Bab 6 - Moses : Forgotten Memory

7 3 0
                                    

Setelah mendengar perkataan Eugene, Moses berlari ke arah Verzalynx. Wajahnya panik, keringat dingin membasahi pelipisnya. Kedua tangan lelaki itu mencengkeram kuat bahu Verzalynx.

"Kau .... Di mana buah itu?" tanya Moses khawatir.

Verzalynx menatap Moses lugu. Lelaki itu lantas beralih menatap teman-temannya yang terdiam gugup. "Ah, buah apa?" tanyanya bingung.

Moses menghela napas lantas menjawab, "Buah hitam. Eugene berkata kau memegangnya."

"Oh! Sudah kumakan," jawab Verzalynx seraya tersenyum bersemangat.

Moses, Rhu, Matius, dan Eugene seketika memasang wajah kaku.

"Apa?" tanya Moses lagi. Untuk memastikan bahwa ia tak salah mendengar.

"Sudah kumakan." Verzalynx memiringkan kepalanya. "Tepat satu menit sebelum Sir Moses menghampiriku," tambahnya.

Moses melepaskan cengkeramannya. Lelaki itu menatap Verzalynx tak percaya. Tak hanya Moses, Rhu juga terlihat kesal.

"Apa yang kau lakukan, bodoh? Kau ingin membuat Sir Moses mati karena serangan jantung?"

"Tapi, Sir Moses tidak mati," kata Verzalynx seraya menunjuk Moses yang sedang memegang kepalanya.

Matius maju dan menendang bokong Verzalynx. "Kau gila? Buah yang kau makan itu buah malapetaka!" katanya ketus.

Verzalynx lantas menyadari apa yang telah diperbuatnya.

"A–apa aku akan m–mati?" tanya Verzalynx panik.

Moses kembali menghela napas lalu memegang bahu Verzalynx. "Tenang dulu. Apa sekarang kau merasa sakit?" tanyanya. Lelaki itu berusaha menenangkan Verzalynx.

"Kurasa hanya orang bodoh seperti Verzalynx yang memakan buah malapetaka," komentar Eugene.

Rhu menoleh padanya, lantas melayangkan pukulan kecil pada kening Eugene. "Kau juga bodoh! Jangan lupakan itu," hardiknya.

"A–aku kan tidak tahu! Lagi pula buahnya datang sendiri ke tanganku. Karena aku merasa ada aroma baik dari buahnya—"

"Tepatnya aroma kematian," potong Matius seraya memutar bola mata.

Moses memelototi lelaki itu agar membiarkan Verzalynx melanjutkan perkataannya.

"Diam kau, jambul keparat!" Verzalynx mengangkat jari tengahnya, kesal.

Kemudian, lelaki itu melanjutkan perkataannya. "Jadi, setelah aku merasakan ada aura baik dari buahnya, aku langsung menelan buah hitam itu. A–apa menelan buah malapetaka adalah sebuah kesalahan? Hei, Sir, katakan padaku!" katanya dengan wajah ketakutan.

"Verzalynx, tenangkan dirimu—"

"Kurasa aku akan mati!" potong Verzalynx. "A–aku rasa lambungku mau meledak. A–aku ... tolong aku, Sir! Aku masih mau hidup dan jadi kaya raya!" Mata lelaki itu dipenuhi air mata.

"Kau tidak akan mati, Verzalynx. Tenangkan dirimu, oke? Aku akan ...." Perkataan Moses terpotong oleh sebuah alunan musik misterius. Harmoni yang seolah-olah menandakan sebuah kedatangan berbahaya.

Rhu membulatkan matanya saat Jesy membisikkan sesuatu. Tak pikir panjang, lelaki itu menarik Matius dan Eugene untuk menaiki Jesy.

"Sir Moses, cepat naik dan bawa Verzalynx kemari!" Rhu setengah berteriak.

Moses menyadari bahaya yang akan datang, lantas menarik Verzalynx untuk menyusul.

"Apa yang terjadi, Rhu?" tanya Moses penasaran.

The Guardian of AquariiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang