Chapter 6

510 80 1
                                    

''apa yang mau kau lakukan disini?'' ujar Niall setelah ia memarkikan mobil nya di bawah pohon besar ini, aku tak menjawab pertanyaan nya, aku terus melangkahkan kaki ku melewati beberapa batu nisan yang terbuat dari semen, aku bergidik ngeri melewati setiap batu nisan disini, di tambah dengan hilir angin yang menyapu rambut ku kemana mana

''Niall, kemarilah!'' tanpa senyum ataupun perasaan penasaran ia menghampiri ku, aku menunjuk ke arah tanah yang cukup besar dan kosong, Niall mengangkat sebelah alis nya

''apa? Kau menyimpan kenangan kita disana?'' aku memutar bola mata ku, ku kira ia akan berkata kasar lagi

''ku kira kau akan mengatakan ''apa? Kau akan membaringkan jasad mu disini kelak?'''' Niall tersentak mendengar nya, mata biru nya memelototi mata ku tajam, seperti hendak mengatakan sesuatu namun tidak jadi

''astaga! Aku lupa menanyakan nya, apa kau akan membaringkan jasad mu disini kelak? Lebih baik jangan disini, bagaimana jika di dekat pohon itu? Akan lebih mudah di capai, kalau disini terlalu jauh juga panas'' entah sudah berapa keping yang bececer di sana sekarang, hati ku pecah mendengar nya, rasa nya lemas, ingin sekali saat ini juga aku mati dan meninggalkan lelaki ini, si brengsek dari irlandia ini

hati ku benar benar pecah, tak tersirat wajah bersalah di wajah irish nya itu, masih nampak suci dan tidak berdosa, ya tuhan kapan aku melihat wajah nya penuh dosa?

''baiklah, aku akan memesan tanah kosong disana'' aku tersenyum getir ke arah nya, Niall hanya menatap ku malas, lalu menyelipkan tangan nya di saku, aku pun berjalan melewati nya bertujuan untuk mengunjungi calon tempat yang sudah di pilih Niall

''kau tahu? Apa pun yang kau ingin kan aku akan mengabulkannya, seperti ini—'' aku menunjuk kea rah tanah kosong di hadapan ku sekarang, Niall berjalan pelan ke arah ku

''menuruti kemauan mu agar aku di makamkan disini kelak'' aku tersenyum lebar, membuang rasa sakit itu ternyata mudah, dengan sekejap aku merasa ringan, lupa akan kesakitan yang Niall berikan, semilir angin membuat ku tenang sekarang

''Oh'' ujar nya datar dan melewati ku, senyum ku memudar  dan menatap tanah coklat yang ku injak saat ini, ini sangat menyedihkan

''kau sudah selesai? Aku masih ada urusan, jika masih betah memandangi calon tempat mu aku pergi''

''tidak, aku pulang''  

Night Changes [N.H]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang