Moses menghela napas, lantas menatap serius anggotanya. "Aku akan menjelaskan beberapa situasi kita di sini," katanya.
"Ada tiga literatur kuno yang telah ditulis oleh para ahli penutur dan arkeolog. Literatur itu memuat informasi tentang lima klan yang mendiami Negeri Angin, Aquarii." Moses menjelaskan.
"Lima klan? Banyak sekali," komentar Verzalynx seraya menutup mulutnya yang terbuka lebar.
Moses mengangguk lalu melanjutkan, "Ada Klan Aqualma si ahli partikel angin, Aquapunzel si manis embun pagi, Aquanimbus si mata badai penghancur, Aquaris sang intel sempurna, dan Aquarians yang merupakan klan mistis tak terdeteksi," jelasnya.
"Hanya ada nama dan julukan saja?" Matius bertanya kecewa.
Moses lantas menjawab, "Menurutmu? Tidak ada yang tahu informasi secara menyeluruh tentang klan-klan tadi."
"Sir," panggil Eugene. "Tadi Anda berkata bahwa ada Klan Aquarians yang merupakan klan mistis tak terdeteksi, mengapa demikian?" tanyanya.
"Karena tak ada yang tahu pasti seperti apa bentuk Klan Aquarians. Bagaimana tingkah lakunya ... serta ... seberbahaya apa mereka," jawab Moses serius.
Tanpa mereka sadari, Rhu hanya diam mendengarkan. Mata lelaki itu menatap Moses intens. Banyak pertanyaan yang berputar di otaknya. Rhu kemudian memberanikan diri untuk bertanya tentang sesuatu yang membuatnya merasa janggal.
"Sir Moses," panggilnya.
"Ada apa, Rhu?" Moses tersenyum ramah.
Rhu menelan ludah lantas berkata, "Sebenarnya aku sudah memikirkan hal ini berkali-kali ...."
"Anda hebat, Sir, tapi bukankah Anda penyihir tipe Shapeshifter? Mengapa Anda tahu banyak tentang literatur yang mayoritasnya diketahui oleh para penutur?" tanyanya.
"Ah, dan saat di Polyglosterisk Bureau juga ...." Matius tersenyum kikuk. "Mengapa penjaga itu menyebut Anda penutur yang gagal?"
Moses terdiam kaku. Mulutnya seolah-olah membisu, ia tak bisa menjawab. Perlahan rasa sakit kembali muncul di dadanya. Sesak ... aku ....
Tidak, jangan sekarang! batin Moses.
Lelaki itu memejamkan mata, berharap rasa paniknya mereda. "A–ah ... hanya masa lalu yang tak pantas diingat," katanya seraya tersenyum.
Tentu saja itu senyum palsu yang terlihat jelas oleh Rhu.
Rhu paham situasinya. "Maaf saya telah lancang," ucapnya tak enak.
Moses mengangguk dan melupakan kejadian tadi begitu saja.
***
Matius dan Moses menggunakan kombinasi dengan baik dalam mengendalikan pijakan yang mereka naiki. Namun, kejadian tak terduga membuat kemalangan dalam kombinasi tersebut.
Matius merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya. Luka dari efek samping memasuki portal makin terasa saat mereka menjelajahi Negeri Aquarii lebih jauh.
Lelaki itu mengerang kesakitan. Pengendalian gravitasinya kacau, membuat pijakan tersebut memelesat tak terkendali.
Tim Aquarius panik setengah mati. Moses menatap Matius khawatir. Lelaki itu terus mengerang. Luka-luka yang awalnya hanya sekadar goresan, melebar di antara leher sampai dadanya. Luka tersebut membentuk sebuah garis-garis rumit berwarna merah.
"Tidak salah lagi." Moses menelan salivanya. "Efek samping Portal Mammatus Dimentio adalah sebuah kutukan," katanya menyimpulkan.
"Sir, bahaya! Kita akan menabrak makhluk yang besar. Aku tidak tahu itu apa!" Rhu berseru panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guardian of Aquarii
FantasíaSetelah mendapatkan lisensi sihirnya, Lucas Gavin Alvarion, kepala sekolah Zodiac Academy, mengutus Verzalynx serta ketiga Penyihir Aquarius pilihan untuk menjalankan sebuah misi pencarian artefak Peta Bintang. Dibimbing oleh seorang Knight Of Hyper...