu hanya candaan anak-anak, harusnya tidak perlu dibesarkan.

Lihat anak saya dan teman-temannya, lebam! sedangkan anak itu malah baik-baik saja!" Mariella tak mau kalah

Through the year(n)sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang