┏━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━┓
THE GOLDEN EYES
&DRAGON SWORD
┗━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━┛
..
.Reno pernah berujar bahwa dirinya melihat peri kecil dengan sayap ungu muda seperti sikat giginya dan rambut putih berkilau tengah bersembunyi di balik tumpukan buku menggambarnya yang ada di atas meja belajar. Tentu saja, lagi-lagi tante Sera─Mama Reno tertawa menanggapinya guyonan semata yang biasanya anak kecil lontarkan karena mabuk cerita dongeng tiap malam.
Lalu, suatu malam, dikala langit terang benderang oleh jutaan kerlap kerlip bintang yang berpendar, Reno mengetuk jendela kamarku tak sabaran. Wajahnya panik, takut, gelisah, semuanya bercampur dengan jelas di wajahnya.
Aku mendengus kesal. Namun, tetap mengikuti langkah kaki kecilnya yang mulai kembali memanjat pagar balkon lagi karena tubuh kami yang masih sekecil telur ayam (papa yang bilang begitu) lantas, aku dan Reno mendarat tepat di balkon kamarnya yang nampak jendelanya sudah terbuka sedikit.
Tiba-tiba dia berbalik menghadapku, matanya tambah memancarkan ketakutan sampai-sampai kakinya gemetaran tak tahu tempat. Aku mengernyit bingung, sudah cukup hari-hariku yang hancur habis karena kejailan Reno yang kerap kali menarik ikatan rambutku hingga helaiannya pula ikut tercabut dari akarnya, kali ini aku tak akan percaya.
Lingkungan mendukung, sebab aku baru saja tahu beberapa detik lalu kalau daerah komplek perumahan kami mati lampu tanpa sebab padahal hujan saja tidak. Jadi, mungkin saja Reno mau bercanda menakut-nakuti diriku kan?
Aku menghela nafas keras. "Ayolah Reno, jangan bercanda lagi. Kau menganggu malam tenangku yang seharusnya kugunakan untuk latihan piano lagi. Madam Tylar akan menghapus cap anak berbakat sejagat raya di dahiku kalau-kalau di pengambilan nilai bulanan besok aku mengacau untuk pertama kalinya." Reno tak bergeming, matanya tiba-tiba terlihat seperti melirik ke dalam kamarnya yang gelap.
Aku jadi takut, sungguh.
"Aku menginap di rumahmu saja, ya?" Reno berujar dengan suara gemetar kentara. Namun saat itu aku sama sekali tidak sadar maksud dari perkataannya yang tidak biasa. Sungguh kebodohan anak sekolah dasar yang sangat menjengkelkan.
"Kau gila, ya?" saat itu aku mendelik kesal. Reflek memukul pundaknya dengan bogeman mentahku yang tepat sasaran. "Ayo masuk. Aku akan memanggil Tante Sera saja untuk menemanimu tidur malam ini." aku menggeret Reno sampai masuk ke kamarnya. Udara terasa dingin, sedikit pengap juga mencekam, sangat mirip masuk rumah horor.
Reno menggaet tanganku sembari merapatkan tubuhnya juga padaku, "Ayo menginap di rumahmu saja. Aku rela tidur di lantai dan juga tidak dapat selimut kok." ia masih mencoba membujukku untuk tidak terus masuk ke kamarnya. Tetapi, aku menolak, bersedekap dada kesal sembari melepaskan kaitan tangannya yang masih bertengger di lengan. "Tidak dan tidak, mana tega aku membiarkanmu tidur di lantai. Ayolah Ren, ini cuma mati lampu jadi jangan berlebihan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Golden Eyes & Dragon Sword
FantasiTante Sera tidak pernah percaya cerita anaknya yang tiap hari mengatakan bahwa ada peri kecil bersembunyi di dalam kotak pensilnya. Aku ikut bersaksi, namun mama juga malah sama-sama ikut terkekeh timpali aduan diriku bersama Reno karena imbas dari...