04. Hutan Hidup

184 160 17
                                    

┏━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━┓
THE GOLDEN EYES

&
DRAGON SWORD
┗━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━┛

.
.
.

Kepalaku pusing, tubuhku pun terasa panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepalaku pusing, tubuhku pun terasa panas. Ternyata aku jatuh menimpa Reno, tepat di atas tubuhnya. Pantas saja, rasanya empuk meski panas. Menilik sekitar tanpa sadar, hanya ada pepohonan rimbun. Cahaya matahari saja hanya mengintip sedikit saking rimbun dan rapatnya pohon-pohon disini. Aku hanya ingat sebelum pingsan, Ezza menusuk salah satu batang pohon besar dengan belatinya hingga muncul cahaya terang yang menyilaukan dengan aku yang tertarik ke dalam sana. Lalu, semuanya gelap. Dan aku terbangun disini, dengan Reno yang masih belum siuman dan Ezza yang entah lenyap kemana.

Masalahnya, yang kutahu, kami terbangun di tempat yang berbeda. Bukan di kebun dekat sekolah kami yang sedang menjalankan PTA bersama para murid yang lain. Ini jelas tempat yang berbeda.

Seperti.. Di tengah hutan belantara.

Aku sedikit mengkhawatirkan Ezza. Apa dia sempat kabur juga, dari makhluk itu?

Sembari memikirkan hal-hal yang masih membingungkan, aku mendengar suara gumaman yang sangat berisik. Mereka bersahutan, dengan suara sama yang terdengar banyak seperti paduan suara. Beberapa mengatakannya dengan jelas.

Dia benar seperti yang diramalkan

Aku pernah melihatnya

Apa? Kau bahkan tidak bisa berjalan, bodoh!

Hey, yang satu bangun

Haruskah kita menyambutnya

Kita sembuhkan dulu lukanya

Yang satu lagi kabur!

Kita tangkap dia nanti..

Hey, jaga ucapan kalian! Beliau Pemimpin kita!!

Segala perbincangan itu benar-benar terdengar jelas di segala arah. Saling bersahutan dengan suara gesekan kuat. Aku melirik kesana kemari. Setelah bangun dari tubuh Reno, ia masih terlelap damai tidak terganggu apa pun. Duduk bersila, aku meringis merasakan bahuku yang entah mengapa terasa perih. Sembari mengusap bahu, aku terus mengamati sekitar. Dimana suara-suara yang datang tadi?

Rasanya begitu dekat.

Mengumpulkan semua kekuatan. Aku bangun dengan kaki yang berdenyut, berani sumpah kakiku malah jadi nampak pengkor. Semuanya pohon. Hanya ada ratusan pohon dengan sulur-suluran yang menggantung disana-sini. Beberapa bahkan dengan penuh menutupi seluruh pohon. Tanah tidak terasa terpijak, isinya hanya tumbuhan menjalar tanpa duri penuh daun yang terasa dingin dan lembab. Baunya khas. Basah, tanah, dan segar. Menyenangkan menghirupnya, kalau saja tidak dengar suara-suara horror yang hingga kini masih belum kutahu berasal darimana.

The Golden Eyes & Dragon SwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang