Gaara tertawa mendengar tanggapan Sakura, "Begitukah, itu cukup bagus."
"Kurasa perbincangan kalian berakhir sampai di sini," ucap Sasuke dengan mengeluarkan aura yang tidak enak.
Sasuke memegang tangan Sakura sehingga membuat gadis itu terkejut akan perlakuannya, "Apa yang kau lakukan?"
"Ikut aku!"
Sasuke menarik Sakura keluar restoran. Sedangkan Sakura hanya pasrah dan membiarkan Sasuke membawanya entah kemana. Namun, yang menjadi pertanyaan Sakura adalah Tangan Sasuke yang begitu dingin, tangan pemuda itu seperti mayat.
Mereka berdua berhenti di sebuah taman yang cukup sepi. Sasuke melepaskan pegangannya dan menatap Sakura.
"Kenapa kau membawaku ke sini?" tanya Sakura dengan bingung.
"Aku ingin kau tidak mendekati Gaara," pinta Sasuke dengan serius. Sakura semakin bingung, "Kenapa? Bukankah dia pemuda yang baik?"
"Sakura, kau tidak akan mengerti. Dia bukanlah pemuda yang baik!" ujar Sasuke mencoba meyakinkan gadis itu.
Sakura menatap Sasuke dengan serius, "Berikan aku alasan kenapa kau ingin aku menjauhinya?"
Sasuke menghembuskan nafasnya kasar, "Seharusnya kau tidak terlalu dekat dengan orang asing!"
"Lalu bagaimana denganmu, bukankah kita baru bertemu beberapa hari? Bukankah kau juga orang asing?" sentak Sakura kuat, gadis itu menatap Sasuke dengan tajam.
Sasuke terdiam mendengar perkataan gadis itu. Entah kenapa ia merasakan sesuatu yang membuatnya sesak.
"Sudahlah, aku yang akan menentukan jalanku sendiri. Terimakasih atas perhatianmu.. "
Sakura meninggalkan Sasuke yang masih terdiam. Langit yang semula cerah menjadi gelap, hujan pun mulai turun dengan lebatnya. Sasuke menatap Sakura yang semakin menjauh dari hadapannya. Ia bahkan tidak memperdulikan tubuhnya yang basah karena hujan.
Sedangkan Sakura masih berjalan di bawah hujan yang begitu deras. Langkah gadis itu terhenti, Sakura berbalik kebelakang. Namun, gadis itu sedikit kecewa kala tidak mendapati Sasuke, pemuda itu sudah pergi.
Sakura mendengus, ia pun kembali melanjutkan perjalanannya menuju restoran.
Ting!
Sakura membuka restoran dan mendapati Hinata yang tengah menghitung uang di meja kasir. Hinata menatap Sakura yang baru saja datang, dan ia pun bertanya, "Kau dari mana? Beruntung pelanggan sepi, jadi kami tidak kewalahan saat melayani mereka."
"Ah.. Hanya ada urusan sebentar," Sakura menatap sekelilingnya, namun tidak mendapati Gaara.
"Bos bilang kita akan pulang cepat hari ini, sebaiknya kau berkemas," kata Hinata kepada Sakura. Sakura mengangguk mengerti.
Setelah mereka selesai berkemas, Sakura dan Hinata pun menunggu di depan restoran. Hinata menatap arlojinya yang kini menunjukkan pukul 14.00 siang. Hujan masih mengguyur kota itu dengan lebatnya.
"Kau tidak ingin berganti baju? Bagaimana jika kau sakit?" tanya Hinata kala memperhatikan baju Sakura yang basah. Sakura tersenyum tipis, "Tidak masalah, aku akan menggantinya saat pulang kerumah."
"Ya.. Ya, kau memang keras kepala," kata Hinata pasrah, baginya menasehati Sakura hanyalah sia-sia.
Keduanya pun terlarut dalam keheningan masing-masing. Sakura menatap air hujan yang terus berjatuhan, lalu gadis itu menatap langit yang semakin gelap.
"Aku akan langsung pulang saja," kata Sakura tiba-tiba. Hinata terkejut, "Sekarang? Hujan masih sangat deras.. "
"Tidak masalah, baiklah.. Sampai jumpa Hinata," pamit Sakura dan langsung menerobos Hujan yang begitu lebat. Hinata menatap kepergian Sakura dengan khawatir, "Dasar ceroboh."
Sakura berlari kecil melewati jalanan yang begitu sepi. Gadis itu sedikit sulit melihat karena hujan yang semakin lebat. Sakura pun memutuskan untuk berteduh di halte bus yang tidak jauh darinya.
Gadis itu memeluk dirinya sendiri karena cuaca yang dingin. Sakura nampak menggigil.
Tak!
Gadis itu tersentak dan langsung menoleh kearah sumber suara. Ia terkejut kala mendapati sebuah payung yang tergeletak tidak jauh darinya.
"Bukankah sebelumnya itu tidak ada di sana? Bagaimana bisa?" gumam Sakura dengan bingung, ia menatap sekelilingnya namun tidak mendapati satu orang pun.
Sakura meraih payung itu, namun gerakannya terhenti kala mendapti sebuah kertas di sana yang bertuliskan.
*Gunakanlah dengan baik,*
Gadis itu tertegun, ia berpikir siapa orang yang memberikannya payung ini? Yang lebih membuatnya penasaran bagaimana bisa orang itu dengan cepat melakukannya?
Sakura pun memutuskan menyimpan semua rasa penasarannya dan menggunakan payung itu untuk pulang kerumahnya. Sakura kembali menerobos hujan dengan payung itu tanpa kendala apa pun.
Setelah sampai pada kediamannya, Sakura pun masuk ke dalam. Ia langsung memutuskan untuk membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya. Gadis itu menyiapkan air hangat untuk dirinya mandi dan membuat teh hangat.
Gadis itu meminum teh hangat yang ia buat sembari menunggu air hangat yang ia siapkan. Tidak membutuhkan waktu yang lama air hangat itu pun siap digunakan. Sakura pun memutuskan untuk langsung membersihkan tubuhnya.
Setelah mandi, Sakura mengenakan pakaiannya dan langsung berbaring dikasur. Gadis itu masih merasakan kedinginan meskipun selimut menyelimuti seluruh tubuhnya. Sakura menatap jam dinding yang kini menunjukkan pukul 16.00 sore.
Sakura memegang kepalanya yang terasa pusing, gadis itu mencoba memejamkan matanya agar tertidur.
***
"Aku tidak bisa mencari keberadaannya, aku takut dia akan melakukan hal yang sama."
"Sasuke.. Apakah kau yakin bahwa cinta pertamamu akan bereinkarnasi?" tanya Sai.
"Entahlah, aku merasa yakin dengan itu. Dan aku merasa bahwa Sakura lah cinta pertamaku," lirih Sasuke, pemuda itu memperhatikan hujan yang masih turun dengan lebatnya.
"Tapi, bagaimana bisa dia tidak mengingatmu?" tanya Sai lagi, dan hal itu membuat Rafael semakin penasaran.
"Aku tidak tahu, aku akan memastikannya lebih jauh lagi."
"Kurasa itu tidak perlu."
Sasuke dan Sai sedikit terkejut saat seseorang kini sudah berada dibelakang mereka. Sasuke membalikkan badannya dan menatap orang itu dengan waspada. Warna mata pemuda itu seketika berubah merah.
"Siapa kau!" tanya Sasuke dengan dingin, sedangkan Sai sudah mempersiapkan sikap waspadanya.
"Aku? Kalian tidak perlu tahu," orang asing itu mengenakan jubah sehingga Sasuke dan Sai tidak bisa mengenalinya.
"Sepertinya dia sama dengan kita, waspadalah..." bisik Sai kepada Sasuke.
"Cinta pertamamu, tidak akan pernah bisa mengingatmu," kata orang asing itu dengan tertawa.
"Aku yang mengunci ingatan kehidupan masa lalunya," lanjut perkataan orang asing itu membuat Sasuke dan Sai tertegun.
"Jadi.. Kau tahu siapa dia?" tanya Sai.
"Apa yang kau inginkan sebenarnya?" desis Sasuke marah, pemuda itu mengeluarkan aura yang begitu besar.
Orang asing itu hanya tertawa senang saat melihat ekspresi keduanya, "Aku hanya ingin bersenang-senang. Rasanya menyenangkan sekali mempermainkan ingatan seseorang. Bahkan gadis itu pun, sangat mudah untuk aku taklukkan!"
"Jika terjadi sesuatu pada dia, aku tidak akan pernah mengampunimu. Dan, berapa kali pun kau menghapus ingatannya, dia akan tetap mengingatku selamanya... Tidak akan ada yang bisa memisahkan takdir kami berdua."
***
Maaf ya gays telat update :) ... Siap siap pertama hari sekolah hehe. And btw si doi makin imut ajh :')
KAMU SEDANG MEMBACA
|Sasusaku|Find You Again
RomanceTes! Tes! Setetes air mata jatuh bersamaan dengan darah yang jatuh ke lantai, seorang gadis itu tampak kecewa pada seorang pemuda yang kini menghunuskan pedang ke perutnya. "Kamu bodoh Sakura, bodoh sekali," kata pemuda itu sembari menekan dengan...