⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.
Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.
Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.
••☆••♡♡♡••☆
Kath keluar ruang rapat dengan muka masam. Delia benar-benar getting on her nerves kali ini. Kenapa draft plan yang dia susun bisa ada di tangan wanita licik itu sih?!. Mana dia dengan bangganya mengaku kalau itu adalah plan miliknya, for real??.
Tangan Kath bergetar sepanjang rapat demi menahan diri tidak melabrak seringai dan muka sok polos wanita itu. Mana dengan tak tahu dirinya dia meminta Kath sebagai penanggung jawab dengan dia sebagai penasihat, like what the f*^#&$*?!.
Kesabaran Kath benar-benar ada di ambang batas.
Kath mengambil tas di ruangan lalu langsung menuju parkiran untuk mendinginkan kepala. Panggilan dari Vall dan Lody tak dihiraukannya, Kath hanya ingin secepatnya pergi dari gedung kantor jauh dari semua hal tentang nenek sihir itu.
Karena memang tidak punya tujuan pasti, alhasil dia hanya berjalan mengikuti jalan sesuai moodnya saja. Entah menuju kemana.
Benar-benar tidak ada yang berjalan lancar. Pekerjaan, Axel, juga hubungannya dengan keluarga Percy. Damn it!!. Kath memukul stir dengan kesal.
Kath teringat surat pengunduran diri yang diketik Vall untuk mereka bertiga, Kath-Vall-Lody, yang ada di dalam laci meja kerjanya. Haruskah?
2 minggu lagi proyek terakhir yang dipegangnya berakhir, inikah saatnya?
Jeff mampir ke apartemen Kath dengan segala macam barang bawaan. Dia sengaja datang agak sore karena selain menengok dia ingin membuat makan malam untuk mereka bertiga. Hitung-hitung quality time dengan Kath dan Axel.
"Ace, baby," panggil Jeff ketika tidak melihat siapapun "Ace??"
Axel keluar dari kamar dengan mata sembab, "Unc?"
"Ya, Kamu abis nangis?" Jeff menaruh segala bawaannya lalu menghampiri jagoan mungil itu "kenapa, Hm? Mau cerita?"
Masih mengucek mata, Axel bercerita kalau dia kemarin melihat Maminya menangis sambil minum saat terbangun tengah malam. "Mami marah sama aku gara-gara aku makan es krim bareng Om Jeremy,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Through the year(n)s
FanfictionWhen life's cruel but you're never a fighter. Season 2 dari bocil Kwangya High yang udah lebih dewasa. Mengandung bahasa kasar ✌🏻😸