Chapter 4

600 74 0
                                    

Sinar matahari menganggu mata ku yang sedang tertutup ini syukurlah aku masih bangun pagi ini

mengecek ponsel yang terbaring tak bernyawa di samping kepala ku, Niall tidak mengirimi ku pesan
aku hanya mengulas senyum di pagi hari ini, yah tak apa

Selamat pagi Niall, jangan lupa sarapan ya!

aku pun menapakan kaki ku ke ubin kayu ini, dingin itu yang kurasakan di kulit kaki ku

menghirup udara AC kamar yang dingin, kata dokter ini tidak baik untuk paru paru ku, tapi siapa peduli? Jika sudah di liang lahat nanti, aku tidak akan mencium aroma green tea ini

''Pagi Gurl'' sapa Moly sambil membuka pintu dengan nampan yang di tahan nya di kedua tangan nya

''hey'' aku berdiri berusaha menghampiri Moly yang kesusahan membawakan sarapan untuk ku

''kau tidak perlu seperti ini,aku bisa turun kebawah dan mengambil sarapan ku jika aku mau'' setelah membuka kan pintu lebar agar Moly lebih mudah masuk, Moly pun masuk dan menaruh nampan silver itu di pinggir meja santai ku ''ya, kau akan turun dan mengambil sarapan mu, tapi kau tidak akan mengambil yang satu ini'' ujar Moly sambil memainkan botol kecil dengan puluhan pil bewarna hijau gelap bak kotoran kuda itu

''Untuk apa aku meminum nya?'' Tanya ku lugu, jujur saja tidak ada motivasi apa apa yang mendorong ku untuk sembuh, Niall sendiri seperti yang tak acuh jika aku akan mati nanti

''agar kau sembuh''

''aku sebentar lagi mati Moly'' Moly menghentikan aktivitas melipat selimut tebal putih ku, mematung di tempat dan tak lama berbalik ke arah ku sambil mengulas senyum paksaan

''a-apa maksudmu Gurls Smith?'' lalu Moly menarik tangan ku dan mendudukan ku di tepi kasur, Moly menggenggam tangan ku ah aku tahu apa maksud nya, ia ingin aku menceritakan siapa yang tega menghancurkan semangat sembuh ku

''Seseorang berkata bahwa...well aku tidak yakin ia mengatakan ini tapi aku tahu maksud tersirat dari semua perkataannya, kau tahu Moly? Satu satu nya semangat untuk ku sembuh adalah Niall, aku tahu kau,mom,dad juga selalu menyemangati ku, namun rasanya tidak lengkap jika aku tidak menyebutkan bahwa Niall juga salah satu tujuan ku untuk sembuh, well kemarin aku pergi berkencan dengan nya dan itu..sangat menyenangkan—'' aku tersenyum—Ralat, berusaha menutupi  semua nya

''dan ya, memang menyenangkan menghabiskan waktu bersama Niall, namun ia seperti tidak peduli jika aku mati Moly'' aku bisa merasakan mata Moly memanas, cairan bening keluar dari sudut mata nya, beberapa butir air mata itu jatuh di pundak tangan ku,aku hanya menatap bingung, apa ia bisa melihat kebohongan? Apa ia menyadari bahwa aku baru saja menutupi cerita sedih ku? Ya cerita ku cukup sedih kurasa

''Gurl.. berjanjilah pada ku, kau akan berusaha melawan penyakit ini ya? Kau tahu, Niall bukannya tidak peduli, ia peduli Gurl,tapi melihat semangat mu yang memudar..mungkin itu salah satu alasannya''

''kau tidak tahu Moly—''

''aku tahu bagaimana rasanya jadi kau ataupun Niall, berjanjilah kau akan berusaha melawan penyakit ini Gurl, dan percaya lah ketika kau sembuh semua orang akan memeluk mu dengan erat''

''benarkah?''

''ya''

Night Changes [N.H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang