03. Makhluk Menyeramkan

210 174 57
                                    

┏━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━┓
THE GOLDEN EYES

&
DRAGON SWORD
┗━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━┛

.
.
.

Mendengar tuturannya yang mengejutkan, aku hanya terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar tuturannya yang mengejutkan, aku hanya terdiam. Tidak ada yang aneh dari Ezza. Sejauh yang kutahu, dia tinggal cukup jauh dari sekolah. Rumahnya berada di tengah kebun dengan tinggal bersama Bapak tiri dan Ibu kandungnya. Semua orang juga tahu dia siswa yang ramah dan sopan. Kecuali.. Bagaimana cara dia menatap pada kami. Itu kelewat aneh.

Aku baru menyadarinya setelah diingat ulang. Matanya tersirat rindu bercampur kebencian yang mendalam. Untuk apa dia menatapku begitu? Apa yang salah dariku. Apakah pakaianku yang aneh, caraku berjalan, atau hanya saja wajahku yang menyebalkan dipandangannya. Semua terkaan itu terus berkecamuk. Pandangan mata Ezza, berbeda dengan yang lain. Reno menambahkan, ketika mereka hiking pagi tadi, Ezza selalu memperhatikan dia. Betul betul memandang Reno sepanjang perjalanan, tak kenal henti. Tidak ada yang sadar itu. Reno hanya bergidik jijik. Ezza bukan gay kan teman-teman?

Entah mengapa juga, kami jadi beranggapan, Ezza ada hubungannya dengan peristiwa dua bulan lalu. Sudah kubilang, kan? Entah mengapa. Seolah-olah, ada benang petunjuk yang menyudutkan Ezza sebagai pelakuanya. Meski begitu, kami sadar Ezza memang berpenampilan seperti manusia, kakinya juga menapak, kok. Tidak mengambang atau diseret seperti zombie. Sejauh itu normal, kecuali pandangannya yang terkadang kosong dan mendambakan kehidupan.

Akhirnya kami memutuskan berhenti membahas hal memusingkan itu. Reno membuka kantung plastik tadi yang penuh. Ada beberapa cookies bawaan Mama Gino kemarin, teman satu regu Reno. Rasanya manis dan menyenangkan dapat menatap pantulan bulan pun jutaan bintang yang berpendar. Sembari makan cookies, aku menghisap habis satu sachet yoghurt yang masih terasa dingin. Reno masih sibuk menghabiskan snack berkemasan warna warni.

Bahkan, ada permen bersoda dan minuman berbotol. Ezza sangat penuh effort. Aku bahkan baru tahu, ini semua dia yang memberikannya setelah tahu kami akan kencan, ucapnya. Reno bilang kami hanya berburu nyamuk. Untungnya kami membawa obat nyamuk, lampu kecil dan senter. Sangat disayangkan tidak diperbolehkan membawa ponsel genggam berkamera. Aku menyukai para gugusan bintang yang kini nampak lebih jelas karena sekeliling yang gelap.

Tiba-tiba, Reno berteriak. Dia mengaduh sakit sembari memegang jarinya. "Mama!" seruannya cukup keras. Karena beberapa orang menilik kami sembari menyipit. Syukur saja lampunya temaram. Diujung jarinya, kulihat mengeluarkan darah, seharusnya berhenti, tetapi terus keluar. Reno bahkan sudah menghisap jarinya. Aku jadi sedikit panik, ia hanya bersikukuh digigit kumbang kecil. Namun, memangnya kumbang bisa menghasilkan luka seperti itu?

The Golden Eyes & Dragon SwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang